Presiden Baru Diminta Utamakan Transportasi
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub), Bambang Susantono mengatakan, siapapun presidennya harus mengutamakan transportasi antar moda.
Menurutnya, transportasi menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi. Karena dengan transportasi yang lancar dan memadai, proses pertumbuhan ekonomi pun menjadi lancar.
"Kita itu dari timur ke barat dari Sabang ke Merauke mencapai 5.000 Km. Ini lebih luas dari New York ke Los Angeles. Ini harus penting transportasi laut, udara dan antarmoda," kata Bambang di JS Luwansa, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Transportasi antar moda sangat dibutuhkan untuk mencapai pemukiman masyarakat terutama untuk masyarakat pedalaman. Tidak mungkin hanya mengembangkan pelabuhan dan bandara saja.
Infrastruktur jalan yang berhubungan atau dikenal dengan konektivitas sangat dibutuhkan. "Kalau tidak ada jalan dan kereta api, tidak bisa sampai. Tapi kita juga harus bangun pelabuhan dan bandara," tegasnya.
Bambang mengakui, saat ini pemerintah ketinggalan jauh dalam membangun infrastruktur jika harus dibandingkan dengan permintaan.
Pembangunan infrastruktur saat ini sangat mendesak, meski pembangunannya membutuhkan waktu yang cukup lama dan tidak bisa selesai dalam satu malam.
"Karena ini bandara penuh dan sesak, jalan pantura sesak, pelabuhan penuh dan ini karena perekonomian berkembang cepat dan permintaan tumbuh. Membangun itu lama, misalnya membangun MRT butuh bertahun-tahun, tapi kita harus berpikir cepat, misalnya kereta cepat Jakarta-Surabaya harus kita pikirkan walaupun dibangun lima tahun lagi," pungkas dia.
Menurutnya, transportasi menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi. Karena dengan transportasi yang lancar dan memadai, proses pertumbuhan ekonomi pun menjadi lancar.
"Kita itu dari timur ke barat dari Sabang ke Merauke mencapai 5.000 Km. Ini lebih luas dari New York ke Los Angeles. Ini harus penting transportasi laut, udara dan antarmoda," kata Bambang di JS Luwansa, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Transportasi antar moda sangat dibutuhkan untuk mencapai pemukiman masyarakat terutama untuk masyarakat pedalaman. Tidak mungkin hanya mengembangkan pelabuhan dan bandara saja.
Infrastruktur jalan yang berhubungan atau dikenal dengan konektivitas sangat dibutuhkan. "Kalau tidak ada jalan dan kereta api, tidak bisa sampai. Tapi kita juga harus bangun pelabuhan dan bandara," tegasnya.
Bambang mengakui, saat ini pemerintah ketinggalan jauh dalam membangun infrastruktur jika harus dibandingkan dengan permintaan.
Pembangunan infrastruktur saat ini sangat mendesak, meski pembangunannya membutuhkan waktu yang cukup lama dan tidak bisa selesai dalam satu malam.
"Karena ini bandara penuh dan sesak, jalan pantura sesak, pelabuhan penuh dan ini karena perekonomian berkembang cepat dan permintaan tumbuh. Membangun itu lama, misalnya membangun MRT butuh bertahun-tahun, tapi kita harus berpikir cepat, misalnya kereta cepat Jakarta-Surabaya harus kita pikirkan walaupun dibangun lima tahun lagi," pungkas dia.
(izz)