Minyak Murah dari Angola Dipertanyakan
A
A
A
JAKARTA - Klaim pemerintah mengenai penghematan yang diperoleh dari kerja sama pembelian minyak dari perusahaan migas Angola, Sonangol EP, dipertanyakan.
Pasalnya belum ada kejelasan mengenai harga minyak yang ditawarkan. “Apakah benar membeli minyak dari Angola akan memberikan penghematan anggaran negara sebesar 25%. Saya sangat tidak yakin itu, sebaiknya Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) menjelaskan ke publik apa yang dimaksud dengan hemat 25% itu,” ungkap Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Sebelumnya Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan bahwa pembelian minyak ke Angola bisa menghemat sebanyak USD2,5 juta per hari, denganmengandaikan jika negara itu mampu memasok minyak hingga 100.000barelperhari. Bahkan, dalam setahun pemerintah memperki rakan penghematan sekitar Rp15 triliun.
Sofyano mengatakan, harga jual minyak dari Angola belum tentu bisa semurah yang diklaim pemerintah. Sebab, berdasarkan data Energy Intelegence Research yang dilansir tahun 2011, Chevron dan Exxon turut terlibat dalam pengelolaan migas di Angola, bekerja sama dengan Sonangol EP. Menurut badan internasional yang menghimpun data terkait perusahaan migas di seluruh dunia itu, saham perusahaan lain dalam pengelolaan Migas di Angola persentasenya bahkan lebih besar dari pihak Sonangol EP.
“Apakah perusahaan minyak itu juga setuju Sonangol menjual minyak ke Pemerintah Indonesia dengan harga yang lebih murah 25% ketimbang mereka menjual ke negara lain?” ujarnya. Menurut Sofyano, penghematan besar bisa terjadi jika harga jual minyak dari Sonangol lebih murah 25% dari standar harga minyak dunia. Jika saat ini harga minyak dunia rata rata di angka USD86 per barel, imbuh dia, maka Sonangol diproyeksikan menjual minyaknya ke Indonesia dengan harga sekitar USD64,5 per barel.
“Jika Angola atau pihak Sonangol EP bersedia menjual minyak ke Indonesia dengan potongan harga sekitar itu, apa kepentingannya? Mengapa mereka tidak memberlakukan hal yang sama kepada negara lain yang juga banyak membutuhkan pasokan minyak,” tuturnya.
Sebelumnya Menteri ESDM Sudirman Said juga mengatakan bahwa Sonangol berencana membangun kilang pengolahan minyak mentah menjadi BBM bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero). Menurut dia, kilang tersebut akan memperoleh suplai minyak mentah dari Sonangol. Selain kerja sama kilang, Sonangol berniat menyuplai minyak mentah yang sesuai ke kilang milik Pertamina.
Nanang wijayanto/ant
Pasalnya belum ada kejelasan mengenai harga minyak yang ditawarkan. “Apakah benar membeli minyak dari Angola akan memberikan penghematan anggaran negara sebesar 25%. Saya sangat tidak yakin itu, sebaiknya Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) menjelaskan ke publik apa yang dimaksud dengan hemat 25% itu,” ungkap Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Sebelumnya Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan bahwa pembelian minyak ke Angola bisa menghemat sebanyak USD2,5 juta per hari, denganmengandaikan jika negara itu mampu memasok minyak hingga 100.000barelperhari. Bahkan, dalam setahun pemerintah memperki rakan penghematan sekitar Rp15 triliun.
Sofyano mengatakan, harga jual minyak dari Angola belum tentu bisa semurah yang diklaim pemerintah. Sebab, berdasarkan data Energy Intelegence Research yang dilansir tahun 2011, Chevron dan Exxon turut terlibat dalam pengelolaan migas di Angola, bekerja sama dengan Sonangol EP. Menurut badan internasional yang menghimpun data terkait perusahaan migas di seluruh dunia itu, saham perusahaan lain dalam pengelolaan Migas di Angola persentasenya bahkan lebih besar dari pihak Sonangol EP.
“Apakah perusahaan minyak itu juga setuju Sonangol menjual minyak ke Pemerintah Indonesia dengan harga yang lebih murah 25% ketimbang mereka menjual ke negara lain?” ujarnya. Menurut Sofyano, penghematan besar bisa terjadi jika harga jual minyak dari Sonangol lebih murah 25% dari standar harga minyak dunia. Jika saat ini harga minyak dunia rata rata di angka USD86 per barel, imbuh dia, maka Sonangol diproyeksikan menjual minyaknya ke Indonesia dengan harga sekitar USD64,5 per barel.
“Jika Angola atau pihak Sonangol EP bersedia menjual minyak ke Indonesia dengan potongan harga sekitar itu, apa kepentingannya? Mengapa mereka tidak memberlakukan hal yang sama kepada negara lain yang juga banyak membutuhkan pasokan minyak,” tuturnya.
Sebelumnya Menteri ESDM Sudirman Said juga mengatakan bahwa Sonangol berencana membangun kilang pengolahan minyak mentah menjadi BBM bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero). Menurut dia, kilang tersebut akan memperoleh suplai minyak mentah dari Sonangol. Selain kerja sama kilang, Sonangol berniat menyuplai minyak mentah yang sesuai ke kilang milik Pertamina.
Nanang wijayanto/ant
(ars)