Dana Kelolaan Reksa Dana Rp228,46 T
A
A
A
JAKARTA - Total dana kelolaan (asset under management /AUM) reksa dana per akhir Desember 2014 mencapai Rp228,46 triliun atau tumbuh 4,5% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp218,43 triliun.
Pertumbuhan dana kelolaan yang mencapai Rp10 triliun dalam satu bulan itu diikuti naiknya jumlah unit penyertaan di mana per akhir Desember 2014 lalu menjadi 136,62 miliar, atau naik 3,8% dari sebelumnya 141,86 miliar.
Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan, selama periode Januari-Desember 2014 pertumbuhan reksa dana disumbang besar oleh reksa dana saham. “Pertumbuhannya positif dari bulan ke bulan dipengaruhi oleh banyaknya orangorang yang berinvestasi melalui reksa dana saham,” ujar Kiswoyo kepada KORAN SINDO, Minggu (4/1) malam.
Di sisi lain, reksa dana saham memiliki keuntungan yang tinggi sehingga menarik masyarakat untuk berinvestasi. Investor cenderung mencari keuntungan lebih dengan membeli saham di sektor yang memiliki pertumbuhan positif. “Dengan begitu, pada saat harga sahamya naik, investor akan mendapatkan keuntungan,” ungkap Kiswoyo.
Dia melanjutkan, mengenai rencana pemerintah yang akan menyuntikkan modal usaha untuk badan usaha milik negara (BUMN), terutama di sektor konstruksi, hal itu memberikan sentimen positif sehingga akan mempengaruhi kinerja reksa dana saham.
“Karena proyek-proyek pemerintah banyak di bidang konstruksi, otomatis akan disokong oleh perusahaan konstruksi lokal. Hal tersebut akan memudahkan para emiten untuk membangun proyeknya, yang secara tidak langsung akan memengaruhi sahamnya juga,” tambahnya.
Menurut data yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 30 Desember 2014 dana kelolaan reksa dana saham masih memberikan kontribusi terbesar senilai Rp99,64 triliun dibandingkan reksa dana lain. Sementara reksa dana terproteksi sebesar Rp41,06 triliun, reksa dana fixed income (pendapatan tetap) mencapai Rp43,28 triliun.
Di peringkat keempat terdapat reksa dana mixed (campuran) yang berkontribusi sebesar Rp28,76 triliun, kemudian reksa dana pasar uang sebesar Rp20,48 triliun dan terakhir reksa dana indeks memberikan kontribusi sebesar Rp453,95 miliar. Berikutnya mengenai reksa dana nonkonvensional (syariah). Reksa dana syariah berbasis saham masih mendominasi, yakni sebesar Rp6,36 triliun.
Kemudian reksa dana campuran sebesar Rp1,66 triliun, syariah berbasis terproteksi sebesar Rp1,45 triliun, reksa dana syariah fixed income sebesar Rp376,27 miliar, sedangkan reksa dana syariah berbasis pasar uang sebesar Rp732,155 miliar, dan reksa dana syariah berbasis indeks sebesar Rp150,34 miliar.
Direktur Emco Asset Management Hans Kwee mengatakan, pertumbuhan total AUM pada tahun 2014 mencapai 18,74%. Angka tersebut dinilai cukup baik untuk perkembangan reksa dana kendati masih di bawah pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang mencapai 22%. “Artinya banyak reksa dana yang kinerjanya di bawah indeks,” paparnya.
Dia menyarankan sebaiknya pertumbuhan nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana di atas pertumbuhan IHSG. Kurang bersinarnya kinerja reksa dana sepanjang tahun lalu disebabkan investor mengambil sikap melihat dan menunggu (wait and see) karena bertepatan dengan pemilihan umum.
“Pada awal 2014 orangorang cenderung tidak terlalu berani membeli reksa dana. Sampai akhirnya keluar sentimen positif bahwa Jokowi dipastikan menjadi presiden. Setelah itu baru orang banyak yang masuk ke pasar,” jelasnya.
Hans menambahkan, dominasi kontribusi reksa dana saham sudah terjadi sejak tahun 2005. Tren tersebut berubah karena sebelumnya reksa dana paling banyak berasal dari kontribusi reksa dana pendapatan. Dominasi reksa dana saham dipicu oleh rata-rata penduduk Indonesia yang berusia produktif di kisaran 30 tahun.
Hal itu mendorong investor muda yang kelebihan dana dan ingin melipatgandakan investasinya. “Nanti, seiring berjalannya waktu, akan berubah ketika rata-rata penduduk Indonesia di atas 50 tahunan yang akan menyasar investasi di reksa dana pendapatan,” ramalnya.
