Premium Langka, Penjual Bensin Eceran Beralih Pertamax
A
A
A
BOGOR - Masih padatnya antrean kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar) ternyata berpengaruh terhadap para penjual bensin jenis premium eceran.
Mereka mengaku merugi karena sulit mendapatkan BBM di SPBU. Karena kesulitan memperoleh BBM jenis premium, mereka pun akhirnya menjual bensin non subsidi, pertamax.
Hal ini seperti yang dilakukan Uus, salah satu penjual BBM eceran di Bogor yang beralih menjual bensin pertamax dari yang sebelumnya menjual bensin premium.
"Pas ada pembatasan premium kemarin saya rugi, karena susah nyarinya. Jadi terpaksa saya jual pertamax. Biarpun enggak untung besar yang penting enggak rugi," jelasnya, Jumat (29/8/2014).
Pria yang sering mangkal di Jalan Cidanghiang Kelurahan Barangnsiang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor ini mengaku saat menjajakan premium bisa menjual hingga 80 liter per hari. Namun, saat menjual pertamax dia hanya bisa menjual 20-30 liter per hari.
"Pertamax saya jual Rp12.000 dari harga aslinya Rp11.300," ungkap Uus.
Pedagang eceran lainnya, Sabar juga menjual bensin pertamax dari sebelumnya menjual premium. "Awalnya saya sempet bankrut, tapi dengan sisa modal saya jual bensin pertamax," tuturnya.
Dia berharap agar pemerintah bisa mengendalikan kembali stok bensin premium agar dapat kembali menjual bensin premium.
Mereka mengaku merugi karena sulit mendapatkan BBM di SPBU. Karena kesulitan memperoleh BBM jenis premium, mereka pun akhirnya menjual bensin non subsidi, pertamax.
Hal ini seperti yang dilakukan Uus, salah satu penjual BBM eceran di Bogor yang beralih menjual bensin pertamax dari yang sebelumnya menjual bensin premium.
"Pas ada pembatasan premium kemarin saya rugi, karena susah nyarinya. Jadi terpaksa saya jual pertamax. Biarpun enggak untung besar yang penting enggak rugi," jelasnya, Jumat (29/8/2014).
Pria yang sering mangkal di Jalan Cidanghiang Kelurahan Barangnsiang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor ini mengaku saat menjajakan premium bisa menjual hingga 80 liter per hari. Namun, saat menjual pertamax dia hanya bisa menjual 20-30 liter per hari.
"Pertamax saya jual Rp12.000 dari harga aslinya Rp11.300," ungkap Uus.
Pedagang eceran lainnya, Sabar juga menjual bensin pertamax dari sebelumnya menjual premium. "Awalnya saya sempet bankrut, tapi dengan sisa modal saya jual bensin pertamax," tuturnya.
Dia berharap agar pemerintah bisa mengendalikan kembali stok bensin premium agar dapat kembali menjual bensin premium.
(izz)