Efisiensi, Garuda Pangkas Belanja Modal

Selasa, 30 Desember 2014 - 11:13 WIB
Efisiensi, Garuda Pangkas Belanja Modal
Efisiensi, Garuda Pangkas Belanja Modal
A A A
TANGERANG - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) pada tahun depan memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) untuk efisiensi. Biaya yang dipangkas sebagian besar untuk pengadaan sejumlah pesawat.

”Tahun depan kami akan merevisi belanja modal, yang pasti capex yang akan dikurangi lebih dari 10% tapi tidak lebih dari 50%,” kata Direktur Keuangan, Risiko & Teknologi Informasi Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra seusai menghadiri jumpa pers akhir tahun perseroan di Kantor Pusat Garuda, Cengkareng, Banten, kemarin.

Sebagai catatan, emiten penerbangan pelat merah tersebut pada tahun depan sebelumnya mengalokasikan belanja modal sebesar USD200 juta atau setara Rp2,5 triliun kurs Rp12.500/USD. Menurut Gusti, dana tersebut akan digunakan untuk pengadaan 18 unit pesawat ke Garuda dan lima unit ke Citilink. Dengan revisi capex, pada tahun depan Garuda hanya mendatangkan 15 unit pesawat.

”Kami telah melakukan negosiasi untuk pengadaan 23 pesawat, jadi nanti jumlah pesawat yang akan didatangkan hanya 15 unit,” paparnya. Lebih lanjut dia menjelaskan, beberapa biaya operasional perseroan pada tahun depan memang melebihi anggaran yang ada. Untuk menekan efisiensi, perseroan akan memangkas biaya operasional salah satunya melalui pengurangan capex.

Terkait sumber pendanaan capex, kata Askhara, perseroan akan memiliki sejumlah opsi. Sumber pendanaan terbesar yaitu lebih dari 50% akan berasal dari pendapatan operasional perusahaan. Sementara sisanya melalui pinjaman bank dan penerbitan obligasi. Gusti menjelaskan, Garuda pada kuartal I/ 2015 juga berencana menerbitkan obligasi global senilai USD500 juta.

Selain digunakan untuk capex, dana tersebut juga akan digunakan untuk pembayaran utang jatuh tempo sebesar USD135 juta pada kuartal I/ 2015. Sebagai catatan, utang jatuh tempo yang akan dibayar (refinancing ) pada tahun 2015 mencapai USD350 juta.

Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan perseroan berencana melakukan fleet management yaitu melalui penyesuaian jumlah kursi di kelas bisnis menjadi penambahan di kelas ekonomi. Hal ini sebagai upaya perseroan untuk menurunkan biaya operasional per kursi (unit cost per seat ).

Dengan demikian jumlah komposisi kursi penumpang kelas bisnis dikurangi sedangkan jumlah kursi kelas ekonomi diperbanyak. ”Beberapa pesawat akan melaksanakan sublease dan melakukan penyesuaian jumlah kursi di kelas bisnis menjadi kelas ekonomi,” kata Arif. Dia mengungkapkan, penyesuaian jumlah kursi tersebut khususnya dilakukan pada tipe pesawat narrow body Boeing 737-800 NG. Nantinya dari 12 kursidikelasbisnisakanmenjadi 8 kursi.

”Melalui penyesuaian ini akan terjadi peningkatan kapasitas kelas ekonomi yang menyerap pasar lebih besar hingga 15- 20% dan dapat terjadi penu-runan biaya,” paparnya. Selama ini, lanjutnya, tingkat isian kelas bisnis Garuda sebesar 40% hingga 50%. Angka ini merupakan rata-rata sepanjang 3 tahun terakhir.

Penyesuaian ini tentunya juga dipengaruhi oleh kebijakan larangan bepergian memakai pesawat kelas bisnis untuk petinggi BUMN. ”Hasil analisa tingkat isian bisnis 40-50% selama 3 tahun terakhir. Kebetulan himbauan pemerintah tentang larangan naik kelas bisnis, isian drop ke 30%,” ungkapnya.

Menurut Arif, pengurangan kursi kelas bisnis akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2015. Tahap awal, penyesuaian ini dilakukan pada 24 armada Boeing 737-800 NG.

Heru febrianto/ Ichsan amin
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5556 seconds (0.1#10.140)