Pertamina Wilayah MOR V Pastikan Stok BBM Aman
A
A
A
SURABAYA - Pertamina wilayah Marketing Operation Region (MOR) V memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) aman.
Berdasarkan pantauan penyaluran dalam tiga pekan terakhir memang terjadi peningkatan konsumsi harian BBM bersubsidi di MOR V.
Konsumsi premium dari semula 15.511 KL per hari menjadi hampir 16.967 KL per hari atau naik sekitar 8%, serta solar dari 7.245 KL per hari menjadi sekitar 8.803 KL per hari atau naik sekitar 22%.
"Pasca pemberlakuan harga baru, biasanya konsumsi akan mengalami penurunan. Namun kami tetap menginstruksikan ke seluruh SPBU untuk terus menjaga stok BBM di level aman," kata Asisstant Manager External Relations Pertamina Marketing Operation Region V Heppy Wulansari, Rabu (19/11/2014).
Menurutnya, untuk SPBU yang stoknya kritis karena adanya rush menjelang kenaikan harga diminta untuk segera melakukan penebusan BBM ke Pertamina.
Kenaikan itu, lanjut dia, pernah terjadi pada saat menjelang pengumuman kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi pada 2013.
Selain memonitor stok BBM Subsidi, Pertamina juga memastikan stok BBM non Subsidi seperti Pertamax dan Pertamina Dex dalam kondisi cukup.
Antisipasinya adalah adanya peralihan konsumen mengingat disparitas harga yang semakin kecil antara BBM Subsidi dan Non Subsidi.
"Stok BBM untuk wilayah MOR V dalam kondisi cukup apalagi pengumuman kenaikan harga dilakukan pemerintah dalam waktu relatif singkat. Sehingga lonjakan konsumsi menjelang pemberlakukan harga baru dapat diantisipasi dengan baik," pungkasnya.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Harga premium ditetapkan dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 dan solar ditetapkan dari Rp5.500 menjadi Rp7.500 per liter.
Berdasarkan pantauan penyaluran dalam tiga pekan terakhir memang terjadi peningkatan konsumsi harian BBM bersubsidi di MOR V.
Konsumsi premium dari semula 15.511 KL per hari menjadi hampir 16.967 KL per hari atau naik sekitar 8%, serta solar dari 7.245 KL per hari menjadi sekitar 8.803 KL per hari atau naik sekitar 22%.
"Pasca pemberlakuan harga baru, biasanya konsumsi akan mengalami penurunan. Namun kami tetap menginstruksikan ke seluruh SPBU untuk terus menjaga stok BBM di level aman," kata Asisstant Manager External Relations Pertamina Marketing Operation Region V Heppy Wulansari, Rabu (19/11/2014).
Menurutnya, untuk SPBU yang stoknya kritis karena adanya rush menjelang kenaikan harga diminta untuk segera melakukan penebusan BBM ke Pertamina.
Kenaikan itu, lanjut dia, pernah terjadi pada saat menjelang pengumuman kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi pada 2013.
Selain memonitor stok BBM Subsidi, Pertamina juga memastikan stok BBM non Subsidi seperti Pertamax dan Pertamina Dex dalam kondisi cukup.
Antisipasinya adalah adanya peralihan konsumen mengingat disparitas harga yang semakin kecil antara BBM Subsidi dan Non Subsidi.
"Stok BBM untuk wilayah MOR V dalam kondisi cukup apalagi pengumuman kenaikan harga dilakukan pemerintah dalam waktu relatif singkat. Sehingga lonjakan konsumsi menjelang pemberlakukan harga baru dapat diantisipasi dengan baik," pungkasnya.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Harga premium ditetapkan dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 dan solar ditetapkan dari Rp5.500 menjadi Rp7.500 per liter.
(izz)