Inflasi Diproyeksi Naik, Neraca Dagang Masih Defisit

Minggu, 30 November 2014 - 17:05 WIB
Inflasi Diproyeksi Naik,...
Inflasi Diproyeksi Naik, Neraca Dagang Masih Defisit
A A A
JAKARTA - Pengamat ekonomi Reza Priyambada memproyeksikan angka inflasi pada November tahun ini akan kembali naik karena terimbas naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, yang menyeret naiknya sejumlah harga bahan makanan dan jasa.

Inflasi makin merangkak naik lantaran belum tuntasnya imbas dari kenaikan tarif dasar listik dan harga gas yang mulai diberlakukan pada pertengahan September lalu yang terjadi dalam dua bulan terakhir, namun ekonomi Indonesia dihadapkan pada imbas kenaikan harga BBM.

"Kenaikan harga, terutama harga makanan dan bahan pokok lainnya mulai terjadi seiring antisipasi kenaikan BBM di bulan November," kata dia, Minggu (30/11/2014).

Bahkan, dia menambahkan, setelah diumumkannya kenaikan harga BBM bersubsidi, sejumlah harga barang masih melanjutkan kenaikannya dan menjalar ke harga-harga barang maupun jasa di kelompok lainnya.

"Untuk inflasi November 2014, estimasi kami dapat mengalami kenaikan dengan berada pada kisaran inflasi 1,30%-1,49% (mom); 5,42%-5,61% (ytd); dan 7,73%-8,05% (yoy) dengan adanya asumsi penyesuaian terhadap imbas kenaikan harga BBM," prediksi dia.

Sementara neraca perdagangan Indonesia pada Oktober, diperkirakan akan mengalami kenaikan nilai ekspor, meski tidak terlalu signifikan. Kenaikan ini dia perkirakan, berasal dari ekspor non-minyak dan gas (migas).

Dia menuturkan, masih berlanjutnya penurunan harga minyak mentah global dan komoditas lainnya akan membuat nilai ekspor dari migas cenderung turun. Kecenderungan turun harga minyak dapat membuat nilai ekspor migas cenderung menurun. Begitupun dengan penurunan nilai dari bahan bakar mineral.

Dia menilai, laju impor sedikit tertolong dengan masih berlanjutnya penurun harga minyak mentah dunia yang membuat nilai impor migas dapat mengalami penurunan. Akan tetapi, penurunan ini kemungkinan akan diimbangi dengan kenaikan impor dari beberapa golongan non-migas.

Dia memperkirakan laju nilai perdagangan berpeluang untuk kembali mencatatkan defisit, namun diharapkan dengan nilai yang berkurang menjadii sebesar USD123 juta hingga USD204 juta.

"Namun demkian, kami masih berharap neraca perdagangan Oktober dapat lebih baik dari sebelumnya bahkan kami juga berharap dapat dirilis di bawah estimasi kami," imbuh dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8027 seconds (0.1#10.140)