KKP Kembangkan SDM KP di Sulawesi
A
A
A
TAKALAR - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP) melaksanakan program Pengembangan SDM KP di Sulawesi dengan sistem pendidikan vokasi, pendekatan teaching factory di satuan pendidikan tersebut.
Kepala BPSDMKP Suseno Sukoyono mengatakan, pendidikan vokasi dicirikan dengan porsi 60% praktik dan 40% teori bagi tingkat pendidikan tinggi serta 70% praktik dan 30% teori untuk tingkat pendidikan menengah.
Sementara, pendekatan teaching factory merupakan penyelenggaraan pembelajaran sesuai proses produksi yang sebenarnya dan sesuai tuntutan dunia usaha dan dunia industri.
"Untuk itu gedung praktik teaching factory di satuan pendidikan KKP dibangun yang akan seluruhnya diresmikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan," ujar dia di Takalar, Sulawesi Selatan dalam rilisnya, Kamis (26/6/2014).
Menurutnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui BPSDMKP terus mendorong upaya pengembangan SDM KP termasuk di Provinsi Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Upaya tersebut direalisasikan melalui pemberian bantuan pendidikan senilai Rp7,3 miliar dan pembangunan infrastruktur.
Pemberian bantuan terdiri dari bantuan pendidikan bagi anak pelaku utama untuk menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Perikanan (STP), Akademi Perikanan (AP) Bitung, AP Sorong, dan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Bone senilai Rp2,724 miliar.
"Kemudian bantuan pelatihan bagi masyarakat di bidang perikanan tangkap, budidaya, pengolahan, dan garam senilai Rp1,53 miliar, serta bantuan penyuluhan bagi para penyuluh senilai Rp3 miliar," jelas Suseno.
Pembangunan infrastruktur yakni berupa pembangunan empat gedung di unit pelaksana teknis BPSDM KP. Pertama, kantor utama Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Bitung, Sulawesi Utara senilai Rp4,8 miliar dengan luas bangunan 783 m2.
Kedua, Gedung Praktik (teaching factory) BPPP Aertembaga, Bitung di Sulawesi Utara senilai Rp2,3 miliar dengan luas bangunan 1.108,5 m2 dan terdiri dari dua lantai.
"Kemudian teaching factory SUPM Negeri Bone di Sulawesi Selatan senilai Rp15 miliar dengan luas bangunan 1.000 m2, serta keempat adalah Kampus Konservasi Wakatobi di Sulawesi Tenggara senilai Rp20 miliar dengan luas bangunan 1.100 m2," ujar dia.
Kepala BPSDMKP Suseno Sukoyono mengatakan, pendidikan vokasi dicirikan dengan porsi 60% praktik dan 40% teori bagi tingkat pendidikan tinggi serta 70% praktik dan 30% teori untuk tingkat pendidikan menengah.
Sementara, pendekatan teaching factory merupakan penyelenggaraan pembelajaran sesuai proses produksi yang sebenarnya dan sesuai tuntutan dunia usaha dan dunia industri.
"Untuk itu gedung praktik teaching factory di satuan pendidikan KKP dibangun yang akan seluruhnya diresmikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan," ujar dia di Takalar, Sulawesi Selatan dalam rilisnya, Kamis (26/6/2014).
Menurutnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui BPSDMKP terus mendorong upaya pengembangan SDM KP termasuk di Provinsi Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Upaya tersebut direalisasikan melalui pemberian bantuan pendidikan senilai Rp7,3 miliar dan pembangunan infrastruktur.
Pemberian bantuan terdiri dari bantuan pendidikan bagi anak pelaku utama untuk menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Perikanan (STP), Akademi Perikanan (AP) Bitung, AP Sorong, dan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Bone senilai Rp2,724 miliar.
"Kemudian bantuan pelatihan bagi masyarakat di bidang perikanan tangkap, budidaya, pengolahan, dan garam senilai Rp1,53 miliar, serta bantuan penyuluhan bagi para penyuluh senilai Rp3 miliar," jelas Suseno.
Pembangunan infrastruktur yakni berupa pembangunan empat gedung di unit pelaksana teknis BPSDM KP. Pertama, kantor utama Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Bitung, Sulawesi Utara senilai Rp4,8 miliar dengan luas bangunan 783 m2.
Kedua, Gedung Praktik (teaching factory) BPPP Aertembaga, Bitung di Sulawesi Utara senilai Rp2,3 miliar dengan luas bangunan 1.108,5 m2 dan terdiri dari dua lantai.
"Kemudian teaching factory SUPM Negeri Bone di Sulawesi Selatan senilai Rp15 miliar dengan luas bangunan 1.000 m2, serta keempat adalah Kampus Konservasi Wakatobi di Sulawesi Tenggara senilai Rp20 miliar dengan luas bangunan 1.100 m2," ujar dia.
(izz)