Harga Jengkol Ikuti Kenaikan BBM
A
A
A
JAKARTA - Beberapa komoditas bahan makanan sudah mengalami pergerakan naik setelah harga BBM bersubsidi naik, salah satunya jengkol.
Bobi Setiawan, salah satu pedagang jengkol di pasar Kramat Jati, Jakarta Timur menuturkan bahwa, saat ini harga jengkol sedang merangkak naik di angka Rp15 ribu per kg.
"Ya ada pengaruh juga sama kenaikan BBM, dari satu karungan itu Rp11 ribu jadi Rp13 ribu, dikali 75-85 kilo. Itu modal kita. Sehari kita bisa jual empat karung. Nah pas BBM naik, tadinya sekilo jual Rp10 ribu, sekarang jadi Rp15 ribu," ujarnya di Pasar keramat jati, Rabu (19/11/2014).
Dia mengaku mendapat protes dari para pelanggannya, khususnya pedagang eceran yang turut merasakan imbas kenaikan harga jengkol.
"Pasti dapat protes. Sudah pada bilang, kok naiknya jauh banget. Ya ongkos saja sekarang mahal. Kasihan juga sama yang pedagang-pedagang kecil. Ya mau bagaimana lagi," ujar bapak dua anak ini.
Bahkan, Bobi mengakui bahwa ada kekurangan pasokan untuk tahun ini karena musim yang tidak jelas, sehingga harga jengkol menjadi tinggi.
"Pokoknya pengurangannya sampai 40%. Karena menanamnya jarang. Tapi sekali produksi banyak. Terutama di daerah lampung. Kita mengambil dari sana," ungkapnya.
Bobi Setiawan, salah satu pedagang jengkol di pasar Kramat Jati, Jakarta Timur menuturkan bahwa, saat ini harga jengkol sedang merangkak naik di angka Rp15 ribu per kg.
"Ya ada pengaruh juga sama kenaikan BBM, dari satu karungan itu Rp11 ribu jadi Rp13 ribu, dikali 75-85 kilo. Itu modal kita. Sehari kita bisa jual empat karung. Nah pas BBM naik, tadinya sekilo jual Rp10 ribu, sekarang jadi Rp15 ribu," ujarnya di Pasar keramat jati, Rabu (19/11/2014).
Dia mengaku mendapat protes dari para pelanggannya, khususnya pedagang eceran yang turut merasakan imbas kenaikan harga jengkol.
"Pasti dapat protes. Sudah pada bilang, kok naiknya jauh banget. Ya ongkos saja sekarang mahal. Kasihan juga sama yang pedagang-pedagang kecil. Ya mau bagaimana lagi," ujar bapak dua anak ini.
Bahkan, Bobi mengakui bahwa ada kekurangan pasokan untuk tahun ini karena musim yang tidak jelas, sehingga harga jengkol menjadi tinggi.
"Pokoknya pengurangannya sampai 40%. Karena menanamnya jarang. Tapi sekali produksi banyak. Terutama di daerah lampung. Kita mengambil dari sana," ungkapnya.
(izz)