AIA Galakkan Kampanye Hidup Sehat
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan asuransi jiwa PT AIA Financial (AIA) menggelar kampanye Save a Life untuk mengajak masyarakat dalam meningkatkan kesehatan anak-anak Indonesia, khususnya yang menderita penyakit kanker dan gangguan jantung.
”Ini bentuk nyata kepedulian AIA terhadap generasi penerus bangsa, khususnya mereka yang menderita penyakit kronis. Ini salah satu program CSR kesehatan AIA. Kami melibatkan 40.000 tenaga kampanye dari karyawan, tenaga penjual, dan mitra bancassurance AIA,” ujar Appointed Actuary AIA Lim Chet Ming di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, AIA menggandeng Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI) dan Yayasan Jantung Indonesia untuk kampanye yang digelar Desember 2014- Februari 2015 itu. Lim memaparkan, jumlah anak Indonesia yang menderita penyakit kronis terus meningkat. Ironisnya, kebanyakan dari mereka belum mampu mendapatkan penanganan kesehatan yang semestinya.
Itu sebabnya, AIA mengadakan gerakan Save a Life. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI sepanjang 2002 hingga 2012, tiap tahun sebanyak 4.100 anak atau 2- 3% anak-anak di Indonesia menderita kanker. Gejalanya sering sulit dideteksi. Keadaan ini diperburuk kurangnya informasi tentang kanker pada anak-anak dan rendahnya pengetahuan orang bahwa anakanak juga dapat terserang kanker sejak lahir.
Pendiri YPKAI Pandji Pragiwaksono menjelaskan, tingginya prevalensi penyakit kanker pada anak-anak juga diakibatkan pengobatan dan perawatan kanker yang tergolong paliatif, artinya membutuhkan biaya besar dan memakan waktu lama. ”Oleh karena itu, keterbatasan finansial menyebabkan orang enggan membawa anaknya yang menderita kanker ke rumah sakit. Akhirnya, anak tidak mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan,” ujar Pandji.
Lim menjelaskan, penyakit kronis lain yang juga banyak diderita anak Indonesia adalah gangguan jantung. Data Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) menyebutkan, tiap tahun terdapat sekitar 48.000 bayi yang lahir dengan gangguan jantung di Indonesia.
Dari jumlah kasus itu, banyak anakanak yang meninggal di usia bawah lima tahun (balita) tanpa pernah sampai ke pusat pelayanan jantung anak bahkan belum pernah mendapat pemeriksaan. Salah satu alasannya adalah keterbatasan finansial keluarga.
”Fakta-fakta ini mendorong AIA untuk melakukan sesuatu demi membantu pengobatan mereka. Melalui kampanye Save a Life AIA, kami mengajak masyarakat Indonesia untuk melindungi diri mereka dan keluarga sekaligus berbagi untuk menyelamatkan hidup anak-anak penderita kanker dan gangguan jantung yang berasal dari golongan ekonomi kurang mampu,” ujar Presiden Direktur AIA Ben Ng dalam keterangan tertulisnya.
Kampanye Save a Life akan diselenggarakan melalui berbagai bentuk aktivitas yang melibatkan banyak pihak, mulai dari nasabah, agen, karyawan, hingga masyarakat luas. AIA akan mendonasikan Rp10.000 untuk setiap polis asuransi yang terjual selama periode kampanye. AIA juga akan memaksimalkan keterlibatan seluruh karyawan, agen, dan juga mitra usahanya untuk merealisasikan total donasi yang akan diberikan yaitu sebesar Rp 750 juta.
Dana itu akan didonasikan melalui YPKAI dan Yayasan Jantung Indonesia, dua yayasan yang memiliki rekam jejak yang baik dalam mendukung anak-anak penderita kanker dan gangguan jantung.
Hatim varabi
”Ini bentuk nyata kepedulian AIA terhadap generasi penerus bangsa, khususnya mereka yang menderita penyakit kronis. Ini salah satu program CSR kesehatan AIA. Kami melibatkan 40.000 tenaga kampanye dari karyawan, tenaga penjual, dan mitra bancassurance AIA,” ujar Appointed Actuary AIA Lim Chet Ming di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, AIA menggandeng Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI) dan Yayasan Jantung Indonesia untuk kampanye yang digelar Desember 2014- Februari 2015 itu. Lim memaparkan, jumlah anak Indonesia yang menderita penyakit kronis terus meningkat. Ironisnya, kebanyakan dari mereka belum mampu mendapatkan penanganan kesehatan yang semestinya.
Itu sebabnya, AIA mengadakan gerakan Save a Life. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI sepanjang 2002 hingga 2012, tiap tahun sebanyak 4.100 anak atau 2- 3% anak-anak di Indonesia menderita kanker. Gejalanya sering sulit dideteksi. Keadaan ini diperburuk kurangnya informasi tentang kanker pada anak-anak dan rendahnya pengetahuan orang bahwa anakanak juga dapat terserang kanker sejak lahir.
Pendiri YPKAI Pandji Pragiwaksono menjelaskan, tingginya prevalensi penyakit kanker pada anak-anak juga diakibatkan pengobatan dan perawatan kanker yang tergolong paliatif, artinya membutuhkan biaya besar dan memakan waktu lama. ”Oleh karena itu, keterbatasan finansial menyebabkan orang enggan membawa anaknya yang menderita kanker ke rumah sakit. Akhirnya, anak tidak mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan,” ujar Pandji.
Lim menjelaskan, penyakit kronis lain yang juga banyak diderita anak Indonesia adalah gangguan jantung. Data Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) menyebutkan, tiap tahun terdapat sekitar 48.000 bayi yang lahir dengan gangguan jantung di Indonesia.
Dari jumlah kasus itu, banyak anakanak yang meninggal di usia bawah lima tahun (balita) tanpa pernah sampai ke pusat pelayanan jantung anak bahkan belum pernah mendapat pemeriksaan. Salah satu alasannya adalah keterbatasan finansial keluarga.
”Fakta-fakta ini mendorong AIA untuk melakukan sesuatu demi membantu pengobatan mereka. Melalui kampanye Save a Life AIA, kami mengajak masyarakat Indonesia untuk melindungi diri mereka dan keluarga sekaligus berbagi untuk menyelamatkan hidup anak-anak penderita kanker dan gangguan jantung yang berasal dari golongan ekonomi kurang mampu,” ujar Presiden Direktur AIA Ben Ng dalam keterangan tertulisnya.
Kampanye Save a Life akan diselenggarakan melalui berbagai bentuk aktivitas yang melibatkan banyak pihak, mulai dari nasabah, agen, karyawan, hingga masyarakat luas. AIA akan mendonasikan Rp10.000 untuk setiap polis asuransi yang terjual selama periode kampanye. AIA juga akan memaksimalkan keterlibatan seluruh karyawan, agen, dan juga mitra usahanya untuk merealisasikan total donasi yang akan diberikan yaitu sebesar Rp 750 juta.
Dana itu akan didonasikan melalui YPKAI dan Yayasan Jantung Indonesia, dua yayasan yang memiliki rekam jejak yang baik dalam mendukung anak-anak penderita kanker dan gangguan jantung.
Hatim varabi
(ars)