Daftar Tunggu PLN di Jateng-DIY 40 Ribu
A
A
A
SEMARANG - Sebanyak 40 ribu calon pelanggan rumah tangga dan 2.000 perusahaan di wilayah Jateng dan DIY, belum terlayani pemasangan jaringan listrik baru. Seluruh calon pelanggan masih masuk daftar tunggu.
Plh GM PT PLN Persero Distribusi Jateng dan DIY Andreas Heru mengaku, permintaan pemasangan jaringan baru di Jateng dan DIY cukup tinggi. Hingga saat ini, penambahan pelanggan baru yang sudah direalisasikan sudah mencapai lebih dari 300 ribu, atau 50% dari target tahun ini, yakni 550 ribu pelanggan baru.
Belum bisa direalisasikannya penyambungan jaringan baru kepada pelanggan yang sudah mendaftar, dikarenakan PLN kehabisan anggaran untuk pengadaan material.
"Tahun ini kita dianggarkan Rp350 miliar untuk pemasangan jaringan baru, tetapi baru berjalan beberapa bulan dana sudah habis, bahkan sekarang ini sudah habis kurang lebih Rp500 miliar. Jadi kami masih defisit," katanya, Jumat (6/6/2014).
Dia mengaku, pekan ini pihaknya akan mendapatkan kucuran dana tambahan untuk dialokasikan khusus pada pemasangan jaringan baru. Hanya saja Andreas belum mengetahui secara pasti besaran dana tambahan tersebut.
"Informasinya dalam minggu ini akan ada tambahan dana, tapi kepastiannya kapan kita juga belum tahu. Mudah-mudahan secepatnya, sehingga pelanggan tidak perlu menunggu lebih lama lagi," imbuhnya.
Andreas mengatakan, berdasarkan arahan dari PLN pusat, dana tambahan tersebut diminta untuk digunakan untuk pengadaan material yang benar-benar urgent dan menjadi kebutuhan utama. "Dana harus digunakan se-efisien mungkin, karena memang terbatas," tambahnya.
Deputi Manager Komunikasi, Humas dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng-DIY, Supriyono menambahkan, untuk menekan pengeluaran pada pemasangan jaringan baru, PLN melakukan beberapa langkah. Di antaranya selektif dalam melayani pelanggan baru.
Selektif di sini, kata Supriyono adalah pelanggan yang jaraknya cukup jauh akan dipending dahulu dan diutamakan yang memiliki jarak dekat. Hal ini dilakukan untuk efisiensi pengeluaran.
"Kita punya standar jarak, yakni 20 meter dari tiang listrik, jika lebih misalnya sampai 500 meter, ini kan investasinya terlalu besar maka akan kita pending dulu," jelasnya.
Selektifitas dalam memilih pelanggan baru ini nantinya tidak hanya berlaku untuk rumah tangga tetapi juga perusahaan baik kecil maupun skala besar.
"Kalau perusaahan malah kita lebih selektif, karena untuk pemasangan jaringan baru perusahaan butuh investasi yang lumayan besar," pungkasnya.
Plh GM PT PLN Persero Distribusi Jateng dan DIY Andreas Heru mengaku, permintaan pemasangan jaringan baru di Jateng dan DIY cukup tinggi. Hingga saat ini, penambahan pelanggan baru yang sudah direalisasikan sudah mencapai lebih dari 300 ribu, atau 50% dari target tahun ini, yakni 550 ribu pelanggan baru.
Belum bisa direalisasikannya penyambungan jaringan baru kepada pelanggan yang sudah mendaftar, dikarenakan PLN kehabisan anggaran untuk pengadaan material.
"Tahun ini kita dianggarkan Rp350 miliar untuk pemasangan jaringan baru, tetapi baru berjalan beberapa bulan dana sudah habis, bahkan sekarang ini sudah habis kurang lebih Rp500 miliar. Jadi kami masih defisit," katanya, Jumat (6/6/2014).
Dia mengaku, pekan ini pihaknya akan mendapatkan kucuran dana tambahan untuk dialokasikan khusus pada pemasangan jaringan baru. Hanya saja Andreas belum mengetahui secara pasti besaran dana tambahan tersebut.
"Informasinya dalam minggu ini akan ada tambahan dana, tapi kepastiannya kapan kita juga belum tahu. Mudah-mudahan secepatnya, sehingga pelanggan tidak perlu menunggu lebih lama lagi," imbuhnya.
Andreas mengatakan, berdasarkan arahan dari PLN pusat, dana tambahan tersebut diminta untuk digunakan untuk pengadaan material yang benar-benar urgent dan menjadi kebutuhan utama. "Dana harus digunakan se-efisien mungkin, karena memang terbatas," tambahnya.
Deputi Manager Komunikasi, Humas dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng-DIY, Supriyono menambahkan, untuk menekan pengeluaran pada pemasangan jaringan baru, PLN melakukan beberapa langkah. Di antaranya selektif dalam melayani pelanggan baru.
Selektif di sini, kata Supriyono adalah pelanggan yang jaraknya cukup jauh akan dipending dahulu dan diutamakan yang memiliki jarak dekat. Hal ini dilakukan untuk efisiensi pengeluaran.
"Kita punya standar jarak, yakni 20 meter dari tiang listrik, jika lebih misalnya sampai 500 meter, ini kan investasinya terlalu besar maka akan kita pending dulu," jelasnya.
Selektifitas dalam memilih pelanggan baru ini nantinya tidak hanya berlaku untuk rumah tangga tetapi juga perusahaan baik kecil maupun skala besar.
"Kalau perusaahan malah kita lebih selektif, karena untuk pemasangan jaringan baru perusahaan butuh investasi yang lumayan besar," pungkasnya.
(izz)