Susi Takut Indonesia Hanya Jadi Big Market ASEAN
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti takut Indonesia hanya jadi 'big market' untuk negara ASEAN, terlebih dengan diberlakukannya ASEAN Economic Community (AEC) 2015 mendatang.
"Saya takut, Indonesia dengan 250 juta people akan menjadi big market tapi kita produce nothing," ucap dia di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (27/11/2014).
Bos Susi Air ini mengistilahkan, pasar bebas ASEAN bagi Indonesia layaknya bertinju namun tangan dilipat kebelakang. Menurutnya, sudah seharusnya Indonesia 'mencontek' hal yang positif dari negara tetangga.
"Kalau kita ingin maju, kita perlu mem-follow our neighbour. To be early, to be there faster. Kalau kita mau kaji lagi, single market is there, where are we?" tuturnya.
Dia menambahkan, Indonesia jangan larut bahagia dengan masuknya Thailand atau Vietnam ke pasar Indonesia. Meski ada dana yang masuk, namun persiapan environment (lingkungan) menjadi lebih penting.
"Persoalan di perikanan kita misalnya jaring nilon itu masuknya tekstil, kita harus bayar. Bahkan jaring kita tiga kali lebih mahal dari Singapura. Yang dipakai untuk nelayan ini masuk semua hal yang diproteksi oleh pemerintah. Ini hal yang mesti kita benahi bersama," tukasnya.
(Baca: Sebulan Jadi Menteri, Susi Hasilkan Tiga Permen)
"Saya takut, Indonesia dengan 250 juta people akan menjadi big market tapi kita produce nothing," ucap dia di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (27/11/2014).
Bos Susi Air ini mengistilahkan, pasar bebas ASEAN bagi Indonesia layaknya bertinju namun tangan dilipat kebelakang. Menurutnya, sudah seharusnya Indonesia 'mencontek' hal yang positif dari negara tetangga.
"Kalau kita ingin maju, kita perlu mem-follow our neighbour. To be early, to be there faster. Kalau kita mau kaji lagi, single market is there, where are we?" tuturnya.
Dia menambahkan, Indonesia jangan larut bahagia dengan masuknya Thailand atau Vietnam ke pasar Indonesia. Meski ada dana yang masuk, namun persiapan environment (lingkungan) menjadi lebih penting.
"Persoalan di perikanan kita misalnya jaring nilon itu masuknya tekstil, kita harus bayar. Bahkan jaring kita tiga kali lebih mahal dari Singapura. Yang dipakai untuk nelayan ini masuk semua hal yang diproteksi oleh pemerintah. Ini hal yang mesti kita benahi bersama," tukasnya.
(Baca: Sebulan Jadi Menteri, Susi Hasilkan Tiga Permen)
(gpr)