Ini Harapan HT pada Kabinet Kerja Jokowi-JK
A
A
A
JAKARTA - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) berharap Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat betul-betul bekerja untuk memulihkan ekonomi Indonesia.
"Indonesia ini ekonomi makronya boleh tumbuh 5%-6%. Yang seharusnya bisa tumbuh lebih dari itu, katakanlah 7%-9%," katanya di Gedung MNC Tower, Senin (27/10/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang merata menjadi hal yang harus diperhatikan para penggawa pemerintahan saat ini. Kesejahteraan jangan hanya menjadi milik masyarakat menengah atas, melainkan juga masyarakat kelas bawah.
Sebab, lanjut HT, pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih tidak merata. Sehingga, setiap tahun kesenjangan sosial yang terjadi semakin lebar.
"Jadi tantangan pemerintahan Indonesia ke depan bukan hanya pertumbuhan makro berapa persen, tapi pastikan distribusinya menyentuh semua lapisan masyarakat," imbuhnya.
HT mencontohkan, saat ini usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih dihadapkan pada kendala pendanaan. Para pengusaha mikro harus menanggung bunga besar jika meminjam uang di perbankan.
"Ke bank pemerintah saja bunganya 20% lebih, ke bank pasar 40%. Kalau enggak bisa, bank keliling bisa sampai 100%. Jadi penghasilan mereka hanya cukup untuk ngangsur utang dan bunganya. Kapan mereka bisa tumbuh jadi lebih baik," terangnya.
Seharusnya, kata dia, pengusaha kecil dibebankan bunga pinjaman kredit yang lebih kecil dari usaha besar. Bukan justru harus menanggung beban bunga yang jauh lebih besar.
"Jadi terbalik, kalau misalnya usaha yang besar kalau kredit bunganya 12%-13%, seharusnya pengusaha kecil lebih rendah lagi. Supaya mereka punya saving, punya tabungan, punya lebih untuk mereka berkembang," pungkas Hary Tanoesoedibjo.
"Indonesia ini ekonomi makronya boleh tumbuh 5%-6%. Yang seharusnya bisa tumbuh lebih dari itu, katakanlah 7%-9%," katanya di Gedung MNC Tower, Senin (27/10/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang merata menjadi hal yang harus diperhatikan para penggawa pemerintahan saat ini. Kesejahteraan jangan hanya menjadi milik masyarakat menengah atas, melainkan juga masyarakat kelas bawah.
Sebab, lanjut HT, pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih tidak merata. Sehingga, setiap tahun kesenjangan sosial yang terjadi semakin lebar.
"Jadi tantangan pemerintahan Indonesia ke depan bukan hanya pertumbuhan makro berapa persen, tapi pastikan distribusinya menyentuh semua lapisan masyarakat," imbuhnya.
HT mencontohkan, saat ini usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih dihadapkan pada kendala pendanaan. Para pengusaha mikro harus menanggung bunga besar jika meminjam uang di perbankan.
"Ke bank pemerintah saja bunganya 20% lebih, ke bank pasar 40%. Kalau enggak bisa, bank keliling bisa sampai 100%. Jadi penghasilan mereka hanya cukup untuk ngangsur utang dan bunganya. Kapan mereka bisa tumbuh jadi lebih baik," terangnya.
Seharusnya, kata dia, pengusaha kecil dibebankan bunga pinjaman kredit yang lebih kecil dari usaha besar. Bukan justru harus menanggung beban bunga yang jauh lebih besar.
"Jadi terbalik, kalau misalnya usaha yang besar kalau kredit bunganya 12%-13%, seharusnya pengusaha kecil lebih rendah lagi. Supaya mereka punya saving, punya tabungan, punya lebih untuk mereka berkembang," pungkas Hary Tanoesoedibjo.
(izz)