Pertamina Klaim 2% Konsumen Elpiji 12 Kg Migrasi ke 3 Kg
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) secara resmi telah menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram (kg) menjadi sebesar Rp114.000 per tabung, atau naik Rp1.500 per kg. Kenaikan ini dilakukan atas persetujuan pemerintah.
Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina Hanung Budya mengatakan, kenaikan tersebut mengakibatkan 2% konsumen gas elpiji 12 kg migrasi ke gas elpiji 3 kg (gas melon).
Namun, dia mengatakan, kondisi ini diyakini tidak akan memberatkan Pertamina karena kuota elpiji 3 kg masih cukup.
"Kami sudah lakukan antisipasi. Memang ada migrasi 2% saja dan itu kami sudah hitung tidak akan melampaui kuota 2014 yang sebesar 5,013 juta metrik ton. Kita juga pantau melalui program Simolek dari agen ke pangkalan," ucap dia di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Senin (15/9/2014).
Lebih lanjut Hanung mengatakan, perusahaan minyak dan gas (migas) negara tersebut mengusulkan untuk proyek gas subsidi 3 kg sebanyak 5,766 juta metrik ton. Jumlah itu naik 15% dari kuota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014.
"Peningkatan 15% karena keberhasilan konversi minyak tanah ke gas. Meningkatnya industri mikro serta adanya peningkatan daya beli masyarakat dan pertambahan penduduk," tutupnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, dampak kenaikan elpiji 12 kg tidak terlalu besar terhadap inflasi.
"Ada yang langsung dan tidak langsung. Tapi tidak terlalu besar. Apalagi bulan ini kenaikannya di tanggal 10 sehingga pengaruhnya terhadap 20 hari ke depan tidak terlalu besar," ujarnya beberapa waktu lalu.
Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina Hanung Budya mengatakan, kenaikan tersebut mengakibatkan 2% konsumen gas elpiji 12 kg migrasi ke gas elpiji 3 kg (gas melon).
Namun, dia mengatakan, kondisi ini diyakini tidak akan memberatkan Pertamina karena kuota elpiji 3 kg masih cukup.
"Kami sudah lakukan antisipasi. Memang ada migrasi 2% saja dan itu kami sudah hitung tidak akan melampaui kuota 2014 yang sebesar 5,013 juta metrik ton. Kita juga pantau melalui program Simolek dari agen ke pangkalan," ucap dia di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Senin (15/9/2014).
Lebih lanjut Hanung mengatakan, perusahaan minyak dan gas (migas) negara tersebut mengusulkan untuk proyek gas subsidi 3 kg sebanyak 5,766 juta metrik ton. Jumlah itu naik 15% dari kuota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014.
"Peningkatan 15% karena keberhasilan konversi minyak tanah ke gas. Meningkatnya industri mikro serta adanya peningkatan daya beli masyarakat dan pertambahan penduduk," tutupnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, dampak kenaikan elpiji 12 kg tidak terlalu besar terhadap inflasi.
"Ada yang langsung dan tidak langsung. Tapi tidak terlalu besar. Apalagi bulan ini kenaikannya di tanggal 10 sehingga pengaruhnya terhadap 20 hari ke depan tidak terlalu besar," ujarnya beberapa waktu lalu.
(rna)