Dampak BI Rate, WOM Finance Akan Naikkan Bunga Kredit
A
A
A
JAKARTA - Presiden Direktur PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) Djaja Suryanto Sutandar mengatakan, akan menaikkan bunga kredit kendaraan bermotor seiring kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI rate).
"Peningkatan suku bunga yang dilakukan oleh BI akan kita sesuaikan dengan menaikkan bunga kredit kendaraan bermotor," ujarnya di Jakarta (28/11/2014)
Dia juga akan berkoordinasi kepada sesama perusahaan pembiayaan terkait peningkatan bunga kredit mengenai rencana kenaikan tersebut.
"Kita juga akan imbau sesama rekan finance bisa bersama meningkatkan bunga kredit. Sebelum kita naikkan bunga, kita lihat kompetisi di market seperti apa," ujarnya.
Hal itu terpaksa dilakukan perusahan lantaran, menurut dia, kenaikan BI rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 7,75% akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter tersebut mempengaruhi kinerja perusahaan.
"Kenaikan BI rate pasti berdampak. Pada kuartal III ini turun 10% dari tahun lalu. Hal ini saya rasa juga dialami oleh yang lain," pungkasnya.
Sementara itu, perseroan sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini mencatat kenaikan pendapatan, namun laba bersih menyusut karena tertekan meningkatnya beban biaya.
Djaja menuturkan, pendapatan perseroan pada akhir September 2014 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Dari segi kinerja keuangan, total pendapatan perseroan sampai akhir September 2014 tercatat sebesar Rp1,24 triliun atau naik 5% dari pendapatan periode yang sama 2013 sebesar Rp1,18 triliun," ujar dia.
Namun naiknya pendapatan perusahaan tidak berkorelasi pada laba bersih pada akhir kuartal III tahun ini. Laba WOM Finance pada akhir September sebesar Rp41 miliar, lebih rendah dibandingkan laba bersih kuartal III/2013 sebesar Rp45 miliar.
Hal itu akibat meningkatnya beban perusahaan menjadi Rp1,18 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,12 triliun.
Sementara untuk total aset, Perseroan mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu. Total aset sepanjang sembilan bulan sebesar Rp4,9 triliun atau naik dibandingkan akhir Desember 2013 sebesar Rp3,83 triliun.
Sedangkan jumlah kewajiban pada periode yang sana menjadi Rp4,35 triliun atau meningkat dari posisi 31 Desember 2013 sebesar Rp3,32 triliun.
"Peningkatan suku bunga yang dilakukan oleh BI akan kita sesuaikan dengan menaikkan bunga kredit kendaraan bermotor," ujarnya di Jakarta (28/11/2014)
Dia juga akan berkoordinasi kepada sesama perusahaan pembiayaan terkait peningkatan bunga kredit mengenai rencana kenaikan tersebut.
"Kita juga akan imbau sesama rekan finance bisa bersama meningkatkan bunga kredit. Sebelum kita naikkan bunga, kita lihat kompetisi di market seperti apa," ujarnya.
Hal itu terpaksa dilakukan perusahan lantaran, menurut dia, kenaikan BI rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 7,75% akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter tersebut mempengaruhi kinerja perusahaan.
"Kenaikan BI rate pasti berdampak. Pada kuartal III ini turun 10% dari tahun lalu. Hal ini saya rasa juga dialami oleh yang lain," pungkasnya.
Sementara itu, perseroan sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini mencatat kenaikan pendapatan, namun laba bersih menyusut karena tertekan meningkatnya beban biaya.
Djaja menuturkan, pendapatan perseroan pada akhir September 2014 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Dari segi kinerja keuangan, total pendapatan perseroan sampai akhir September 2014 tercatat sebesar Rp1,24 triliun atau naik 5% dari pendapatan periode yang sama 2013 sebesar Rp1,18 triliun," ujar dia.
Namun naiknya pendapatan perusahaan tidak berkorelasi pada laba bersih pada akhir kuartal III tahun ini. Laba WOM Finance pada akhir September sebesar Rp41 miliar, lebih rendah dibandingkan laba bersih kuartal III/2013 sebesar Rp45 miliar.
Hal itu akibat meningkatnya beban perusahaan menjadi Rp1,18 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,12 triliun.
Sementara untuk total aset, Perseroan mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu. Total aset sepanjang sembilan bulan sebesar Rp4,9 triliun atau naik dibandingkan akhir Desember 2013 sebesar Rp3,83 triliun.
Sedangkan jumlah kewajiban pada periode yang sana menjadi Rp4,35 triliun atau meningkat dari posisi 31 Desember 2013 sebesar Rp3,32 triliun.
(rna)