Pemerintah Diminta Perhatikan Perajin Serat Abaka

Senin, 08 September 2014 - 11:44 WIB
Pemerintah Diminta Perhatikan Perajin Serat Abaka
Pemerintah Diminta Perhatikan Perajin Serat Abaka
A A A
MANADO - Sementara ekonom Ellen Pakasi mengatakan, jika memang ada inisiatif untuk membuka pasar ke Filipina demi membantu kehidupan para petani abaka, harus bersifat sementara, sembari pemerintah juga harus secepatnya mencarikan jalan keluar.

Pemerintah harus fokus di satu tujuan, yakni bagaiman negara ini bisa diangkat dan dikenal sebagai produksi serat abaka terbaik dunia.

"Bukti nyata dan jalan sudah ada, tinggal bagaiman kita melalui dan mengelolanya. Ini tidak susah yang penting ada kemauan dan paling penting sinergi serta hilangkan kebiasaan terlalu banyak duduk di meja meeting," terangnya, Senin (8/9/2014).

Beberapa petani abaka ditemui mengatakan, hingga saat ini sejak tidak adanya Amrin (pembeli serat abaka) 2012, petani terpaksa menjual serat ke warga Filipina di Miangas.

"Dari sini (Talaud) ke Miangas cukup jauh. Berangkat jam 9 pagi tiba sekitar jam 8 malam. Kapal pun jarang berlabuh ke sana (Miangas) karena derasanya ombak dan kurangnya penumpang," ujar Arwan Rapitan, petani abaka.

Harga beli serat abaka oleh warga Filipina di Miangas sekitar Rp100.000 per kg. Cuma yang jadi kendala adalah transportasi ke Miangas.

"Maklum Miangas walaupun pulau perbatasan NKRI paling utara Indonesia, namun kehidupannya memprihatinkan. Kepedulian pemerintah sangat kurang, bahkan warga Filipina di sana bebas masuk, sebab tidak lebih dari satu jam antara Miangas dan Filipina," jelasnya.

Di Miangas, kata dia, masih banyak masyarakat menggunkan pola ekonomi tempo dulu, sistem barter barang. Misalnya, warga Miangas mengganti hasil pertaniannya dengan BBM Filipina, pakaian, elektronik, ayam Filipina, dan masih banyak lagi lainnya.

"Yang lebih memprihatinkan lagi, sebagian warga pelosok Miangas masih banyak mengenal Soeharto sebagai Presiden RI hingga saat ini," ujarnya tersenyum.

"Intinya kami harap, pemerintah ada tanggung jawab dan perhatian kepada kami untuk membuka penjualan serat rote. Itu harapan besar kami," ungkap Nomli Unsong, petani pisang abaka.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7808 seconds (0.1#10.140)