BI Akan Tambah Layanan Website Permudah Investor
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan menambah layanan website untuk mempermudah investor berinvetasi di Jawa Barat (Jabar).
Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dodi Zulverdy mengatakan, rencananya website ini akan dilengkapi dengan masalah prosedur, tambahan kajian-kajian BI.
Jadi, tidak hanya berisi peluang. Namun, website tersebut tidak dibuat dalam versi yang baru. Melainkan hanya menambahkan lagi yang perlu ada di dalamnya.
"Semangat kita mempercepat reformasi struktural, bagaimana meningkatkan reformasi struktural itu ada dua, yaitu reformasi di sektor riil dan keuangan," katanya di Jakarta, Senin (10/11/2014).
Dia mengaku aka dua saran unutk sektor riil. Pertama, mewujudkan keberadaan data pembangunan, dan kedua adalah penguatan institusi termasuk di dalamnya soal perizinan dan birokrasi.
Untuk data pembangunan itu mencakup infrastruktur, kemudian teknologi karena Indonesia sangat ketinggalan teknologinya. Kemudian masalah SDM. Itu adalah aspek pertama di sektor riil.
"Aspek kedua dari informasi di sektor riil adalah mewujudkan ketahanan atau kedaulatan pangan dan energi. Kita tahu selama ini kita sudah sangat tergantung pada pangan dan energi luar hingga kita mudah terombang-ambing situasi di LN. Itu yang akan kita dorong caranya meningkatkan kedaulatan pangan dan energi," terangnya.
Pilar kedua, reformasi di sektor keuangan. Di mana selama ini sumber pembiayaan pembangunan Indonesia sangat tergantung pada modal asing dan jangka pendek.
"Jadi isunya mereformasi sektor keuangan ini kemudian mendorong atau meningkatkan sumber pembiayaan yang lebih sustain yang tidak mudah keluar. Ini yang kemudian harus dipikirkan mengenai strateginya," pungkasnya.
Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dodi Zulverdy mengatakan, rencananya website ini akan dilengkapi dengan masalah prosedur, tambahan kajian-kajian BI.
Jadi, tidak hanya berisi peluang. Namun, website tersebut tidak dibuat dalam versi yang baru. Melainkan hanya menambahkan lagi yang perlu ada di dalamnya.
"Semangat kita mempercepat reformasi struktural, bagaimana meningkatkan reformasi struktural itu ada dua, yaitu reformasi di sektor riil dan keuangan," katanya di Jakarta, Senin (10/11/2014).
Dia mengaku aka dua saran unutk sektor riil. Pertama, mewujudkan keberadaan data pembangunan, dan kedua adalah penguatan institusi termasuk di dalamnya soal perizinan dan birokrasi.
Untuk data pembangunan itu mencakup infrastruktur, kemudian teknologi karena Indonesia sangat ketinggalan teknologinya. Kemudian masalah SDM. Itu adalah aspek pertama di sektor riil.
"Aspek kedua dari informasi di sektor riil adalah mewujudkan ketahanan atau kedaulatan pangan dan energi. Kita tahu selama ini kita sudah sangat tergantung pada pangan dan energi luar hingga kita mudah terombang-ambing situasi di LN. Itu yang akan kita dorong caranya meningkatkan kedaulatan pangan dan energi," terangnya.
Pilar kedua, reformasi di sektor keuangan. Di mana selama ini sumber pembiayaan pembangunan Indonesia sangat tergantung pada modal asing dan jangka pendek.
"Jadi isunya mereformasi sektor keuangan ini kemudian mendorong atau meningkatkan sumber pembiayaan yang lebih sustain yang tidak mudah keluar. Ini yang kemudian harus dipikirkan mengenai strateginya," pungkasnya.
(izz)