BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Lebih Baik
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV tahun 2014 lebih baik dari kuartal sebelumnya yang hanya 5,01%.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia Juda Agung mengatakan, membaiknya pertumbuhan pada kuartal IV akan sangat tergantung dari konsumsi pemerintah.
Dia menjelaskan, apabila konsumsi pemerintah positif, maka pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh lebih baik. Namun sebaliknya, jika konsumsi pemerintah negatif, maka pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah dibandingkan kuartal III.
"Kuartal IV sangat tergantung pada fiskal, tergantung pada konsumsi pemerintah. Jika konsumsi pemerintah seperti kuartal III, maka masih akan rebound," kata Juda saat Seminar Economic Outlook dengan tema "Indonesia 2015 and Beyond: Reinventing Economic Priorities" di Jakarta, Kamis (6/11/2014).
Di samping itu, dia memapaparkan, saat ini kondisi global terbagi dalam 4 Big Economic, seperti Eropa, Jepang, China, dan USA. Menurut Juda, pertumbuhan ekonomi China masih bisa tumbuh sekitar 7,4% pada tahun ini.
Namun, dia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi China bisa saja mengalami penurunan menjadi 5%.
"Mungkin bisa saja 2-3 tahun akan turun menjadi 5%," paparnya.
Dengan adanya pelemahan China akan berdampak pada negara lain, seperti Eropa. Selain itu, berdampak pada Asia pasifik dan juga kepada negara-negara komoditi ekspor dan Australia.
"Implikasi pelemahan China sebagai importir terbesar dari private komoditi, yaitu harga komoditas mengalami penurunan secara terus menerus," papar dia.
Dia menjelaskan, untuk delapan komoditi terbesar, enam diantaranya mengalami penurunan, seperti coal, palm oil, rubber, nickel, tin, dan copper. Sementara alumunium serta kopi mengalami peningkatan.
Meskipun begitu, kalau dilihat tren seperti ini, pertumbuhan China 2014 masih didukung oleh stimulus intensif pemerintah, sehingga, Amerika masih menjadi simbol economic growth.
"Amerika masih dalam tren membaik, ini ada konsekuensi yang baik," katanya.
Menurut dia, dengan membaiknya ekonomi Amerika, maka normalisasi kebijakan The Fed akan lebih cepat dari apa yang diperkirakan. Dia menjelaskan, normalisasi itu akan dilakukan pada kuartal II tahun 2015 terhitung 5 hingga 6 bulan ke depan.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia Juda Agung mengatakan, membaiknya pertumbuhan pada kuartal IV akan sangat tergantung dari konsumsi pemerintah.
Dia menjelaskan, apabila konsumsi pemerintah positif, maka pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh lebih baik. Namun sebaliknya, jika konsumsi pemerintah negatif, maka pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah dibandingkan kuartal III.
"Kuartal IV sangat tergantung pada fiskal, tergantung pada konsumsi pemerintah. Jika konsumsi pemerintah seperti kuartal III, maka masih akan rebound," kata Juda saat Seminar Economic Outlook dengan tema "Indonesia 2015 and Beyond: Reinventing Economic Priorities" di Jakarta, Kamis (6/11/2014).
Di samping itu, dia memapaparkan, saat ini kondisi global terbagi dalam 4 Big Economic, seperti Eropa, Jepang, China, dan USA. Menurut Juda, pertumbuhan ekonomi China masih bisa tumbuh sekitar 7,4% pada tahun ini.
Namun, dia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi China bisa saja mengalami penurunan menjadi 5%.
"Mungkin bisa saja 2-3 tahun akan turun menjadi 5%," paparnya.
Dengan adanya pelemahan China akan berdampak pada negara lain, seperti Eropa. Selain itu, berdampak pada Asia pasifik dan juga kepada negara-negara komoditi ekspor dan Australia.
"Implikasi pelemahan China sebagai importir terbesar dari private komoditi, yaitu harga komoditas mengalami penurunan secara terus menerus," papar dia.
Dia menjelaskan, untuk delapan komoditi terbesar, enam diantaranya mengalami penurunan, seperti coal, palm oil, rubber, nickel, tin, dan copper. Sementara alumunium serta kopi mengalami peningkatan.
Meskipun begitu, kalau dilihat tren seperti ini, pertumbuhan China 2014 masih didukung oleh stimulus intensif pemerintah, sehingga, Amerika masih menjadi simbol economic growth.
"Amerika masih dalam tren membaik, ini ada konsekuensi yang baik," katanya.
Menurut dia, dengan membaiknya ekonomi Amerika, maka normalisasi kebijakan The Fed akan lebih cepat dari apa yang diperkirakan. Dia menjelaskan, normalisasi itu akan dilakukan pada kuartal II tahun 2015 terhitung 5 hingga 6 bulan ke depan.
(rna)