Minyak Brent Turun karena Serangan AS ke Irak
A
A
A
SEOUL - Harga minyak mentah brent diperdagangkan mendekati harga penutupan terendah dalam sembilan bulan dipicu spekulasi bahwa serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap kelompok militan di Irak untuk melindungi pasokan minyak di negara produsen minyak terbesar kedua di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik untuk hari ketiga.
Kontrak berjangka sedikit berubah di London setelah terkoreksi 0,4% pada 8 Agustus setelah pesawat AS menyerang kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Serangan ini untuk mencegah pembantaian etnis dan agama minoritas di Irak Utara serta melindungi personil Amerika. Sementara Presiden AS Barack Obama mendesak para pemimpin Irak untuk membentuk pemerintahan baru yang lebih inklusif.
"Ada spekulasi bahwa serangan udara AS dapat mempertahankan militan Islam tetap di bawah kontrol. Melihat konflik masa lalu di Irak, ketegangan geopolitik ini cenderung memberikan dukungan sementara terhadap harga minyak, tapi setelah sekitar satu bulan, harga akan stabil," kata analis di Samsung Futures Inc Hong Ki Sung seperti dilansir Bloomberg, Senin (11/8/2014).
Harga minyak brent di ICE Futures Europe, London untuk pengiriman September turun 0,3% menjadi USD104,68 dan naik 10 sen menjadi USD105,13 per barel pada pukul 10.59 siang waktu Seoul. Brent ditutup pada harga USD104,59 pada 6 Agustus, dan menjadi level terendah sejak November 2013. Harga telah turun 5,1% sepanjang tahun ini.
Sementara harga minyak mentah WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman September naik 38 sen ke USD98,03 per barel. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sebesar 36% di atas rata-rata 100 hari. Premi minyak mentah patokan AS ini terhadap brent diperdagangkan sebesar USD7,13, turun dibandingkan pada 8 Agustus sebesar USD7,37.
Kontrak berjangka sedikit berubah di London setelah terkoreksi 0,4% pada 8 Agustus setelah pesawat AS menyerang kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Serangan ini untuk mencegah pembantaian etnis dan agama minoritas di Irak Utara serta melindungi personil Amerika. Sementara Presiden AS Barack Obama mendesak para pemimpin Irak untuk membentuk pemerintahan baru yang lebih inklusif.
"Ada spekulasi bahwa serangan udara AS dapat mempertahankan militan Islam tetap di bawah kontrol. Melihat konflik masa lalu di Irak, ketegangan geopolitik ini cenderung memberikan dukungan sementara terhadap harga minyak, tapi setelah sekitar satu bulan, harga akan stabil," kata analis di Samsung Futures Inc Hong Ki Sung seperti dilansir Bloomberg, Senin (11/8/2014).
Harga minyak brent di ICE Futures Europe, London untuk pengiriman September turun 0,3% menjadi USD104,68 dan naik 10 sen menjadi USD105,13 per barel pada pukul 10.59 siang waktu Seoul. Brent ditutup pada harga USD104,59 pada 6 Agustus, dan menjadi level terendah sejak November 2013. Harga telah turun 5,1% sepanjang tahun ini.
Sementara harga minyak mentah WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman September naik 38 sen ke USD98,03 per barel. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sebesar 36% di atas rata-rata 100 hari. Premi minyak mentah patokan AS ini terhadap brent diperdagangkan sebesar USD7,13, turun dibandingkan pada 8 Agustus sebesar USD7,37.
(rna)