Harga Minyak di Perdagangan Asia Merosot

Kamis, 05 Juni 2014 - 15:15 WIB
Harga Minyak di Perdagangan...
Harga Minyak di Perdagangan Asia Merosot
A A A
SINGAPURA - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini merosot, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengulurkan tangan atas gejolak yang melanda Ukraina. Hal tersebut meningkatkan harapan meredanya kebuntuan terburuk antara Timur-Barat sejak Perang Dingin.

Patokan AS, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun 20 sen menjadi USD102,44 per barel. Kemudian kembali susut menjadi USD102,27 per barel pada pukul 15.00 WIB.

Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, turun 10 sen menjadi USD108,30 per barel. Harga kembali terdepresiasi menjadi USD108,23 per barel

"Patokan harga jatuh karena meredanya ketegangan antara Ukraina dan Rusia," kata Sanjeev Gupta, kepala praktik minyak dan gas Asia-Pasifik di perusahaan konsultan Ernst & Young (EY), dikutip dari Economic Times, Kamis (5/6/2014).

Berbicara di hadapan media Prancis, Rabu (4/6/2014), Putin mengatakan, pihaknya siap bertemu dengan Presiden Ukraina yang baru terpilih Petro Poroshenko, serta pemimpin Eropa Barat di sela-sela peringatan Perang Dunia II di Normandia, Prancis.

Tujuh pemimpin dalam pertemuan (tanpa Putin), memutuskan mengeluarkan Rusia dari kelompok G8 pada Maret lalu. Mereka mendesak Moskow menghentikan destablising di Ukraina atau menghadapi sanksi lebih lanjut.

Barat menuduh Rusia telah mengobarkan kerusuhan di negara tetangga, Ukraina sejak tersingkirnya presiden pro-Kremlin, Viktor Yanukovych pada Februari. Namun, Moskow membantah tuduhan itu.

Investor khawatir konflik full-blown di negara bekas Uni Soviet tersebut, jalur impor gas Eropa dari Rusia yang dapat mengganggu pasokan dan mengirim harga energi melonjak.

Di sisi lain, analis menilai harga minyak juga di bawah tekanan karena para dealer mencerna laporan pasokan energi AS yang bervariasi.

Departmen Energi AS mengatakan, stok minyak mentah komersial Amerika turun 3,4 juta barel pada pekan lalu, jauh lebih lebih besar dari perkiraan penurunan 100.000 barel.

Namun, di sisi lain stok bensin naik 200.000 barel dan distillate stocks melonjak 2 juta barel, jauh di atas kenaikan 700.000 yang diproyeksikan para analis.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5841 seconds (0.1#10.140)