ESDM: Tak Menutup kemungkinan Harga BBM Turun
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah akan mengevaluasi kembali harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seiring turunnya harga minyak dunia.
Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin mengatakan, Menteri ESDM Sudirman Said meminta jajarannya baik Ditjen Migas, BPH Migas maupun Pertamina menghitung kembali dampak penurunan harga minyak dunia terhadap harga BBM bersubsidi.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan harga BBM bersubsidi akan diturunkan.
"Tidak menutup kemungkinan diubah. Ini kan Pak Menteri minta untuk dievaluasi kembali," tutur Naryanto di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (1/12/2014).
Namun, lanjut dia, bahwa evaluasi terhadap menurunnya harga minyak harus dilihat dalam waktu setahun ke depan. Lantaran, harga minyak dunia sifatnya fluktuatif atau tidak tetap.
"Perhitungannya untuk harga minyak ada di Kementerian Keuangan. Sedangkan kami hanya memastikan bahwa stok BBM cukup," ujarnya.
Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Someng mengatakan, harga minyak sifatnya fluktuatif kondisinya tidak akan terus menurun.
Apalagi, Organization Of Petroleum Importing Countries (OPEC) akan kembali menurunkan tingkat volume produksi.
"Sehingga harus diwaspadai seperti ini. Harus hati-hati melihatnya," kata dia.
Andy menjelaskan, pemerintah hati-hati dalam mengevaluasi harga BBM bersubsidi. Tidak lantas, hanya karena harga minyak cenderung turun selama sebulan ini kemudian terburu-buru kembali menurunkan harga BBM bersubsidi.
"Jangan hanya shock sebulan tiba-tiba berubah kebijakan. Nanti begitu kita turunkan harga tiba-tiba naik lagi. Itu permainan mereka di dunia ini," jelasnya.
Pemerintah perlu menerapkan fixed subsidi atau disebut dengan subsidi tetap agar harga BBM bersubsidi tidak goyah saat ada fluktuasi harga minyak dunia.
"Sejak dulu saya usul untuk mematok subsidi, misalnya Rp500-Rp1.000 per liter mau berapapun harga minyak turun subsidi akan tetP ada," kata Andy.
Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa patokan harga minyak Indonesia (ICP/Indonesian Crude Price) saat ini adalah mengacu November 2014 sebesar USD92 per barel. Maka dari itu, pemerintah masih memberikan subsidi BBM Rp1.800-Rp5.400.
Pihaknya merinci, dilihat rata-rata ICP USD92 per barel maka bensin premium masih disubsisi Rp1.898 per liter, solar Rp3.216 per liter dan minyak tanah atau kerosine masih disubsisi sekitar Rp5.400 per liter.
"Jadi dengan begitu, pemerintah masih melakukan subsidi premium, solar dan minyak tanah," tandasnya.
Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin mengatakan, Menteri ESDM Sudirman Said meminta jajarannya baik Ditjen Migas, BPH Migas maupun Pertamina menghitung kembali dampak penurunan harga minyak dunia terhadap harga BBM bersubsidi.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan harga BBM bersubsidi akan diturunkan.
"Tidak menutup kemungkinan diubah. Ini kan Pak Menteri minta untuk dievaluasi kembali," tutur Naryanto di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (1/12/2014).
Namun, lanjut dia, bahwa evaluasi terhadap menurunnya harga minyak harus dilihat dalam waktu setahun ke depan. Lantaran, harga minyak dunia sifatnya fluktuatif atau tidak tetap.
"Perhitungannya untuk harga minyak ada di Kementerian Keuangan. Sedangkan kami hanya memastikan bahwa stok BBM cukup," ujarnya.
Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Someng mengatakan, harga minyak sifatnya fluktuatif kondisinya tidak akan terus menurun.
Apalagi, Organization Of Petroleum Importing Countries (OPEC) akan kembali menurunkan tingkat volume produksi.
"Sehingga harus diwaspadai seperti ini. Harus hati-hati melihatnya," kata dia.
Andy menjelaskan, pemerintah hati-hati dalam mengevaluasi harga BBM bersubsidi. Tidak lantas, hanya karena harga minyak cenderung turun selama sebulan ini kemudian terburu-buru kembali menurunkan harga BBM bersubsidi.
"Jangan hanya shock sebulan tiba-tiba berubah kebijakan. Nanti begitu kita turunkan harga tiba-tiba naik lagi. Itu permainan mereka di dunia ini," jelasnya.
Pemerintah perlu menerapkan fixed subsidi atau disebut dengan subsidi tetap agar harga BBM bersubsidi tidak goyah saat ada fluktuasi harga minyak dunia.
"Sejak dulu saya usul untuk mematok subsidi, misalnya Rp500-Rp1.000 per liter mau berapapun harga minyak turun subsidi akan tetP ada," kata Andy.
Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa patokan harga minyak Indonesia (ICP/Indonesian Crude Price) saat ini adalah mengacu November 2014 sebesar USD92 per barel. Maka dari itu, pemerintah masih memberikan subsidi BBM Rp1.800-Rp5.400.
Pihaknya merinci, dilihat rata-rata ICP USD92 per barel maka bensin premium masih disubsisi Rp1.898 per liter, solar Rp3.216 per liter dan minyak tanah atau kerosine masih disubsisi sekitar Rp5.400 per liter.
"Jadi dengan begitu, pemerintah masih melakukan subsidi premium, solar dan minyak tanah," tandasnya.
(izz)