Harga minyak dunia pekan ini ditutup memerah
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia pekan ini ditutup turun (di zona merah) karena dolar AS (USD) lebih tinggi terhadap euro untuk hari kedua. Harga sedikit berubah selama sepekan di tengah kekhawatiran situasi di Ukraina.
Indeks acuan AS, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, turun 27 sen ditutup menjadi USD99,99 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni, turun 15 sen menjadi USD107,89 per barel pada perdagangan di London.
Dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (10/5/2013), Carl Larry of Oil Outlooks and Opinion mengatakan musim gugur datang karena USD mengambil kekuatan, membuat minyak mentah lebih mahal pada mata uang lain.
USD mulai naik Kamis (8/5/2014), setelah Kepala Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi menyebutkan bank siap mengambil langkah-langkah lanjutan untuk meringankan kondisi moneter di Zona Euro bulan depan.
Sejak itu, USD meningkat sekitar dua sen, diperdagangkan USD1,37 per euro pada akhir Jumat (9/5/2014) waktu setempat.
Sebelumnya, harga melonjak pada pertempuran sengit antara pasukan Ukraina dan militan pro-Moskow di kota pelabuhan tenggara Ukraina yang menewaskan lebih dari 20 orang.
Pasar telah berada di tepi sepanjang pekan karena ketegangan, dan pedagang memantau rencana pemisahan bagian timur Ukraina pada Minggu waktu setempat.
"Kami perkirakan gejolak politik di Ukraina akan berlanjut mungkin sebagai akibat dari pemilihan presiden pada 25 Mei," kata bank Belanda, ABN AMRO dalam catatannya.
Sementara Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, mengatakan akan ada "build-up premi risiko" menjelang referendum pada 11 Mei nanti.
Indeks acuan AS, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, turun 27 sen ditutup menjadi USD99,99 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni, turun 15 sen menjadi USD107,89 per barel pada perdagangan di London.
Dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (10/5/2013), Carl Larry of Oil Outlooks and Opinion mengatakan musim gugur datang karena USD mengambil kekuatan, membuat minyak mentah lebih mahal pada mata uang lain.
USD mulai naik Kamis (8/5/2014), setelah Kepala Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi menyebutkan bank siap mengambil langkah-langkah lanjutan untuk meringankan kondisi moneter di Zona Euro bulan depan.
Sejak itu, USD meningkat sekitar dua sen, diperdagangkan USD1,37 per euro pada akhir Jumat (9/5/2014) waktu setempat.
Sebelumnya, harga melonjak pada pertempuran sengit antara pasukan Ukraina dan militan pro-Moskow di kota pelabuhan tenggara Ukraina yang menewaskan lebih dari 20 orang.
Pasar telah berada di tepi sepanjang pekan karena ketegangan, dan pedagang memantau rencana pemisahan bagian timur Ukraina pada Minggu waktu setempat.
"Kami perkirakan gejolak politik di Ukraina akan berlanjut mungkin sebagai akibat dari pemilihan presiden pada 25 Mei," kata bank Belanda, ABN AMRO dalam catatannya.
Sementara Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, mengatakan akan ada "build-up premi risiko" menjelang referendum pada 11 Mei nanti.
(dmd)