Ekonomi Indonesia Baru Bisa Tumbuh 7% pada 2017
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengatakan, pertumbuhan perekonomian Indonesia diperkirakan baru bisa mencapai 7% pada 2017.
Dia optimistis pada periode 2015-2019 ekonomi Indonesia bisa mencapai rata-rata di atas 7% dengan catatan harus dapat menaikan tax ratio, meningkatkan credit to GDP ratio, menggalakan pasar modal (obligasi), serta memperbanyak perusahaan BUMN dan swasta yang go public atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Selain itu, lanjut dia, meningkatkan foreign direct investment (FDI), dan mengembangkan infrastruktur, energi, logistic coast, serta sumber daya manusia.
"Pertumbuhan ekonomi 2014-2019 cenderung akan moderat rata-rata di atas 6%. Dan pada 2017 baru bisa mencapai di atas 7%," ujar Faisal, saat diskusi Outlook Ekonomi Politik 2015 di Gedung MNC Jakarta, Senin (29/12/2014).
Namun, kata dia, ada kendalanya untuk dapat merealisasi target tersebut seperti ketersediaan infrastruktur, listrik, jalan, pelabuhan, dan irigasi.
Selain itu, kemampuan fiskal dan daya dukung perbankan untuk memacu investasi juga masih terbatas dan tidak bisa digenjot dalam jangka pendek.
Meskipun secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi melambat, namun dia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik.
Investasi akan kembali menggeliat, iklim usaha semakin baik, dan investasi asing semakin deras. Selain itu, Indonesia akan tetap di jalur perekonomian terbuka dan menghargai komitmen yang telah disepakati, khususnya dengan negara kawasan ASEAN.
"Ada peluang peran investasi asing bertambah besar, menggenjot ekspor masih terbuka luas, serta roadmap menuju perbaikan berkelanjutan diperkirakan akan lebih baik dan dilaksanakan lebih konsisten," terangnya.
Dia optimistis pada periode 2015-2019 ekonomi Indonesia bisa mencapai rata-rata di atas 7% dengan catatan harus dapat menaikan tax ratio, meningkatkan credit to GDP ratio, menggalakan pasar modal (obligasi), serta memperbanyak perusahaan BUMN dan swasta yang go public atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Selain itu, lanjut dia, meningkatkan foreign direct investment (FDI), dan mengembangkan infrastruktur, energi, logistic coast, serta sumber daya manusia.
"Pertumbuhan ekonomi 2014-2019 cenderung akan moderat rata-rata di atas 6%. Dan pada 2017 baru bisa mencapai di atas 7%," ujar Faisal, saat diskusi Outlook Ekonomi Politik 2015 di Gedung MNC Jakarta, Senin (29/12/2014).
Namun, kata dia, ada kendalanya untuk dapat merealisasi target tersebut seperti ketersediaan infrastruktur, listrik, jalan, pelabuhan, dan irigasi.
Selain itu, kemampuan fiskal dan daya dukung perbankan untuk memacu investasi juga masih terbatas dan tidak bisa digenjot dalam jangka pendek.
Meskipun secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi melambat, namun dia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik.
Investasi akan kembali menggeliat, iklim usaha semakin baik, dan investasi asing semakin deras. Selain itu, Indonesia akan tetap di jalur perekonomian terbuka dan menghargai komitmen yang telah disepakati, khususnya dengan negara kawasan ASEAN.
"Ada peluang peran investasi asing bertambah besar, menggenjot ekspor masih terbuka luas, serta roadmap menuju perbaikan berkelanjutan diperkirakan akan lebih baik dan dilaksanakan lebih konsisten," terangnya.
(dmd)