Kisah Sebuah Batu Kusam

Senin, 24 November 2014 - 13:19 WIB
Kisah Sebuah Batu Kusam
Kisah Sebuah Batu Kusam
A A A
Alkisah, suatu hari seorang gadis menemukan sebongkah batu kusam di pinggir jalan. Meski hanya batu biasa, karena bentuk dan warnanya yang unik, si gadis memungutnya dan menyimpannya baik-baik.

Karena sayangnya dengan batu temuan itu, setiap hari ia menggosok batu dengan hatihati. Bentuknya yang cenderung bulat menjadi makin bulat setelah digosok setiap hari. Bukan itu saja, karena terus digosok dan digosok, lama-kelamaan warna uniknya berubah menjadi lebih bersinar. Melihat batunya makin indah, si gadis pun ingin menjadikannya sebagai perhiasan.

Dengan uang tabungan yang dikumpulkannya, ia membawa batu itu ke tukang permata untuk diolah menjadi sebuah liontin yang indah. Ajaibnya, di tangan sang ahli, batu yang sudah indah itu berubah makin indah hingga menyerupai batu permata. Begitu berkilau dan ketika tertimpa sinar, warnanya berpendar luar biasa. Si gadis sungguh gembira melihat batu biasanya bisa berubah begitu cantik. Ia pun memamerkannya pada siapa pun yang dijumpainya.

Sudah diduga, semua orang yang melihat mengira batu itu adalah permata yang mahal harganya. Si gadis semakin percaya diri dan selalu memakai liontinnya ke mana pun ia pergi. Karena hampir tak pernah dilepas, si gadis cenderung ceroboh. Hingga suatu hari, tanpa disadari, liontinnya sedikit renggang dan batu itu terlepas dari ikatannya. Si gadis baru sadar bahwa batu di liontinnya hilang ketika ia hendak kembali memamerkan batu itu kepada temannya.

Hal ini membuatnya sangat sedih. Dicarinya batu itu ke setiap tempat yang pernah dilewatinya. Namun, batu itu tak ditemukannya. Si gadis pun terus bersedih. Ia jadi kehilangan selera makan dan tidak bersemangat. Seharihari, ia hanya memikirkan batu indahnya itu. Sampai suatu hari, ada seorang kakek yang melihatnya sedang termenung.

Bertanyalah si kakek tentang kesedihannya. Si gadis pun menceritakan semuanya. Setelah si gadis selesai bercerita, berkatalah si kakek, “Anakku, sadarilah semua hal yang telah kamu lalui itu adalah proses menuju keberhasilanmu. Dulu kamu menemukan batu kusam di jalanan.

Lalu, kamu mengambil dan menjaganya baikbaik. Kamu juga selalu menggosoknya hingga akhirnya menjadi mengkilat. Dan di tangan tukang permata, batu itu menjadi lebih indah lagi, mirip permata. Ketahuilah, semua itu hanyalah proses,” ujar kakek itu. Si kakek melanjutkan, ”Dulu kamu tekun menjalani setiap tahapan mengubah batu kusam menjadi sebuah benda yang terlihat berharga. Namun, batu itu sebenarnya hanyalah batu biasa. Keuletanmu menjaganya itulah yang membuatnya lebih bernilai.

Lalu, mengapa kamu jadi bersedih hanya karena kehilangan batu itu? Lihat di sekitarmu, masih banyak batu-batu kusam yang dapat kamu jadikan batu yang berkilat indah. Ciptakan lebih banyak karya indah yang akan menceriakan hari-harimu dan membuat wajahmu berseriseri. Itu jauh lebih penting daripada meratapi sebuah batu kusam yang hilang.”

Seketika si gadis diliputi kecerahan dan keceriaan. Mendapat nasihat itu, dia pun menyadari kekeliruannya. Si gadis pun dengan gembira siap berusaha mencari lagi batu-batu kusam yang akan digosok dan dijadikannya batu indah seperti sebelumnya.

The Cup of Wisdom

Sebenarnya, kesuksesan adalah proses kita “menggosok dan memperindah” batu kusam menjadi lebih cantik dan berkilau. Setiap saat, kita bisa kehilangan batu indah itu. Namun, setiap saat pula, kita bisa kembali bangkit untuk terus mencari dan menemukan batu lain yang siap digosok dan diperindah.

Ini sebenarnya merupakan perputaran kehidupan di mana sukses harus terus diperjuangkan. Sebab, sukses hari ini, bukan berarti sukses esok hari. Apa yang kita dapat hari ini dan kita anggap sebagai sebuah prestasi, bisa hilang dan segera berganti. Karena itu, dituntut kesiapan dan kesigapan bagi setiap individu untuk menyikapi dengan bijak arti kesuksesan sesungguhnya.

Kesuksesan sejati itu selalu diraih melalui proses perjuangan yang panjang dan berliku. Saat sukses sudah di tangan kita, bisa saja kita lupa diri dan mengalami kemunduran, kegagalan, atau kebangkrutan. Kita frustrasi, seperti si gadis kecil yang tak lagi bersemangat. Padahal, masih ada banyak ”batu kesuksesan” lain yang siap menanti dan mengganti yang hilang.

Untuk itu, kita harus selalu sadar, bahwa selama kita bersedia berjuang dari awal lagi dan tekun menjalani langkah demi langkahnya, keberhasilan demi keberhasilan akan kembali pada kita. Dan kebahagiaan akan kembali kita rasakan.

Mari, ”gosok” terus batu kehidupan disekitar kita agar bersinar dan menjadi indah. Terus pelihara cita-cita dan perjuangkan, maka sukses selalu dekat dan siap memperindah kehidupan. Salam sukses, luar biasa!

Adrie Wongso
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1286 seconds (0.1#10.140)