Reksa Dana Saham Beri ReturnTertinggi Tahun Lalu
A
A
A
JAKARTA - Reksa dana saham sepanjang tahun lalu memberikan imbal hasil (return) rata-rata tertinggi dibanding jenis reksa dana lainnya.
Berdasarkan data PT Infovesta Utama, return rata-rata reksa dana saham mencapai 27,86%. Return tersebut tertinggi dibanding reksa dana campuran, yang memberikan return 16,91%, dan reksa dana pendapatan tetap sebesar 7,85%.
Analis riset PT Infovesta Utama Villia Wati mengatakan, kinerja reksa dana saham secara rata-rata sepanjang tahun lalu mampu mencatatkan kinerja lebih unggul dibanding jenis campuran dan pendapatan tetap.
Menurut dia, hal ini didukung oleh kenaikan bursa saham yang melampaui kinerja bursa obligasi di periode tersebut. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga Desember memberikan return rata-rata sebesar 22,29%, sedangkan obligasi hanya 6,39%.
"Secara umum pergerakan bursa saham yang lebih agresif, mengakibatkan kinerja bursa saham tercatat lebih tinggi pada saat kondisi ekonomi yang relatif baik," kata dia kepada Sindonews, Sabtu (10/1/2015).
Sementara itu, kinerja reksa dana sepanjnga 2014 dibanding tahun sebelumnya jauh lebih baik. Pada periode yang sama tahun lalu, return IHSG maupun reksa dana tercatat minus.
"Jika dibandingkan dengan tahun 2013, kinerja reksa dana baik jenis saham, campuran, maupun pendapatan tetap terlihat jauh lebih baik," Vilia.
Dia menjelaskan, kinerja ketiga jenis reksa dana tersebut tercatat negatif selama 2013. Tergerusnya bursa saham dan obligasi yang cukup dalam pasca kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 2013 menjadi sentimen pemberat kinerja reksa dana di tahun tersebut.
Sementara pada 2014, indeks reksa dana berhasil membukukan kinerja cukup impresif ditopang perbaikan beberapa indikator ekonomi, lancarnya pelaksanaan pemilu, serta respon investor yang relatif positif atas kenaikan BBM.
Sementara sentimen yang diduga turut mempengaruhi kinerja bursa saham dan obligasi pada Desember lalu cenderung variatif (mixed), di antaranya ekspektasi inflasi yang menanjak pasca kenaikan BBM dan melemahnya nilai tukar rupiah.
Namun, dia menuturkan, sentimen positif seperti neraca perdagangan yang berhasil tercatat surplus, windows dressing serta realisasi kenaikan suku bunga the Fed yang belum akan dilakukan dalam jangka pendek, memberikan dampak positif terhadap kinerja bursa saham (IHSG) serta indeks reksa dana khususnya jenis saham dan campuran di bulan Desember lalu.
"Selama bulan Desember, IHSG berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 1,50%, sementara indeks reksa dana saham dan campuran berhasil menanjak masing-masing sebesar 1,62%, dan 1,08% dibandingkan dengan bulan sebelumnya," tutur dia.
Berdasarkan data PT Infovesta Utama, return rata-rata reksa dana saham mencapai 27,86%. Return tersebut tertinggi dibanding reksa dana campuran, yang memberikan return 16,91%, dan reksa dana pendapatan tetap sebesar 7,85%.
Analis riset PT Infovesta Utama Villia Wati mengatakan, kinerja reksa dana saham secara rata-rata sepanjang tahun lalu mampu mencatatkan kinerja lebih unggul dibanding jenis campuran dan pendapatan tetap.
Menurut dia, hal ini didukung oleh kenaikan bursa saham yang melampaui kinerja bursa obligasi di periode tersebut. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga Desember memberikan return rata-rata sebesar 22,29%, sedangkan obligasi hanya 6,39%.
"Secara umum pergerakan bursa saham yang lebih agresif, mengakibatkan kinerja bursa saham tercatat lebih tinggi pada saat kondisi ekonomi yang relatif baik," kata dia kepada Sindonews, Sabtu (10/1/2015).
Sementara itu, kinerja reksa dana sepanjnga 2014 dibanding tahun sebelumnya jauh lebih baik. Pada periode yang sama tahun lalu, return IHSG maupun reksa dana tercatat minus.
"Jika dibandingkan dengan tahun 2013, kinerja reksa dana baik jenis saham, campuran, maupun pendapatan tetap terlihat jauh lebih baik," Vilia.
Dia menjelaskan, kinerja ketiga jenis reksa dana tersebut tercatat negatif selama 2013. Tergerusnya bursa saham dan obligasi yang cukup dalam pasca kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 2013 menjadi sentimen pemberat kinerja reksa dana di tahun tersebut.
Sementara pada 2014, indeks reksa dana berhasil membukukan kinerja cukup impresif ditopang perbaikan beberapa indikator ekonomi, lancarnya pelaksanaan pemilu, serta respon investor yang relatif positif atas kenaikan BBM.
Sementara sentimen yang diduga turut mempengaruhi kinerja bursa saham dan obligasi pada Desember lalu cenderung variatif (mixed), di antaranya ekspektasi inflasi yang menanjak pasca kenaikan BBM dan melemahnya nilai tukar rupiah.
Namun, dia menuturkan, sentimen positif seperti neraca perdagangan yang berhasil tercatat surplus, windows dressing serta realisasi kenaikan suku bunga the Fed yang belum akan dilakukan dalam jangka pendek, memberikan dampak positif terhadap kinerja bursa saham (IHSG) serta indeks reksa dana khususnya jenis saham dan campuran di bulan Desember lalu.
"Selama bulan Desember, IHSG berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 1,50%, sementara indeks reksa dana saham dan campuran berhasil menanjak masing-masing sebesar 1,62%, dan 1,08% dibandingkan dengan bulan sebelumnya," tutur dia.
(rna)