Berau Targetkan Produksi 27 Juta Ton Batu Bara di 2015
A
A
A
JAKARTA - PT Berau Coal ditargetkan pada 2015 memproduksi batu bara sebanyak 27 juta ton. Jumlah itu naik 11,5% dari target produksi dan pengapalan perseroan pada 2014 yang telah disetujui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebanyak 24,2 juta metrik ton.
Direktur Utama PT Berau Coal Energy Tbk Amir Sambodo mengatakan, target tersebut sejalan dengan optimisme perseroan bahwa kondisi tahun 2015 akan lebih baik dibandingkan tahun ini. ”Permintaan impor (batu bara) di Asia akan terus tumbuh. Selain fokus pasar China dan India, kita masih punya peluang untuk menembus pasar Asia lainnya,” ujar Amir dalam paparan publik perseroan di Jakarta kemarin.
Berau Coal saat ini memiliki tiga lokasi penambangan di Kalimantan Timur, yakni di Lati, Binungan, dan Sambarata. Rencananya, tahun depan perseroan akan menggenjot produksi dari tambang Binungan dan Sambarata yang memiliki karakteristik kalori tinggi yang harga jualnya lebih mahal ketimbang produksi dari tambang Lati.
Terkait dengan itu, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pemegang saham utama PT Berau Coal itu juga menyetujui perubahan penggunaan sebagian dana hasil penawaran saham perdana (IPO) sebesar Rp522 miliar untuk mendukung pengembangan usaha.
Direktur Independen Berau Coal Energy Arief Wiedhartono mengatakan, RUPSLB perseroan kemarin menyetujui penggunaan sebagian dana IPO untuk penambahan kapasitas fasilitas pengolahan batu bara, loading conveyor, dan hauling road di lokasi tambang.
Rencana strategis perseroan lainnya adalah pembangunan terminal batu bara di Suaran, penambahan dua unit fasilitas tongkang pengangkut batu bara hingga menjadi delapan unit serta pencadangan untuk pembayaran kewajiban perusahaan dan anak perusahaan.
Secara rinci, untuk pengembangan usaha perseroan menyiapkan Rp129 miliar, untuk pembangunan terminal Rp47 miliar, pembangkit Rp69 miliar, pembelian tongkang Rp84 miliar, dan pencadangan sekitar Rp129 miliar. Terlepas dari itu, dalam situasi harga batu bara yang masih cenderung rendah, Amir Sambodo mengatakan bahwa strategi utama perseroan tetap melakukan efisiensi dan penghematan biaya.
Itu dilakukan melalui optimalisasi biaya penambangan dengan meningkatkan pengawasan operasional tambang, renegosiasi dengan kontraktor tambang, dan memperbaiki biaya energi dengan menekan konsumsi bahan bakar, terutama solar, dan renegosiasi harga dengan para pemasok.
”Kita optimistis karena efisiensi yang kita lakukan selama ini juga sudah menunjukkan hasil,” tuturnya. Mengenai kinerja tahun ini, Amir mengatakan bahwa per September 2014, produksi batu bara perseroan mencapai 18,6 juta ton dengan tingkat penjualan 18,2 juta ton. Sekitar 16% menurutnya merupakan penjualan domestik dan sisanya 84% untuk ekspor.
Pada periode yang sama, perseroan masih membukukan rugi sebesar USD72,46 miliar. Sementara itu, RUPSLB kemarin juga menyetujui pengangkatan anggota direksi baru, yaitu Paul Jeremy Martin Fenby dan Keith John Downham. Selain itu, diangkat pula Deswandhy Agusman sebagai komisaris independen merangkap wakil komisaris utama dan Irwandy Arif sebagai komisaris.
M faizal
Direktur Utama PT Berau Coal Energy Tbk Amir Sambodo mengatakan, target tersebut sejalan dengan optimisme perseroan bahwa kondisi tahun 2015 akan lebih baik dibandingkan tahun ini. ”Permintaan impor (batu bara) di Asia akan terus tumbuh. Selain fokus pasar China dan India, kita masih punya peluang untuk menembus pasar Asia lainnya,” ujar Amir dalam paparan publik perseroan di Jakarta kemarin.
Berau Coal saat ini memiliki tiga lokasi penambangan di Kalimantan Timur, yakni di Lati, Binungan, dan Sambarata. Rencananya, tahun depan perseroan akan menggenjot produksi dari tambang Binungan dan Sambarata yang memiliki karakteristik kalori tinggi yang harga jualnya lebih mahal ketimbang produksi dari tambang Lati.
Terkait dengan itu, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pemegang saham utama PT Berau Coal itu juga menyetujui perubahan penggunaan sebagian dana hasil penawaran saham perdana (IPO) sebesar Rp522 miliar untuk mendukung pengembangan usaha.
Direktur Independen Berau Coal Energy Arief Wiedhartono mengatakan, RUPSLB perseroan kemarin menyetujui penggunaan sebagian dana IPO untuk penambahan kapasitas fasilitas pengolahan batu bara, loading conveyor, dan hauling road di lokasi tambang.
Rencana strategis perseroan lainnya adalah pembangunan terminal batu bara di Suaran, penambahan dua unit fasilitas tongkang pengangkut batu bara hingga menjadi delapan unit serta pencadangan untuk pembayaran kewajiban perusahaan dan anak perusahaan.
Secara rinci, untuk pengembangan usaha perseroan menyiapkan Rp129 miliar, untuk pembangunan terminal Rp47 miliar, pembangkit Rp69 miliar, pembelian tongkang Rp84 miliar, dan pencadangan sekitar Rp129 miliar. Terlepas dari itu, dalam situasi harga batu bara yang masih cenderung rendah, Amir Sambodo mengatakan bahwa strategi utama perseroan tetap melakukan efisiensi dan penghematan biaya.
Itu dilakukan melalui optimalisasi biaya penambangan dengan meningkatkan pengawasan operasional tambang, renegosiasi dengan kontraktor tambang, dan memperbaiki biaya energi dengan menekan konsumsi bahan bakar, terutama solar, dan renegosiasi harga dengan para pemasok.
”Kita optimistis karena efisiensi yang kita lakukan selama ini juga sudah menunjukkan hasil,” tuturnya. Mengenai kinerja tahun ini, Amir mengatakan bahwa per September 2014, produksi batu bara perseroan mencapai 18,6 juta ton dengan tingkat penjualan 18,2 juta ton. Sekitar 16% menurutnya merupakan penjualan domestik dan sisanya 84% untuk ekspor.
Pada periode yang sama, perseroan masih membukukan rugi sebesar USD72,46 miliar. Sementara itu, RUPSLB kemarin juga menyetujui pengangkatan anggota direksi baru, yaitu Paul Jeremy Martin Fenby dan Keith John Downham. Selain itu, diangkat pula Deswandhy Agusman sebagai komisaris independen merangkap wakil komisaris utama dan Irwandy Arif sebagai komisaris.
M faizal
(bbg)