Para Pemimpin Dunia Janjikan Pertumbuhan 2,1%
A
A
A
BRISBANE - Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott menutup konferensi tingkat tinggi (KTT) G-20 dengan menjelaskan janji-janji ekonomi yang disepakati para pemimpin dunia.
Para pemimpin sepakat mendorong pertumbuhan ekonomi sedikitnya 2,1% pada 2018, menambahkan USD2 triliun pada ekonomi global. Para pemimpin dunia menyepakati rencana yang disusun para menteri keuangan dari negaranegara G-20 yang bertemu pada Februari lalu untuk mendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kolektif sedikitnya 2%. Ini merupakan target yang sangat ambisius bagi banyak negara G-20 yang saat ini sedang menghadapi resesi atau hanya mengalami sedikit pertumbuhan ekonomi.
Dalam pidatonya, Abbott menjelaskan, sejumlah reformasi akan menciptakan jutaan lapangan kerja baru. Dia juga menyebutkan rencana meningkatkan partisipasi perempuan di dunia kerja global, serta mengatasi upaya penghindaran pajak oleh perusahaan-perusahaan multinasional. Para pemimpin G-20 juga menyepakati langkah untuk mengatasi perubahan iklim, setelah mendapat tekanan dari para pemimpin Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Abbott dikritik para aktivis lingkungan karena tidak memasukkan perundingan perubahan iklim dalam KTT tersebut. Sementara, sejumlah bank pembangunan ternama di dunia memberikan dukungan pada rencana G-20 untuk menciptakan pusat infrastruktur global. Rencana G-20 itu untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja. Menurut sejumlah bank, langkah G-20 itu kunci mengatasi kemiskinan.
G-20 yang terdiri atas sejumlah negara maju dan berkembang di dunia pada September lalu menyetujui Inisiatif Infrastruktur Global yang akan berbasis di Sydney. Inisiatif itu didirikan untuk berbagi informasi tentang berbagai proyek dan para investor. Tujuan utamanya untuk memangkas birokrasi dan mengurangi kesenjangan informasi antara investor potensial dan berbagai proyek infrastruktur di sejumlah negara.
Dukungan terhadap rencana G-20 itu diungkapkan dalam pernyataan bersama oleh Bank Pembangunan Afrika, Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan, Bank Investasi Eropa, Inter-American Development Bank, Bank Pembangunan Islam (IDB), Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional (IMF).
”Kami siap memberikan pengalaman dan skill kami pada langkah G-20 untuk infrastruktur dan mendukung usulan pusat infrastruktur global baru,” ungkap pernyataan bersama mereka, menjelang pertemuan pemimpin G-20 di Brisbane, akhir pekan ini, dikutip kantor berita AFP .
”Infrastruktur merupakan kunci untuk mengatasi kemiskinan dan mempromosikan pertumbuhan. Infrastruktur yang berfungsi dengan baik penting untuk mendorong pertumbuhan di negara berkembang dan memaksimalkan sektor privat untuk memimpin pertumbuhan,” papar pernyataan bersama tersebut. ”Tidak ada negara yang maju tanpa akses pada infrastruktur yang berfungsi dengan baik.
Saat outlook untuk pertumbuhan global mengecewakan, investasi dalam infrastruktur dapat memainkan peran peting dalam meningkatkan permintaan jangka pendek, serta mendorong kapasitas suplai jangka panjang,” ungkap pernyataan bersama tersebut.
Syarifudin
Para pemimpin sepakat mendorong pertumbuhan ekonomi sedikitnya 2,1% pada 2018, menambahkan USD2 triliun pada ekonomi global. Para pemimpin dunia menyepakati rencana yang disusun para menteri keuangan dari negaranegara G-20 yang bertemu pada Februari lalu untuk mendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kolektif sedikitnya 2%. Ini merupakan target yang sangat ambisius bagi banyak negara G-20 yang saat ini sedang menghadapi resesi atau hanya mengalami sedikit pertumbuhan ekonomi.
Dalam pidatonya, Abbott menjelaskan, sejumlah reformasi akan menciptakan jutaan lapangan kerja baru. Dia juga menyebutkan rencana meningkatkan partisipasi perempuan di dunia kerja global, serta mengatasi upaya penghindaran pajak oleh perusahaan-perusahaan multinasional. Para pemimpin G-20 juga menyepakati langkah untuk mengatasi perubahan iklim, setelah mendapat tekanan dari para pemimpin Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Abbott dikritik para aktivis lingkungan karena tidak memasukkan perundingan perubahan iklim dalam KTT tersebut. Sementara, sejumlah bank pembangunan ternama di dunia memberikan dukungan pada rencana G-20 untuk menciptakan pusat infrastruktur global. Rencana G-20 itu untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja. Menurut sejumlah bank, langkah G-20 itu kunci mengatasi kemiskinan.
G-20 yang terdiri atas sejumlah negara maju dan berkembang di dunia pada September lalu menyetujui Inisiatif Infrastruktur Global yang akan berbasis di Sydney. Inisiatif itu didirikan untuk berbagi informasi tentang berbagai proyek dan para investor. Tujuan utamanya untuk memangkas birokrasi dan mengurangi kesenjangan informasi antara investor potensial dan berbagai proyek infrastruktur di sejumlah negara.
Dukungan terhadap rencana G-20 itu diungkapkan dalam pernyataan bersama oleh Bank Pembangunan Afrika, Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan, Bank Investasi Eropa, Inter-American Development Bank, Bank Pembangunan Islam (IDB), Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional (IMF).
”Kami siap memberikan pengalaman dan skill kami pada langkah G-20 untuk infrastruktur dan mendukung usulan pusat infrastruktur global baru,” ungkap pernyataan bersama mereka, menjelang pertemuan pemimpin G-20 di Brisbane, akhir pekan ini, dikutip kantor berita AFP .
”Infrastruktur merupakan kunci untuk mengatasi kemiskinan dan mempromosikan pertumbuhan. Infrastruktur yang berfungsi dengan baik penting untuk mendorong pertumbuhan di negara berkembang dan memaksimalkan sektor privat untuk memimpin pertumbuhan,” papar pernyataan bersama tersebut. ”Tidak ada negara yang maju tanpa akses pada infrastruktur yang berfungsi dengan baik.
Saat outlook untuk pertumbuhan global mengecewakan, investasi dalam infrastruktur dapat memainkan peran peting dalam meningkatkan permintaan jangka pendek, serta mendorong kapasitas suplai jangka panjang,” ungkap pernyataan bersama tersebut.
Syarifudin
(ars)