SMGR Mulai Bangun Pembangkit Listrik Pabrik Tuban
A
A
A
JAKARTA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) telah memulai pembangunan pembangkit listrik untuk memanfaatkan gas buang (Waste Heat Recovery Power Generation/WHRPG) pabrik Tuban I-IV di Jawa Timur berkapasitas 30,6 megawatt (MW).
Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto mengatakan, proyek WHRPG di pabrik Tuban akan dibangun di pabrik Tuban I, Tuban 2, Tuban 3 dan Tuban 4.
Sehingga, proyek ini merupakan pertama kalinya di Indonesia dalam satu area seluruh panas buang dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik.
"Penggunaan teknologi ini merupakan yang kedua di Semen Indonesia, setelah sebelumnya dibangun di pabrik Indarung Padang dengan kapasitas 8,5 MW dan sudah beroperasi pada 2011," kata dia dalam rilisnya, Rabu (22/10/2014).
Proyek ini hasil kerja sama Semen Indonesia dengan JFE Engineering Jepang. Kedua perusahaan sebelumnya telah menandatangani perjanjian kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) di Tokyo, Jepang pada 25 Maret 2013.
Menurutnya, proyek ini memiliki nilai investasi sebesar Rp638 miliar. "Pembangunan WHRPG dengan kapasitas 30,6 MW ini akan dikerjakan selama 26 bulan, mulai Oktober 2014 dan direncanakan beroperasi pada akhir semester II/2016," ujar Dwi.
Dia menjelaskan, cara kerja pembangkit listrik WHRPG sama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sedangkan yang membedakan, WHRPG tidak menggunakan batu bara atau Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menghasilkan tenaga panas, namun menggunakan gas buang operasional pabrik.
"Dengan selesainya pembangunan proyek ini maka akan mengurangi penggunaan listrik di PT PLN sebesar 152 juta kWh per tahun dengan penghematan biaya listrik sekitar Rp120 miliar pertahun," jelasnya.
Sementara, output yang dihasilkan WHRG sebesar 30,6 MW ini setara dengan sepertiga dari konsumsi listrik empat pabrik Tuban yang mencapai 140 MW.
Besarnya energi listrik yang dihasilkan mampu memberi nilai efisiensi yang cukup besar. Selain efisiensi pada biaya listrik, nilai yang didapat adalah sumbangsih Semen Indonesia bagi lingkungan.
"Lewat WHRPG ini membuktikan pabrik yang dimiliki perseroan di Tuban merupakan pabrik ramah lingkungan, dibuktikan dengan pengurangan emisi gas buang pada semua operasional pabrik," jelas Dwi.
Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto mengatakan, proyek WHRPG di pabrik Tuban akan dibangun di pabrik Tuban I, Tuban 2, Tuban 3 dan Tuban 4.
Sehingga, proyek ini merupakan pertama kalinya di Indonesia dalam satu area seluruh panas buang dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik.
"Penggunaan teknologi ini merupakan yang kedua di Semen Indonesia, setelah sebelumnya dibangun di pabrik Indarung Padang dengan kapasitas 8,5 MW dan sudah beroperasi pada 2011," kata dia dalam rilisnya, Rabu (22/10/2014).
Proyek ini hasil kerja sama Semen Indonesia dengan JFE Engineering Jepang. Kedua perusahaan sebelumnya telah menandatangani perjanjian kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) di Tokyo, Jepang pada 25 Maret 2013.
Menurutnya, proyek ini memiliki nilai investasi sebesar Rp638 miliar. "Pembangunan WHRPG dengan kapasitas 30,6 MW ini akan dikerjakan selama 26 bulan, mulai Oktober 2014 dan direncanakan beroperasi pada akhir semester II/2016," ujar Dwi.
Dia menjelaskan, cara kerja pembangkit listrik WHRPG sama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sedangkan yang membedakan, WHRPG tidak menggunakan batu bara atau Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menghasilkan tenaga panas, namun menggunakan gas buang operasional pabrik.
"Dengan selesainya pembangunan proyek ini maka akan mengurangi penggunaan listrik di PT PLN sebesar 152 juta kWh per tahun dengan penghematan biaya listrik sekitar Rp120 miliar pertahun," jelasnya.
Sementara, output yang dihasilkan WHRG sebesar 30,6 MW ini setara dengan sepertiga dari konsumsi listrik empat pabrik Tuban yang mencapai 140 MW.
Besarnya energi listrik yang dihasilkan mampu memberi nilai efisiensi yang cukup besar. Selain efisiensi pada biaya listrik, nilai yang didapat adalah sumbangsih Semen Indonesia bagi lingkungan.
"Lewat WHRPG ini membuktikan pabrik yang dimiliki perseroan di Tuban merupakan pabrik ramah lingkungan, dibuktikan dengan pengurangan emisi gas buang pada semua operasional pabrik," jelas Dwi.
(izz)