Surveyor akan awasi produk impor ASEAN
A
A
A
Sindonews.com - Perusahaan verifikasi Indonesia akan mengawasi peredaran produk impor yang berasal dari negara ASEAN. Hal ini untuk menjamin mutu produk yang beredar pada era perdagangan bebas atau ASEAN Economic Community (AEC) 2015.
Vice President PT Surveyor Indonesia Imam Dasuki mengatakan, perusahaan verifikasi nasional mempunyai peranan penting dalam era pasar bebas 2015. Peranan mereka adalah pengamanan pasar domestik, peningkatan daya saing industri nasional dan penguatan ekspor atas produk-produk nasional.
Realitas dari teori itu, pihaknya akan mengawasi barang-barang impor nasional. Di mana, hanya barang yang memenuhi standar yang ditentukan pemerintah yang dapat masuk ke pasar lokal. Sebaliknya, pihaknya juga mendorong agar produk-produk Indonesia juga bisa memenuhi standar verifikasi di negara ASEAN.
"Kami akan awasi barang-barang impor itu. Diseleksi hanya yang memenuhi standar saja," katanya pada diskusi bertema Menyongsong AEC ASEAN Economic Community 2015: Pemenang atau Pecundang di Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Jumat (9/5/2014).
Dalam menghadapi pasar bebas ASEAN, lanjut dia, pihaknya melakukan lima langkah strategis. Yakni peningkatan alat operasi, akreditasi dan aspek legal, peningkatan standar kerja dan penguatan sumber daya manusia serta beraliansi dengan mitra-mitra strategis.
Dia menjelaskan, aliansi sudah dilakukan dengan perusahaan EDS Russia dan SGS. Kerja sama di dalam negeri dilakukan dengan Pertamina, PGN, PLN dan asuransi Jasindo. Pihaknya juga bekerja sama dengan kampus negeri seperti ITB, ITS, dan IPB.
Meski mengakui adanya tantangan yang cukup berat, dua perusahaan verifikasi Indonesia yakni PT Sucofindo (Persero) dan PT Surveyor Indonesia (Persero) menyatakan kesiapannya untuk berkompetisi dengan perusahaan verifikasi sejenis dari negara-negara ASEAN dalam AEC atau berlakunya ASEAN Free Trade Area (AFTA) mulai 2015.
"Kami siap bersaing dengan perusahaan verifikasi dari negara ASEAN lainnya, kami memang sudah menyiapkan diri dan mengantisipasi berlakunya pasar bebas ASEAN," kata Iman.
Sementara, Mantan Dubes RI di Vietnam Aiyub Mohsin mengemukakan, selain perdagangan dan investasi, AEC memberikan ancaman terhadap kesiapan Indonesia dalam persaingan ketenagakerjaan.
Dia menyebutkan, ada delapan profesi yang disepakati masuk dalam AEC, di antaranya jasa engineering dan jasa surveyor. "Untuk jasa surveyor kita paling siap, dan sudah diakui bisa menembus pasar internasional, tetapi yang lain akan menghadapi tantangan yang hebat," katanya.
Aiyub menyarankan, jika Indonesia tidak bisa bersaing dengan negara-negara tetangga, maka yang bisa dilakukan hanya melakukan hambatan dengan regulasi, seperti mewajiban dokter negara-negara ASEAN yang akan praktik di Indonesia harus bisa berbahasa Indonesia. "Untuk melarangnya sudah tidak mungkin lagi," pungkasnya.
Vice President PT Surveyor Indonesia Imam Dasuki mengatakan, perusahaan verifikasi nasional mempunyai peranan penting dalam era pasar bebas 2015. Peranan mereka adalah pengamanan pasar domestik, peningkatan daya saing industri nasional dan penguatan ekspor atas produk-produk nasional.
Realitas dari teori itu, pihaknya akan mengawasi barang-barang impor nasional. Di mana, hanya barang yang memenuhi standar yang ditentukan pemerintah yang dapat masuk ke pasar lokal. Sebaliknya, pihaknya juga mendorong agar produk-produk Indonesia juga bisa memenuhi standar verifikasi di negara ASEAN.
"Kami akan awasi barang-barang impor itu. Diseleksi hanya yang memenuhi standar saja," katanya pada diskusi bertema Menyongsong AEC ASEAN Economic Community 2015: Pemenang atau Pecundang di Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Jumat (9/5/2014).
Dalam menghadapi pasar bebas ASEAN, lanjut dia, pihaknya melakukan lima langkah strategis. Yakni peningkatan alat operasi, akreditasi dan aspek legal, peningkatan standar kerja dan penguatan sumber daya manusia serta beraliansi dengan mitra-mitra strategis.
Dia menjelaskan, aliansi sudah dilakukan dengan perusahaan EDS Russia dan SGS. Kerja sama di dalam negeri dilakukan dengan Pertamina, PGN, PLN dan asuransi Jasindo. Pihaknya juga bekerja sama dengan kampus negeri seperti ITB, ITS, dan IPB.
Meski mengakui adanya tantangan yang cukup berat, dua perusahaan verifikasi Indonesia yakni PT Sucofindo (Persero) dan PT Surveyor Indonesia (Persero) menyatakan kesiapannya untuk berkompetisi dengan perusahaan verifikasi sejenis dari negara-negara ASEAN dalam AEC atau berlakunya ASEAN Free Trade Area (AFTA) mulai 2015.
"Kami siap bersaing dengan perusahaan verifikasi dari negara ASEAN lainnya, kami memang sudah menyiapkan diri dan mengantisipasi berlakunya pasar bebas ASEAN," kata Iman.
Sementara, Mantan Dubes RI di Vietnam Aiyub Mohsin mengemukakan, selain perdagangan dan investasi, AEC memberikan ancaman terhadap kesiapan Indonesia dalam persaingan ketenagakerjaan.
Dia menyebutkan, ada delapan profesi yang disepakati masuk dalam AEC, di antaranya jasa engineering dan jasa surveyor. "Untuk jasa surveyor kita paling siap, dan sudah diakui bisa menembus pasar internasional, tetapi yang lain akan menghadapi tantangan yang hebat," katanya.
Aiyub menyarankan, jika Indonesia tidak bisa bersaing dengan negara-negara tetangga, maka yang bisa dilakukan hanya melakukan hambatan dengan regulasi, seperti mewajiban dokter negara-negara ASEAN yang akan praktik di Indonesia harus bisa berbahasa Indonesia. "Untuk melarangnya sudah tidak mungkin lagi," pungkasnya.
(izz)