Arsy ani s
Pertumbuhan dana kelolaan yang mencapai Rp10 triliun dalam satu bulan itu diikuti naiknya jumlah unit penyertaan di mana per akhir Desember 2014 lalu menjadi 136,62 miliar, atau naik 3,8% dari sebelumnya 141,86 miliar.
Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan, selama periode Januari-Desember 2014 pertumbuhan reksa dana disumbang besar oleh reksa dana saham. “Pertumbuhannya positif dari bulan ke bulan dipengaruhi oleh banyaknya orangorang yang berinvestasi melalui reksa dana saham,” ujar Kiswoyo kepada KORAN SINDO, Minggu (4/1) malam.
Di sisi lain, reksa dana saham memiliki keuntungan yang tinggi sehingga menarik masyarakat untuk berinvestasi. Investor cenderung mencari keuntungan lebih dengan membeli saham di sektor yang memiliki pertumbuhan positif. “Dengan begitu, pada saat harga sahamya naik, investor akan mendapatkan keuntungan,” ungkap Kiswoyo.
Dia melanjutkan, mengenai rencana pemerintah yang akan menyuntikkan modal usaha untuk badan usaha milik negara (BUMN), terutama di sektor konstruksi, hal itu memberikan sentimen positif sehingga akan mempengaruhi kinerja reksa dana saham.
“Karena proyek-proyek pemerintah banyak di bidang konstruksi, otomatis akan disokong oleh perusahaan konstruksi lokal. Hal tersebut akan memudahkan para emiten untuk membangun proyeknya, yang secara tidak langsung akan memengaruhi sahamnya juga,” tambahnya.
Menurut data yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 30 Desember 2014 dana kelolaan reksa dana saham masih memberikan kontribusi terbesar senilai Rp99,64 triliun dibandingkan reksa dana lain. Sementara reksa dana terproteksi sebesar Rp41,06 triliun, reksa dana fixed income (pendapatan tetap) mencapai Rp43,28 triliun.
Di peringkat keempat terdapat reksa dana mixed (campuran) yang berkontribusi sebesar Rp28,76 triliun, kemudian reksa dana pasar uang sebesar Rp20,48 triliun dan terakhir reksa dana indeks memberikan kontribusi sebesar Rp453,95 miliar. Berikutnya mengenai reksa dana nonkonvensional (syariah). Reksa dana syariah berbasis saham masih mendominasi, yakni sebesar Rp6,36 triliun.
Kemudian reksa dana campuran sebesar Rp1,66 triliun, syariah berbasis terproteksi sebesar Rp1,45 triliun, reksa dana syariah fixed income sebesar Rp376,27 miliar, sedangkan reksa dana syariah berbasis pasar uang sebesar Rp732,155 miliar, dan reksa dana syariah berbasis indeks sebesar Rp150,34 miliar.
Direktur Emco Asset Management Hans Kwee mengatakan, pertumbuhan total AUM pada tahun 2014 mencapai 18,74%. Angka tersebut dinilai cukup baik untuk perkembangan reksa dana kendati masih di bawah pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang mencapai 22%. “Artinya banyak reksa dana yang kinerjanya di bawah indeks,” paparnya.
Dia menyarankan sebaiknya pertumbuhan nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana di atas pertumbuhan IHSG. Kurang bersinarnya kinerja reksa dana sepanjang tahun lalu disebabkan investor mengambil sikap melihat dan menunggu (wait and see) karena bertepatan dengan pemilihan umum.
“Pada awal 2014 orangorang cenderung tidak terlalu berani membeli reksa dana. Sampai akhirnya keluar sentimen positif bahwa Jokowi dipastikan menjadi presiden. Setelah itu baru orang banyak yang masuk ke pasar,” jelasnya.
Hans menambahkan, dominasi kontribusi reksa dana saham sudah terjadi sejak tahun 2005. Tren tersebut berubah karena sebelumnya reksa dana paling banyak berasal dari kontribusi reksa dana pendapatan. Dominasi reksa dana saham dipicu oleh rata-rata penduduk Indonesia yang berusia produktif di kisaran 30 tahun.
Hal itu mendorong investor muda yang kelebihan dana dan ingin melipatgandakan investasinya. “Nanti, seiring berjalannya waktu, akan berubah ketika rata-rata penduduk Indonesia di atas 50 tahunan yang akan menyasar investasi di reksa dana pendapatan,” ramalnya.
Arsy ani s
(ars)