Pertumbuhan Ekonomi RI Diperkirakan Hanya 5,1%

Kamis, 06 November 2014 - 18:02 WIB
Pertumbuhan Ekonomi RI Diperkirakan Hanya 5,1%
Pertumbuhan Ekonomi RI Diperkirakan Hanya 5,1%
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Hendri Saparini mengatakan, pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun hanya sekitar 5,1%, lebih rendah dari target APBN-P.

Dia menjelaskan, pilihan kebijakan fiskal kontraktif dan moneter ketat telah menyumbang perlambatan ekonomi tahun ini dengan cukup signifikan.

Menurut Hendri, nantinya ekonomi Indonesia ke depan sangat bergantung pada perkembangan politik.

Namun, saat ini masih ada potensi konflik antara legislatif dan eksekutif yang mengganggu optimisme pertumbuhan ekonomi 2015.

Bagi Indonesia, dukungan legislatif sangat penting karena sistem politik memberi peran cukup besar pada DPR.

Karena itu, Presiden Jokowi-JK beserta tim kabinetnya harus memiliki startegi untuk mengelola potensi gesekan yang akan terjadi.

"Selain itu masih ada peluang bagi pemerintah presiden Jokowi-JK untuk menciptakan optimisme bagi pelaku bisnis," ujarnya.

Pemerintahan baru juga diharapkan bisa merancang strategi untuk melakukan lompatan besar dalam pembangunan sebagaimana telah dilakukan negara-negara yang berhasil seperti di Asia, Amerika Latin, maupun Amerika.

Selain perlu melakukan lompatan pertumbuhan ekonomi, Indonesia juga harus mengurangi kesenjangan seperti saat ini.

Selama 10 tahun terakhir, PDB Per kapita Indonesia meningkat dari USD1.076 menjadi USD3.475. Namun demikian, kesenjangan pendapatan pada periode yang sama justru makin lebar.

Porsi pendapatan 40% masyarakat dengan pendapatan terendah, terus menurun dari 21% pada 2004 menjadi 17‎% pada 2013.

"Indikator ini menunjukan bahwa Indonesia mengarah pada kesenjangan yang makin lebar," kata dia.

Hendri menuturkan, tidak hanya syarat fokus dalam sektor ekonomi, Presiden juga harus menetapkan positioning Indonesia dalam lima tahun ke depan baik di pasar global maupun pasar regional.

"Sehingga, CORE berkesimpulan pada 2015 adalah tahun yang sangat menentukan bagi Jokow-JK karena harus melakukan reinventing economic priorities," ujarnya.

Pada 2015 akan menjadi langkah penting agar Indonesia mendapatkan benefit ekonomi terbesar dalam lima tahun ke depan, baik di global maupun regional.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4282 seconds (0.1#10.140)