IHSG Terbaik Kedua di Asia Tenggara
A
A
A
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari terakhir di 2014 ditutup pada level 5.226,95, menguat 22,29% dibandingkan posisinya pada penutupan di akhir 2013 di level 4.274,17.
Pencapaian tersebut merupakan yang kedua terbaik setelah bursa Filipina yang tumbuh 22,76% sepanjang 2014. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla yang menghadiri seremoni penutupan perdagangan terakhir tahun ini mengatakan, pencapaian tersebut menandakan kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun sempat terjadi gejolak ekonomi, kata dia, hal tersebut tidak menyurutkan kepercayaan investor domestik ataupun asing. “Hari ini kita tutup perdagangan dengan situasi yang lebih baik di level 5.226 dengan growth kedua terbaik di Asia Tenggara. Ini adalah wujud kepercayaan terhadap ekonomi kita,” kata Wapres di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, kemarin.
Wapres menambahkan, setelah menutup tahun 2014 dengan baik, ekonomi Indonesia dipercaya bisa lebih baik lagi di tahun 2015. Pemerintah, tegas dia, juga berjanji untuk terus mendukung pertumbuhan pasar modal dengan berbagai kebijakan. “Indeks ini tergantung pada harapan, apa yang kita lakukan tentu mendapat kepercayaan. Ke depan kita harapkan akan lebih baik lagi. Pemerintah akan mendukung melalui fungsinya yaitu melalui kekuatan APBN dan kebijakan publik,” tuturnya.
Lebih lanjut, Wapres menegaskan harapannya agar emiten yang tergabung di bursa tidak hanya menjadikan indeks sebagai acuan kualitas perusahaan, tetapi juga didukung dengan produktivitas yang lebih baik. Dia juga mengimbau kepada emiten untuk tidak meningkatkan capital gain ke pasar saham di luar negeri. Sokongan investasi yang lebih besar di BEI menurutnya juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Jaga pertumbuhan agar bisa adil di seluruh lapisan masyarakat, ini adalah tanggung jawab bersama. Jika tidak adanya keadilan suatu bangsa maka negara tersebut dapat hancur,” tandasnya. Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan bahwa pihaknya menerapkan beberapa program strategis, seperti pendalaman pasar (market deepening ), untuk meningkatkan daya saing dan likuiditas pasar modal Indonesia.
“Strategi yang OJK canangkan dapat mendorong pertambahan jumlah emiten dan dengan sendirinya pemodal itu akan tumbuh lebih baik dan tercermin dari indeks yang tumbuh lebih baik,” katanya. Untuk mendukung terlaksananya program-program yang telah disiapkan, OJK juga mempersiapkan perangkat aturan, pengawasan dan penegakan hukum.
Melalui upaya tersebut diharapkan dapat diwujudkan industri pasar modal yang menjadi penggerak perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing global. Selain program yang telah di jalankan, dia menambahkan, OJK terus meningkatkan kehati- hatian dalam memberikan persetujuan dan meningkatkan kualitas perubahan manajemen dan pengendali Self Regulatory Organization (SRO).
Arsy ani s/Heru febrianto
Pencapaian tersebut merupakan yang kedua terbaik setelah bursa Filipina yang tumbuh 22,76% sepanjang 2014. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla yang menghadiri seremoni penutupan perdagangan terakhir tahun ini mengatakan, pencapaian tersebut menandakan kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun sempat terjadi gejolak ekonomi, kata dia, hal tersebut tidak menyurutkan kepercayaan investor domestik ataupun asing. “Hari ini kita tutup perdagangan dengan situasi yang lebih baik di level 5.226 dengan growth kedua terbaik di Asia Tenggara. Ini adalah wujud kepercayaan terhadap ekonomi kita,” kata Wapres di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, kemarin.
Wapres menambahkan, setelah menutup tahun 2014 dengan baik, ekonomi Indonesia dipercaya bisa lebih baik lagi di tahun 2015. Pemerintah, tegas dia, juga berjanji untuk terus mendukung pertumbuhan pasar modal dengan berbagai kebijakan. “Indeks ini tergantung pada harapan, apa yang kita lakukan tentu mendapat kepercayaan. Ke depan kita harapkan akan lebih baik lagi. Pemerintah akan mendukung melalui fungsinya yaitu melalui kekuatan APBN dan kebijakan publik,” tuturnya.
Lebih lanjut, Wapres menegaskan harapannya agar emiten yang tergabung di bursa tidak hanya menjadikan indeks sebagai acuan kualitas perusahaan, tetapi juga didukung dengan produktivitas yang lebih baik. Dia juga mengimbau kepada emiten untuk tidak meningkatkan capital gain ke pasar saham di luar negeri. Sokongan investasi yang lebih besar di BEI menurutnya juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Jaga pertumbuhan agar bisa adil di seluruh lapisan masyarakat, ini adalah tanggung jawab bersama. Jika tidak adanya keadilan suatu bangsa maka negara tersebut dapat hancur,” tandasnya. Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan bahwa pihaknya menerapkan beberapa program strategis, seperti pendalaman pasar (market deepening ), untuk meningkatkan daya saing dan likuiditas pasar modal Indonesia.
“Strategi yang OJK canangkan dapat mendorong pertambahan jumlah emiten dan dengan sendirinya pemodal itu akan tumbuh lebih baik dan tercermin dari indeks yang tumbuh lebih baik,” katanya. Untuk mendukung terlaksananya program-program yang telah disiapkan, OJK juga mempersiapkan perangkat aturan, pengawasan dan penegakan hukum.
Melalui upaya tersebut diharapkan dapat diwujudkan industri pasar modal yang menjadi penggerak perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing global. Selain program yang telah di jalankan, dia menambahkan, OJK terus meningkatkan kehati- hatian dalam memberikan persetujuan dan meningkatkan kualitas perubahan manajemen dan pengendali Self Regulatory Organization (SRO).
Arsy ani s/Heru febrianto
(ars)