Indeks Awal Manufaktur China Naik
A
A
A
Indeks Manufaktur China naik pada bulan ini dan membuat saham Asia lebih tinggi, menunjukkan adanya optimisme ekonomi yang mulai stabil setelah pemerintah bergerak untuk melawan perlambatan.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (22/5/2014), indeks manajer pembelian (PMI) awal dari HSBC Holdings Plc dan Markit Economics berada di angka 49,7, melebihi estimasi median dari 48,3 analis yang disurvei oleh Bloomberg News dan pembacaan akhir 48,1 pada April.
Pada saat yang sama, angka tetap berada di bawah garis kontraksi ekspansi di angka 50. Para pemimpin Partai Komunis berspekulasi bahwa langkah-langkah seperti keringanan pajak dan pengeluaran lebih cepat untuk perkereapian akan membantu mencapai tujuan pertumbuhan sekitar 7,5 persen tahun ini tanpa usaha skala besar.
Pada saat yang sama, terjadi kemerosotan pada sektor properti dan melambatnya investasi serta penjualan ritel yang mengancam laju ekspansi.
"Beberapa tanda-tanda tentatif stabilisasi muncul, sebagian sebagai akibat dari langkah-langkah stimulus yang baru-baru ini serta biaya pinjaman yang lebih rendah," kata Qu Hongbin, kepala ekonom China di HSBC di Hong Kong
"Tapi downside risiko pertumbuhan tetap, terutama karena pasar properti terus dingin. Kami berpikir pelonggaran kebijakan yang diperlukan untuk menempatkan lantai bawah pertumbuhan dalam beberapa bulan mendatang," tuturnya.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (22/5/2014), indeks manajer pembelian (PMI) awal dari HSBC Holdings Plc dan Markit Economics berada di angka 49,7, melebihi estimasi median dari 48,3 analis yang disurvei oleh Bloomberg News dan pembacaan akhir 48,1 pada April.
Pada saat yang sama, angka tetap berada di bawah garis kontraksi ekspansi di angka 50. Para pemimpin Partai Komunis berspekulasi bahwa langkah-langkah seperti keringanan pajak dan pengeluaran lebih cepat untuk perkereapian akan membantu mencapai tujuan pertumbuhan sekitar 7,5 persen tahun ini tanpa usaha skala besar.
Pada saat yang sama, terjadi kemerosotan pada sektor properti dan melambatnya investasi serta penjualan ritel yang mengancam laju ekspansi.
"Beberapa tanda-tanda tentatif stabilisasi muncul, sebagian sebagai akibat dari langkah-langkah stimulus yang baru-baru ini serta biaya pinjaman yang lebih rendah," kata Qu Hongbin, kepala ekonom China di HSBC di Hong Kong
"Tapi downside risiko pertumbuhan tetap, terutama karena pasar properti terus dingin. Kami berpikir pelonggaran kebijakan yang diperlukan untuk menempatkan lantai bawah pertumbuhan dalam beberapa bulan mendatang," tuturnya.
(izz)