Firmanzah Ingatkan Pengendalian Inflasi
A
A
A
JAKARTA - Pakar Ekonomi UI Firmanzah mengingatkan, pengendalian inflasi dalam rentang tertentu tidak hanya sebagai instrumen pertumbuhan, tetapi mendorong penguatan fundamental ekonomi nasional sehingga sejumlah pembangunan terus berjalan.
Terkait dengan APBNP 2014, Firmanzah menjelaskan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional di level 5,5%. Sementara inflasi ditargetkan berada di level 5,3% (+ 1%). Melalui target ini, tambah Firmanzah, perekonomian nasional diharapkan dapat tumbuh positif sehingga sejumlah agenda pembangunan dapat semakin ditingkatkan.
Dia memaparkan, pengendalian risiko inflasi juga ditunjukkan pemerintah pada 2013 lalu, saat menempuh kebijakan penyesuaian harga BBM subsidi.
“Artinya desain kebijakan inflasi perlu dirumuskan dengan sangat hati-hati,” ujar Firmanzah, seperti dilansir dari situs resmi Setkab, Senin (25/8/2014).
Dia menambahkan, inflasi yang terlalu tinggi dan terlalu rendah (deflasi) adalah kondisi yang dihindari pemerintah, dalam beberapa tahun terakhir.
Kondisi itulah, lanjut Firmanzah, yang menyebabkan pemerintah berhati-hati dalam mengeluarkan sejumlah kebijakan yang akan ditempuh.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu optimis, pemerintahan berikutnya periode 2014-2019 yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan terus meningkatkan pengendalian inflasi sebagai salah satu kebijakan utama perekonomian nasional.
Dia meyakini perekonomian nasional akan terus tumbuh kuat, berkualitas dan semakin bertenaga dalam mewujudkan pembangunan yang sedang berjalan.
Terkait dengan APBNP 2014, Firmanzah menjelaskan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional di level 5,5%. Sementara inflasi ditargetkan berada di level 5,3% (+ 1%). Melalui target ini, tambah Firmanzah, perekonomian nasional diharapkan dapat tumbuh positif sehingga sejumlah agenda pembangunan dapat semakin ditingkatkan.
Dia memaparkan, pengendalian risiko inflasi juga ditunjukkan pemerintah pada 2013 lalu, saat menempuh kebijakan penyesuaian harga BBM subsidi.
“Artinya desain kebijakan inflasi perlu dirumuskan dengan sangat hati-hati,” ujar Firmanzah, seperti dilansir dari situs resmi Setkab, Senin (25/8/2014).
Dia menambahkan, inflasi yang terlalu tinggi dan terlalu rendah (deflasi) adalah kondisi yang dihindari pemerintah, dalam beberapa tahun terakhir.
Kondisi itulah, lanjut Firmanzah, yang menyebabkan pemerintah berhati-hati dalam mengeluarkan sejumlah kebijakan yang akan ditempuh.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu optimis, pemerintahan berikutnya periode 2014-2019 yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan terus meningkatkan pengendalian inflasi sebagai salah satu kebijakan utama perekonomian nasional.
Dia meyakini perekonomian nasional akan terus tumbuh kuat, berkualitas dan semakin bertenaga dalam mewujudkan pembangunan yang sedang berjalan.
(dmd)