Hipmi Dorong Keberpihakan UMKM
A
A
A
JAKARTA - Isu terkait usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), bahan bakar minyak (BBM), maritim, hingga industri kreatif menjadi bahan diskusi menarik dalam acara debat calon ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) 2015-2018 tadi malam.
UMKM sebagai salah satu pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kini masih dihadapkan pada sejumlah persoalan seperti kesulitan mengakses pasar dan permodalan, transparansi perpajakan dan perizinan yang tidak jelas. Tiga calon ketua umum (caketum) Hipmi yaitu Bayu Priawan Djokosoetono, Bahlil Lahadalia, dan Andhika Anindyaguna sepakat bahwa pemerintah semestinya memiliki keberpihakan yang lebih baik terhadap sektor UMKM di Indonesia yang jumlahnya mencapai lebih dari 50 juta unit.
“Semua persoalan yang dihadapi UMKM itu semua harus segera dibenahi. Hipmi harus bisa mengubah itu semua, menyuarakan itu semua ke pemerintah agar tercipta komitmen yang menyeluruh untuk perbaikan UMKM,” ungkap Bayu Priawan Djokosoetono dalam acara “Debat Kandidat Ketua Umum Hipmi 2015-2018” di SINDO TV, Jakarta, tadi malam.
Andhika Anindyaguna mengatakan, UMKM sebagai pilar ekonomi juga menyerap tenaga kerja paling banyak yaitu lebih dari 90%. Ironisnya, hanya 25% atau sekitar 13 juta pelaku UMKM yang memiliki akses permodalan kepada institusi atau lembaga keuangan. “Harus ada upaya untuk mendorong agar setidaknya 50% pelaku UMKM bisa punya akses ke lembaga keuangan,” kata pengusaha yang akrab disapa Bagoes itu.
Menurutnya, Hipmi ke depan memiliki susunan organisasi khusus yang membidangi UMKM dan diharapkan unit ini bisa aktif menjalankan program, terutama diskusi dan komunikasi serta memberikan kritikan kepada pemerintah agar segera menyempurnakan aturan yang bisa meningkatkan akses permodalan yang lebih lunak bagi pelaku UMKM.
Senada, Bahlil Lahadalia juga menekankan bahwa regulasi harus berpihak kepada UMKM. Dalam permodalan, Hipmi akan terus mendorong dan memberi masukan agar bunga kredit bagi UMKM tidak lebih dari 10%. Selama ini UMKM dibebani bunga kredit 17%, sedangkan bunga kredit pengusaha besar saja 12%.
“Di sinilah Hipmi memosisikan diri sebagai mitra sejajar untuk memberikan pikiran-pikiran yang cerdas dan masukan bagi perbaikan regulasi dari pemerintah,” ucapnya. Selain UMKM, isu BBM yang masih menghangat pun tak luput dari perhatian. Bagoes mengapresiasi komitmen pemerintah mengalihkan subsidi BBM untuk sektor produktif.
Namun, menurut Presiden Direktur PT Sugih Energy Tbk (SUGI) itu, ke depan Indonesia jangan hanya menggantungkan kepada BBM, tapi juga harus mengembangkan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan serta menuju kemandirian energi. Selain melakukan tanya jawab, tiga caketum Hipmi tersebut juga diberi kesempatan memaparkan visi dan misinya.
Bayu mengemukakan beberapa program prioritas di antaranya menjadikan Hipmi sebagai organisasi yang mandiri, profesional, dan strategis. Hipmi sebagai wadah aspirasi seluruh pengusaha muda di Tanah Air juga harus menjadi fasilitator utama pengembangan bisnis dan daya saingusaha dari para anggotanya.
“Yang paling penting bukan hanya mencetuskan pengusaha baru, melainkan juga meningkatkan kontribusi Hipmi terhadap ekonomi Indonesia secara konkret,” ungkapnya. Sementara itu, Bahlil menekankan bahwa Hipmi harus menjadi inspirasi pemuda baik di kampus maupun luar kampus agar mereka tergerak minatnya untuk berwirausaha sehingga Indonesia bisa mencapai rasio kewirausahaan 2% dari jumlah penduduk.
Pihaknya juga menegaskan untuk mendorong pemerataan ekonomi ke daerahdaerah. Adapun Bagoes mengusung tagline atau semangat “Sinergi Nusantara” yang merupakan cerminan dari sinergi yang ingin dibangun melalui hubungan kerja sama bisnis antarsesama anggota Hipmi.
“Ke depan kami ingin agar teman-teman pengusaha di daerah bisa meningkatkan kelas usahanya melalui Sinergi Nusantara itu,” pungkasnya. Pada kesempatan yang sama, Dewan Pembina Hipmi Erwin Aksa berpesan agar ketua umum terpilih nanti bisa melanjutkan cita-cita Hipmi sebagai organisasi kader bagi pengusaha dan bisa menjadi yang terbaik.
Ketua Umum Hipmi Raja Sapta Oktohari menambahkan, organisasi Hipmi memikul tanggung jawab besar kepada seluruh masyarakat Indonesia dan menjadi wadah perjuangan kepentingan pengusaha muda di Indonesia. “Kita harus mewujudkan apa yang sudah dicitacitakan bersama dan menjawab semua tantangan di depan,” ungkapnya.
