Konservasi hutan APP tak ganggu target HTI

Senin, 28 April 2014 - 15:42 WIB
Konservasi hutan APP tak ganggu target HTI
Konservasi hutan APP tak ganggu target HTI
A A A
Sindonews.com - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyatakan konservasi satu juta hektare (ha) yang dilakukan Asia Pulp and Paper (APP) tidak akan mengganggu target penanaman hutan tanaman industri (HTI) yang ditetapkan seluas 15 juta ha.

"Bahkan upaya APP ini bisa menolong kelangsungan industri HTI. Belum memperhitungkan ada pasar baru yakni jasa lingkungan, jasa karbon, dan jasa keanekaragaman hayati," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenhut Hadi Daryanto saat launching Kebijakan Proteksi dan Konservasi satu juta hektare di Jakarta, Senin (28/4/2014).

Menurutnya, meski saat ini baru tertanam sembilan juta ha, namun lima tahun ke depan bisa dihasilkan lima juta meterkubik kayu dari HTI yang ada.

"Belum lagi ada 23 juta ha areal open access yang bisa dimanfaatkan pemain (industri HTI) baru, itu akan mendukung pencapaian HTI 15 juta ha itu," jelas Hadi.

Di tempat yang sama, Managing Director Sustainability APP Aida Greenbury mengatakan, APP tetap berkomitmen melindungi sekaligus merestorasi satu juta ha hutan. Ini dilakukan setelah perseroan menerapkan Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy).

"Untuk awalnya, prioritas akan dilakukan di lanskap Bukit Tigapuluh Jambi yakni konservasi satwa," kata Aida.

Dia mengatakan, yang dilakukan APP ini merupakan inisiatif yang disusun berdasarkan input dari para pemangku kepentingan, termasuk WWF, Greenpeace dan LSM anggota dari Solutions Working Group APP.

Pihaknya berharap kebijakan ini memberikan dampak signifikan terhadap lanskap baik di dalam dan di sekitar daerah konsesi dalam rantai pasokan APP.

Luas areal konservasi ini separuh dari total areal HTI yang menjadi pemasok bahan baku pabrik pulp dan kertas APP.

"Setelah lebih dari satu tahun kami menerapkan FCP, semakin jelas bagi kami bahwa kunci sukses menghentikan deforestasi di Indonesia adalah melalui pendekatan tingkat lanskap terhadap restorasi dan konservasi hutan," kata Aida.

Dia menambahkan, lahan tidak dapat dikonservasi atau direstorasi secara terisolasi. "Keberlanjutan dari keseluruhan lanskap harus juga dipertimbangkan dan berbagai pemangku kepentingan harus dilibatkan," katanya.

Kerja sama pemangku kepentingan lokal dan internasional, serta dengan organisasi seperti WWF, The Forest Trust dan Ekologi akan membuat usaha APP semakin efektif.

Selain lanskap Bukit Tigapuluh, diupayakan juga konservasi Harimau Sumatera dan hutan rawa gambut di Senepis Riau, Giam Siak Kecil Riau, Kampar Peninsula Riau, Kerumutan Riau, Muba Berbak Sembilang Jambi dan Sumsel, OKI Sumsel, Kubu Raya Kalbar, dan Kutai Kaltim.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6182 seconds (0.1#10.140)