Produk Bioethanol PTPN X Laris Manis di Luar Negeri
A
A
A
SURABAYA - Anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X yakni PT Energi Agro Nusantara menunjukan kineja membanggakan. Perusahaan ini berhasil memproduksi bioethanol sebagai pengganti bahan bakar solar.
Hingga saat ini, pemesanan bahan bakar alternatif dari luar negeri terus mengalami peningkatan. seperti di Filipina, Singapura, Thailand, dan negara-negara eropa menjadi langganan negara yang pesan produk dalam negeri ini.
Negara dengan pemesan terbaru adalah Singapura. Perusahaan dengan nama Vermogen Oil Pte Ltd, melalui PT Bumi Makmur Bersatu menjalin kerja sama.
Dalam kontrak kerja sama ini, Energi Agro Nusantara menyediakan 12.000 kilo liter bioethanol. Dalam kontrak kerja sama itu menyebutkan, pembelian dilakukan selama enam bulan, atau tiap bulan pihak Enero mengekspor 2.000 kl ke Singapura.
Diprediksi, jumlah negara yang melakukan pemesanan akan mengalami peningkatan secara drastis, karena manfaat yang diperoleh lebih besar.
"Sebagai tahap awal kita menjual 12.000 KL, terhitung mulai September 2014 hingga Februari 2015," kata Direktur Utama PT Enero Agus Budi Hartono setelah kontrak kerja sama di kantor PTPN X, Surabaya, Jumat (22/8/2014).
Agus mengatakan, kontrak kerja ini berjalan selama enam bulan karena menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan produksi.
Sebab tahun ini PT Enero ditargetkan bisa memproduksi 10 juta kl dari total kapasitas produksi 30 juta kl. Jika kapasitas sudah maksimal, PT Enero akan memenuhi semua keinginan pemesan.
Sesuai target, pada 2014 target Enero bisa memproduksi 10 juta liter, target tersebut akan mengalami peningkatan pada 2016 menjadi 20 juta liter, dan pada 2016 akan meningkat menjadi 30 juta liter.
"Proses pengirimannya bertahap, menyesuaikan kebutuhan dari Vermogen Oil Pte Ltd. Kalau kita siap saja, mengirim berapapun. Tetapi kebutuhan ekspor tidak jauh dari yang sudah disepakati melalui kontrak," ungkapnya.
Pasar global bioethanol, terutama di Asia cukup besar dan terbuka lebar. Dengan patokan harga USD65-USD85 sen per liter, memungkinkan Enero untuk menggenjot pasar internasional.
Terlebih harga bioethanol di dalam negeri berkisar antara Rp9.500-Rp10.000 per liter. Tetapi Enero berkeinginan mendorong produksinya dikenal di dalam negeri.
Pasalnya, perusahan pemerintah seperti Pertamina masih enggan menggunakan produk ini. Padahal, PTPN X bersedia memenuhi semua keinginan yang diinginkan Pertamina. Selain itu, proses pengiriman di bea cukai juga terkesan menganak tirikan produk ini.
Mereka mempersulit proses pengirikan barang-barang ini. "Saya lebih suka produk ini dinikmati di dalam negeri, bukan luar negeri seperti saat ini," katanya.
Hendra Ali, Representatif Vermogen Oil Pte Ltd menyebut tahap pertama ini baru membeli 12.000 kl. Namun, jumlahnya akan mengalami peningkatan. "Ke depan akan kita perbaiki kontrak kerjanya, berdasarkan kebutuhan. Jika kebutuhan bertambah, tentu kontrak kerja akan kita perbaiki," jelasnya.
Komisrais Utama Enero, Dolly P Pulungan menambahkan, saat ini ada sejumlah negara yang mengincar produk hasil olahan dari tetes tebu ini.
Ada sejumlah perusahaan seperti Daewo (Korea Selatan), Alcotra (Swiss), Rudolph Prenh (Jerman), dan Lomac (Belanda) yang sudah melirik produk tersebut.
Hingga saat ini, pemesanan bahan bakar alternatif dari luar negeri terus mengalami peningkatan. seperti di Filipina, Singapura, Thailand, dan negara-negara eropa menjadi langganan negara yang pesan produk dalam negeri ini.
Negara dengan pemesan terbaru adalah Singapura. Perusahaan dengan nama Vermogen Oil Pte Ltd, melalui PT Bumi Makmur Bersatu menjalin kerja sama.
Dalam kontrak kerja sama ini, Energi Agro Nusantara menyediakan 12.000 kilo liter bioethanol. Dalam kontrak kerja sama itu menyebutkan, pembelian dilakukan selama enam bulan, atau tiap bulan pihak Enero mengekspor 2.000 kl ke Singapura.
Diprediksi, jumlah negara yang melakukan pemesanan akan mengalami peningkatan secara drastis, karena manfaat yang diperoleh lebih besar.
"Sebagai tahap awal kita menjual 12.000 KL, terhitung mulai September 2014 hingga Februari 2015," kata Direktur Utama PT Enero Agus Budi Hartono setelah kontrak kerja sama di kantor PTPN X, Surabaya, Jumat (22/8/2014).
Agus mengatakan, kontrak kerja ini berjalan selama enam bulan karena menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan produksi.
Sebab tahun ini PT Enero ditargetkan bisa memproduksi 10 juta kl dari total kapasitas produksi 30 juta kl. Jika kapasitas sudah maksimal, PT Enero akan memenuhi semua keinginan pemesan.
Sesuai target, pada 2014 target Enero bisa memproduksi 10 juta liter, target tersebut akan mengalami peningkatan pada 2016 menjadi 20 juta liter, dan pada 2016 akan meningkat menjadi 30 juta liter.
"Proses pengirimannya bertahap, menyesuaikan kebutuhan dari Vermogen Oil Pte Ltd. Kalau kita siap saja, mengirim berapapun. Tetapi kebutuhan ekspor tidak jauh dari yang sudah disepakati melalui kontrak," ungkapnya.
Pasar global bioethanol, terutama di Asia cukup besar dan terbuka lebar. Dengan patokan harga USD65-USD85 sen per liter, memungkinkan Enero untuk menggenjot pasar internasional.
Terlebih harga bioethanol di dalam negeri berkisar antara Rp9.500-Rp10.000 per liter. Tetapi Enero berkeinginan mendorong produksinya dikenal di dalam negeri.
Pasalnya, perusahan pemerintah seperti Pertamina masih enggan menggunakan produk ini. Padahal, PTPN X bersedia memenuhi semua keinginan yang diinginkan Pertamina. Selain itu, proses pengiriman di bea cukai juga terkesan menganak tirikan produk ini.
Mereka mempersulit proses pengirikan barang-barang ini. "Saya lebih suka produk ini dinikmati di dalam negeri, bukan luar negeri seperti saat ini," katanya.
Hendra Ali, Representatif Vermogen Oil Pte Ltd menyebut tahap pertama ini baru membeli 12.000 kl. Namun, jumlahnya akan mengalami peningkatan. "Ke depan akan kita perbaiki kontrak kerjanya, berdasarkan kebutuhan. Jika kebutuhan bertambah, tentu kontrak kerja akan kita perbaiki," jelasnya.
Komisrais Utama Enero, Dolly P Pulungan menambahkan, saat ini ada sejumlah negara yang mengincar produk hasil olahan dari tetes tebu ini.
Ada sejumlah perusahaan seperti Daewo (Korea Selatan), Alcotra (Swiss), Rudolph Prenh (Jerman), dan Lomac (Belanda) yang sudah melirik produk tersebut.
(izz)