Inda susanti
UMKM sebagai salah satu pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kini masih dihadapkan pada sejumlah persoalan seperti kesulitan mengakses pasar dan permodalan, transparansi perpajakan dan perizinan yang tidak jelas. Tiga calon ketua umum (caketum) Hipmi yaitu Bayu Priawan Djokosoetono, Bahlil Lahadalia, dan Andhika Anindyaguna sepakat bahwa pemerintah semestinya memiliki keberpihakan yang lebih baik terhadap sektor UMKM di Indonesia yang jumlahnya mencapai lebih dari 50 juta unit.
“Semua persoalan yang dihadapi UMKM itu semua harus segera dibenahi. Hipmi harus bisa mengubah itu semua, menyuarakan itu semua ke pemerintah agar tercipta komitmen yang menyeluruh untuk perbaikan UMKM,” ungkap Bayu Priawan Djokosoetono dalam acara “Debat Kandidat Ketua Umum Hipmi 2015-2018” di SINDO TV, Jakarta, tadi malam.
Andhika Anindyaguna mengatakan, UMKM sebagai pilar ekonomi juga menyerap tenaga kerja paling banyak yaitu lebih dari 90%. Ironisnya, hanya 25% atau sekitar 13 juta pelaku UMKM yang memiliki akses permodalan kepada institusi atau lembaga keuangan. “Harus ada upaya untuk mendorong agar setidaknya 50% pelaku UMKM bisa punya akses ke lembaga keuangan,” kata pengusaha yang akrab disapa Bagoes itu.
Menurutnya, Hipmi ke depan memiliki susunan organisasi khusus yang membidangi UMKM dan diharapkan unit ini bisa aktif menjalankan program, terutama diskusi dan komunikasi serta memberikan kritikan kepada pemerintah agar segera menyempurnakan aturan yang bisa meningkatkan akses permodalan yang lebih lunak bagi pelaku UMKM.
Senada, Bahlil Lahadalia juga menekankan bahwa regulasi harus berpihak kepada UMKM. Dalam permodalan, Hipmi akan terus mendorong dan memberi masukan agar bunga kredit bagi UMKM tidak lebih dari 10%. Selama ini UMKM dibebani bunga kredit 17%, sedangkan bunga kredit pengusaha besar saja 12%.
“Di sinilah Hipmi memosisikan diri sebagai mitra sejajar untuk memberikan pikiran-pikiran yang cerdas dan masukan bagi perbaikan regulasi dari pemerintah,” ucapnya. Selain UMKM, isu BBM yang masih menghangat pun tak luput dari perhatian. Bagoes mengapresiasi komitmen pemerintah mengalihkan subsidi BBM untuk sektor produktif.
Namun, menurut Presiden Direktur PT Sugih Energy Tbk (SUGI) itu, ke depan Indonesia jangan hanya menggantungkan kepada BBM, tapi juga harus mengembangkan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan serta menuju kemandirian energi. Selain melakukan tanya jawab, tiga caketum Hipmi tersebut juga diberi kesempatan memaparkan visi dan misinya.
Bayu mengemukakan beberapa program prioritas di antaranya menjadikan Hipmi sebagai organisasi yang mandiri, profesional, dan strategis. Hipmi sebagai wadah aspirasi seluruh pengusaha muda di Tanah Air juga harus menjadi fasilitator utama pengembangan bisnis dan daya saingusaha dari para anggotanya.
“Yang paling penting bukan hanya mencetuskan pengusaha baru, melainkan juga meningkatkan kontribusi Hipmi terhadap ekonomi Indonesia secara konkret,” ungkapnya. Sementara itu, Bahlil menekankan bahwa Hipmi harus menjadi inspirasi pemuda baik di kampus maupun luar kampus agar mereka tergerak minatnya untuk berwirausaha sehingga Indonesia bisa mencapai rasio kewirausahaan 2% dari jumlah penduduk.
Pihaknya juga menegaskan untuk mendorong pemerataan ekonomi ke daerahdaerah. Adapun Bagoes mengusung tagline atau semangat “Sinergi Nusantara” yang merupakan cerminan dari sinergi yang ingin dibangun melalui hubungan kerja sama bisnis antarsesama anggota Hipmi.
“Ke depan kami ingin agar teman-teman pengusaha di daerah bisa meningkatkan kelas usahanya melalui Sinergi Nusantara itu,” pungkasnya. Pada kesempatan yang sama, Dewan Pembina Hipmi Erwin Aksa berpesan agar ketua umum terpilih nanti bisa melanjutkan cita-cita Hipmi sebagai organisasi kader bagi pengusaha dan bisa menjadi yang terbaik.
Ketua Umum Hipmi Raja Sapta Oktohari menambahkan, organisasi Hipmi memikul tanggung jawab besar kepada seluruh masyarakat Indonesia dan menjadi wadah perjuangan kepentingan pengusaha muda di Indonesia. “Kita harus mewujudkan apa yang sudah dicitacitakan bersama dan menjawab semua tantangan di depan,” ungkapnya.
Inda susanti
(bbg)