Mendag Salahkan Harga Minyak Dunia
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel menyalahkan harga minyak dunia lantaran neraca perdagangan Indonesia pada November 2014 mengalami defisit.
Menurutnya, defisit neraca perdagangan terjadi karena harga minyak dunia saat ini mengalami penurunan, sehingga memengaruhi ekspor.
Namun, kondisi neraca nonmigas Indonesia yang naik, menyelamatkan neraca perdagangan yang terjun bebas.
"Ke depannya, kita harus membantu industri-industri kecil menengah untuk tetap menjaga neraca perdagangannya," ujar dia saat ditemui dalam acara Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (2/1/2015).
Selama satu tahun ke depan, Rachmat mengungkapkan, Indonesia masih akan bergantung pada ekspor minyak dan gas bumi (migas). Sebab itu, pemerintah akan mengupayakan untuk menaikkan ekspor nonmigas.
"Kita akan kejar produk premier yang selama ini mendominasi dari produk nonmigas. Pemerintah akan usahakan produk manufaktur dinaikkan. Karena itu investasi akan kita dorong ke depannya," tutur Rachmat.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini telah mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada November 2014 yang defisit sebesar USD425,7 juta. Padahal pada bulan sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar USD0,02 miliar.
(Baca: Neraca Perdagangan November Defisit Rp5,32 T)
Menurutnya, defisit neraca perdagangan terjadi karena harga minyak dunia saat ini mengalami penurunan, sehingga memengaruhi ekspor.
Namun, kondisi neraca nonmigas Indonesia yang naik, menyelamatkan neraca perdagangan yang terjun bebas.
"Ke depannya, kita harus membantu industri-industri kecil menengah untuk tetap menjaga neraca perdagangannya," ujar dia saat ditemui dalam acara Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (2/1/2015).
Selama satu tahun ke depan, Rachmat mengungkapkan, Indonesia masih akan bergantung pada ekspor minyak dan gas bumi (migas). Sebab itu, pemerintah akan mengupayakan untuk menaikkan ekspor nonmigas.
"Kita akan kejar produk premier yang selama ini mendominasi dari produk nonmigas. Pemerintah akan usahakan produk manufaktur dinaikkan. Karena itu investasi akan kita dorong ke depannya," tutur Rachmat.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini telah mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada November 2014 yang defisit sebesar USD425,7 juta. Padahal pada bulan sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar USD0,02 miliar.
(Baca: Neraca Perdagangan November Defisit Rp5,32 T)
(izz)