Harga Minyak di Perdagangan Asia Menguat
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini menguat, didorong data ekspor China yang positif dan laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS).
Patokan AS, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, naik 11 sen menjadi USD102,77 per barel pada perdagangan pertengahan pagi. Kemudian kembali menguat 18 sen menjadi USD102,84 per barel pada pukul 12.30 WIB.
Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Juli, naik tiga sen menjadi USD108,64. Selanjutnya, merangkak ke posisi USD108,69 per barel
Surplus perdagangan China pada Mei melonjak, yang diumumkan Kamis (5/6/2014), karena pertumbuhan ekspor meningkat tajam dan impor mengalami penurunan mengejutkan.
Ekspor dari ekonomi terbesar kedua di dunia itu meningkat 7% menjadi USD195,47 miliar year-on-year (yoy), sedangkan impor turun 1,6% menjadi USD159,55 miliar. Hal ini membukukan surplus perdagangan sebesar USD35,92 miliar, naik 74,9 persen year on year.
"Laporan akhir pekan datang sebagai kejutan tak terduga yang mendasari permintaan komoditas," kata Desmond Chua, analis CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari The News International, Senin (9/6/2014).
Di sisi lain, Departemen Tenaga Kerja melaporkan ekonomi AS menambah 217.000 pekerjaan pada Mei, menandai angka di atas 200.000 secara berturut-turut.
Investor juga mengawasi situsi di Ukraina, setelah Presiden baru Petro Poroshenko berjanji untuk mengakhiri pertempuran dengan pemberontak separatis pro-Rusia di wilayah timur. Investor khawatir konflik full-blown di negara bekas Uni Soviet tersebut, jalur utama impor gas Eropa dari Rusia, akan mengganggu pasokan dan membuat harga energi melonjak.
Patokan AS, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, naik 11 sen menjadi USD102,77 per barel pada perdagangan pertengahan pagi. Kemudian kembali menguat 18 sen menjadi USD102,84 per barel pada pukul 12.30 WIB.
Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Juli, naik tiga sen menjadi USD108,64. Selanjutnya, merangkak ke posisi USD108,69 per barel
Surplus perdagangan China pada Mei melonjak, yang diumumkan Kamis (5/6/2014), karena pertumbuhan ekspor meningkat tajam dan impor mengalami penurunan mengejutkan.
Ekspor dari ekonomi terbesar kedua di dunia itu meningkat 7% menjadi USD195,47 miliar year-on-year (yoy), sedangkan impor turun 1,6% menjadi USD159,55 miliar. Hal ini membukukan surplus perdagangan sebesar USD35,92 miliar, naik 74,9 persen year on year.
"Laporan akhir pekan datang sebagai kejutan tak terduga yang mendasari permintaan komoditas," kata Desmond Chua, analis CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari The News International, Senin (9/6/2014).
Di sisi lain, Departemen Tenaga Kerja melaporkan ekonomi AS menambah 217.000 pekerjaan pada Mei, menandai angka di atas 200.000 secara berturut-turut.
Investor juga mengawasi situsi di Ukraina, setelah Presiden baru Petro Poroshenko berjanji untuk mengakhiri pertempuran dengan pemberontak separatis pro-Rusia di wilayah timur. Investor khawatir konflik full-blown di negara bekas Uni Soviet tersebut, jalur utama impor gas Eropa dari Rusia, akan mengganggu pasokan dan membuat harga energi melonjak.
(dmd)