Rupiah Diprediksi Menguat Tipis
A
A
A
JAKARTA - Pengamat pasar modal Edwin Sebayang mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hari ini diperkirakan berada sekitar angka Rp11.650 per USD.
Nilai ini menguat sedikit dari penutupan rupiah kemarin di angka Rp11.687 per USD sampai Rp11.725 per USD. Pembukaan rupiah pada hari ini menurun tipis dikarenakan beberapa faktor pendukung IHSG yang berasal dari luar dan dalam negeri.
Menurutnya, ada beberapa faktor dari IHSG yang menyebabkan level rupiah menguat. "Ada beberapa faktor yang memperkuat nilai rupiah pada pembukaan hari ini beberapa faktor yang memengaruhi. Pertama adanya berita mengenai merger atau akuisisi beberapa emiten," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Selasa (19/8/2014).
Selain itu, juga adanya faktor kenaikan data perumahan properti pada Agustus. Kenaikan ini selama tiga bulan berturut-turut. Kemudian, karena meredanya ketegangan di Ukraina, sehingga membuat menguat.
Di sisi lain, dengan beredarnya uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kemarin di Bank Indonesia (BI), yang disinyalir dapat memperkuat nilai tukar rupiah terhadap USD, setelah diklarifikasi oleh Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, dia mengatakan, uang NKRI tidak berpengaruh pada nilai tukar rupiah.
"Tidak, uang NKRI ini tidak terkait dengan pelemahan atau penguatan rupiah," ujarnya.
Nilai ini menguat sedikit dari penutupan rupiah kemarin di angka Rp11.687 per USD sampai Rp11.725 per USD. Pembukaan rupiah pada hari ini menurun tipis dikarenakan beberapa faktor pendukung IHSG yang berasal dari luar dan dalam negeri.
Menurutnya, ada beberapa faktor dari IHSG yang menyebabkan level rupiah menguat. "Ada beberapa faktor yang memperkuat nilai rupiah pada pembukaan hari ini beberapa faktor yang memengaruhi. Pertama adanya berita mengenai merger atau akuisisi beberapa emiten," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Selasa (19/8/2014).
Selain itu, juga adanya faktor kenaikan data perumahan properti pada Agustus. Kenaikan ini selama tiga bulan berturut-turut. Kemudian, karena meredanya ketegangan di Ukraina, sehingga membuat menguat.
Di sisi lain, dengan beredarnya uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kemarin di Bank Indonesia (BI), yang disinyalir dapat memperkuat nilai tukar rupiah terhadap USD, setelah diklarifikasi oleh Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, dia mengatakan, uang NKRI tidak berpengaruh pada nilai tukar rupiah.
"Tidak, uang NKRI ini tidak terkait dengan pelemahan atau penguatan rupiah," ujarnya.
(izz)