JNE Tingkatkan Konektivitas Angkutan

Senin, 01 Desember 2014 - 12:42 WIB
JNE Tingkatkan Konektivitas...
JNE Tingkatkan Konektivitas Angkutan
A A A
YOGYAKARTA - JNE Logistik berkomitmen meningkatkan konektivitas pengangkutan logistik melalui penyediaan sarana angkutan logistik guna memperlancar pengiriman barang dari Jawa ke Sumatera bahkan hingga Malaysia.

Direktur Pelaksana JNE Johari Zein mengatakan, dalam 2- 3 tahun ke depan, JNE Logistik akan berkonsentrasi menggarap angkutan logistik terutama angkutan darat yang bisa menghubungkan semua titik pengangkutan di pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Selain itu, juga menghubungkan pulau- pulau terutama antara Sumatera dan Jawa, serta menghubungkan Sulawesi dengan Surabaya.

“Keterhubungan itu akan membuahkan efisiensi dalam logistik,” ujarnya di sela-sela perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24 JNE di Yogyakarta akhir pekan lalu. Johari mengungkapkan, mulai tahun depan JNE akan memaksimalkan angkutan logistik darat. Ke depan, penggunaan armada logistik udara atau pesawat kargo juga sangat dimungkinkan terutama untuk mempercepat pengiriman barang dari Jawa ke Sumatera dan sebaliknya. Menurut Johari, penyediaan pesawat bisa dengan menyewa ataupun membeli.

“Karena tol laut belum jelas, Sumatera-Jawa kemungkinan harus lewat udara,” tukas pria berkacamata itu. Johari menuturkan, alasan perlunya menghubungkan Jawa dan Sumatera disebabkan kedua pulau ini merupakan penggerak ekonomi terbesar, di samping posisi Sumatera yang menjadi gerbang penghubung ke negara tetangga, yaitu Singapura dan Malaysia. Makaitu, ia sangat berharap pembangunan dua pelabuhan besar di Jakarta dan Sumatera Utara segera terealisasi.

“Kalau bisa terwujud maka akan mempercepat pengiriman barang dari kedua pulau ini, bahkan bisa menyeberang ke Malaysia dan juga ASEAN lainnya. Dalam jangka panjang juga bisa menghubungkan sampai China bahkan Eropa,” tuturnya. Lebih lanjut Johari menambahkan, kelancaran distribusi sangat terkait dengan ketersediaan infrastruktur dan konektivitas.

Menurutnya diperlukan keberanian untuk memulai ketimbang saling menunggu tanpa kepastian. Seiring membaiknya perekonomian dan perkembangan e-commerce serta industri terkait lainnya, Johari optimistis bisnis angkutan logistik yang aman dan cepat akan banyak dibutuhkan. Direktur PT Bhanda Ghara Reksa (persero) Nofrisel menambahkan, pengembangan sistem logistik nasional (sislognas) sesuai arahan pemerintahan Jokowi-JK akan dititikberatkan pada infrastruktur laut sebagai basis pembangunan logistik.

Kendati demikian, mengingat distribusi barang pada akhirnya bermuara ke konsumen di darat maka dibutuhkan konektivitas yang baik antara transportasi laut dan darat. “Kita berharap proses-proses yangdilakukanperusahaantransportasi dan logistik berjalan dengan mekanisme lebih efisien. Jangan sampai konektivitas itu menimbulkan biaya baru atau tambahan biaya,” ujar pria yang juga tim ahli Sislognas itu.

Nofrisel mengungkapkan, selama ini biaya logistik terbesar terjadi saat proses handling di pelabuhan dan angkutan darat. Menurutnya, agar keterkaitan antara satu moda dan moda lainnya tidak menimbulkan tambahan biaya baru, Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan peraturan multimoda supaya barangdikirimdengan satu dokumen. Dengan demikian, tidak perlu ada lagi pungutan tambahan.

“Para pengusaha transportasi atau komoditi perlahan harus bisa menyesuaikan ke arah itu,” tandasnya. Lebih lanjut ia menambahkan, Sislognas berbasis maritim jika berhasil dilaksanakan akan bisa menekan biaya logistik di Indonesiakelevel10- 15% dari GDP.

Inda susanti
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0774 seconds (0.1#10.140)