Percepatan Pembangkit Diprediksi Capai 95%

Jum'at, 02 Januari 2015 - 10:12 WIB
Percepatan Pembangkit...
Percepatan Pembangkit Diprediksi Capai 95%
A A A
JAKARTA - Proyek percepatan pembangunan (fast track programme /FTP) pembangkit listrik 10.000 megawatt (MW) tahap I hingga akhir tahun ini diperkirakan baru akan terealisasi 95%.

Saat ini FTP tahap I baru terealisasi 70%, dikelola PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), anak usaha PT PLN (persero). “Saya enggak yakin 2015 bisa 100%. Kalau 95% kapasitas bisa terbangun dan bisa COD (commercial operation date ), artinya bisa beroperasi, masuk ke jaringan, itu saja sudah sangat bagus,” ujar Direktur Eksekutif Institute Esential Fabby Tumiwa di Jakarta kemarin.

Menurut Fabby, kendala dalam merealisasikan pembangkit listrik 10.000 MW sudah dihadapi sejak awal, dari sulitnya pembebasan lahan, pendanaan, hingga ketidaksiapan sistem transmisi. Di luar itu, ada pula persoalan mengenai kualitas pembangkit yang tidak memenuhi standar sehingga PLN terpaksa harus melakukan perbaikan.

Proyek FTP tahap I sudah dijalankan selama kurun waktu 10 tahun, padahal seharusnya sudah bisa dituntaskan akhir 2013. Proyek FTP tahap I berkapasitas total 9.975 MW awalnya ditargetkan tuntas pada 2009 sesuai amanat Peraturan Presiden No 71 Tahun 2006. Karena tidak selesai, target dimundurkan hingga 31 Desember 2014 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2009.

Pemerintah kemudian merevisi perpres tersebut dengan Perpres Nomor 71 Tahun 2011 yang berisipenyelesaianproyekFTPtahap I yang belum tuntas akan ditetapkan menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM). Manajemen PLN memproyeksikan hingga akhir 2014, proyek FTP tahap I yang beroperasi komersial sebanyak 8.445 MW, commissioning sebanyak 1.272 MW dan konstruksi 210 MW.

Fabby berharap Direktur Utama PLN Sofyan Basir dapat memastikan setiap tahun ada penambahan kapasitas listrik baru. Paling tidak, kata dia, untuk Jawa-Bali harus ada tambahan minimal 4.500 MW. “PLN harus menambah paling tidak 3.000 MW, swasta dan lainnya paling sedikit 1.500-2.000 MW. Jadi 2015 harus masuk 4.500- 5.000 MW, dan ini tugas dirut baru memastikan,” kata dia.

Sofyan Basir belum lama ini menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan sinergi dalam melaksanakan tugas yang diberikan pemerintah kepada PLN. Dalam jangka pendek, kata dia, PLN akan fokus mengatasi kendala pasokan listrik di beberapa tempat di Indonesia yang menyebabkan terjadinya pemadaman listrik.

Sementara itu, Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan bahwa pemerintah memiliki harapan tinggi pada manajemen baru PLN. Melalui komposisi direksi dan juga dewan komisaris PLN yang baru, dia yakin akan tercipta penguatan, penyegaran, dan kesinambungan di tubuh BUMN ketenagalistrikan ini.

Sesuai rekomendasi Komite Ekonomi Nasional, rasio elektrifikasi harus mampu ditingkatkan hingga 100% atau di atas 95,5% pada 2020. Sementara akhir tahun ini, rasio elektrifikasi baru mencapai 83,5 %. Artinya PLN diminta harus bisa meningkatkan rasio elektrifikasi 3% per tahun.

Nanang wijayanto
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1082 seconds (0.1#10.140)