BI Harapkan Sistem Keuangan RI Berkembang Demi Stabilitas

Senin, 19 Mei 2014 - 15:38 WIB
BI Harapkan Sistem Keuangan RI Berkembang Demi Stabilitas
BI Harapkan Sistem Keuangan RI Berkembang Demi Stabilitas
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengharapkan sistem keuangan di Indonesia bisa lebih dikembangkan mengingat keadaan keuangan Indonesia saat ini masih relatif dangkal dan kurang baik, agar regulasi dan regulator tidak tertinggal dari pasar. Hal tersebut searah dengan stabilitas sistem keuangan yang semakin sulit, karena pasar keuangan global yang semakin terintegrasi.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia, Sri Adiningsih saat acara diskusi yang bertemakan "Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Ketidakseimbangan Eksternal", di Gedung BI, Jakarta, Senin, (19/5/2014).

"Sistem keuangan kita saat ini perlu selalu dikembangkan agar regulasi dan juga regulator tidak ketinggalan dari pasar global. Bahkan kalau bisa kita antisipasi ketinggalan itu. Selain itu kita juga harus kembangkan makroprudential regulatory framework. Meski sudah dikeluarkan oleh BI tapi ini perlu dikembangkan lagi," ujarnya.

Dia pun mengungkapkan, guna memperkuat stabilitas sistem keuangan di tengah ketidakseimbangan eksternal, maka BI juga harus bisa mengatur serta mengawasi dana jangka pendek. "Kita harus mengawasi dana yang masuk dan dana yang keluar jangka pendek," tambahnya.

Selain itu, perlindungan kepada investor di pasar keuangan dianggap penting agar investor atau penabung domestik menjadi tuan rumah di sistem keuangan domestik.

"Jika investor terproteksi dengan baik, maka saya yakin akan semakin meningkatkan kualitas ketahanan sistem keuangan kita," ucap Sri.

Lebih lanjut dirinya menilai, Indonesia tidak bisa membangun ekonominya lebih baik lagi jika sistem keuangan tidak stabil. "Saya rasa menjaga stabilitas sistem keuangan semakin sulit karena saat ini pasar keuangan di global semakin terintegrasi," paparnya.

Penilaiannya tersebut sejalan dengan kondisi sistem keuangan di Indonesia yang masih relatif dangkal dan sempit. "Kegagalan sistem keuangan telah menyebabkan krisis keuangan pada perbankan dan krisis ekonomi yang saya kira ongkosnya itu mahal," tutup Sri.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5198 seconds (0.1#10.140)