BI Catat Terjadi Perlambatan Usaha pada Kuartal IV 2014
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat terjadi perlambatan kegiatan usaha pada kuartal IV 2014. Hal ini terindikasi dari nilai saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 11,13%, lebih rendah dibandingkan kuartal III 2014, sebesar 11,25% atau periode sama tahun lalu 12,61%.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan, perlambatan kegiatan usaha terutama disebabkan perlambatan pada sektor pertambangan dan penggalian (SBT - 1,76%).
Menurutnya, pada kuartal I 2015, kegiatan usaha diperkirakan meningkat sebagaimana tercermin dari SBT kegiatan usaha sebesar 17,76%.
Kapasitas produksi secara rata rata tetap stabil atau relatif tidak mengalami perubahan dari 78,18% pada kuartal III 2014, menjadi 78,26% pada kuartal IV 2014.
"Kapasitas produksi terpakai pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sementara sektor industri pengolahan meningkat dari kuartal sebelumnya, yakni masing-masing menjadi 81,38% dan 77,04%," kata Tirta, Senin (12/1/2015).
Dia melanjutkan, penurunan kapasitas produksi terpakai terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian.
Di sisi lain, kondisi likuiditas dan rentabilitas perusahaan masih relatif baik meski lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya.
Survei mengkonfirmasi kondisi likuiditas perusahaan pada kuartal IV 2014 relatif baik sebagaimana tercermin dari Saldo Bersih (SB) sebesar 23,07%, atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya dari 28,87%.
"Saldo bersih likuiditas ini terus mengalami penurunan sejak kuartal II 2014," terang Tirta.
Demikian halnya dengan kondisi rentabilitas perusahaan yang relatif baik sebagaimana terindikasi dari SB sebesar 21,14%, atau turun dari 27,09% pada kuartal sebelumnya.
Berdasarkan hasil survei, bahwa akses kredit selama tiga bulan terakhir relatif lebih mudah dibandingkan kuartal sebelumnya.
Menurutnya, kondisi ini tercermin dari saldo bersih sebesar 3,10%, lebih tinggi dibandingkan 1,55% pada kuartal III tahun 2014.
Sementara itu, pada kuartal IV 2014, penyerapan tenaga kerja tercatat lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.
Kondisi ini tercermin dari nilai SBT sebesar 0,10%, lebih rendah dibandingkan 2,62% pada kuartal sebelumnya.
"Hasil survei mengkonfirmasi penurunan penggunaan tenaga kerja antara lain sejalan dengan produksi yang menurun dan efisiensi kerja," kata Tirta.
Penurunan penggunaan tenaga kerja tertinggi, menurut dia terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian (SBT - 1,79%) sejalan dengan kontraksi kegiatan usaha pada sektor tersebut.
Di sisi lain, hasil survei juga mencatat peningkatan penggunaan kerja pada enam sektor dengan peningkatan tertinggi pada sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan (SBT 1,45%) diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi (SBT 0,36%).
Penggunaan tenaga kerja diperkirakan akan meningkat pada kuartal I 2015 sebagaimana terkonfirmasi dari peningkatan SBT menjadi 6,05%.
"Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja tertinggi diperkirakan berasal dari sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dengan SBT sebesar 2,18%," tandasnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan, perlambatan kegiatan usaha terutama disebabkan perlambatan pada sektor pertambangan dan penggalian (SBT - 1,76%).
Menurutnya, pada kuartal I 2015, kegiatan usaha diperkirakan meningkat sebagaimana tercermin dari SBT kegiatan usaha sebesar 17,76%.
Kapasitas produksi secara rata rata tetap stabil atau relatif tidak mengalami perubahan dari 78,18% pada kuartal III 2014, menjadi 78,26% pada kuartal IV 2014.
"Kapasitas produksi terpakai pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sementara sektor industri pengolahan meningkat dari kuartal sebelumnya, yakni masing-masing menjadi 81,38% dan 77,04%," kata Tirta, Senin (12/1/2015).
Dia melanjutkan, penurunan kapasitas produksi terpakai terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian.
Di sisi lain, kondisi likuiditas dan rentabilitas perusahaan masih relatif baik meski lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya.
Survei mengkonfirmasi kondisi likuiditas perusahaan pada kuartal IV 2014 relatif baik sebagaimana tercermin dari Saldo Bersih (SB) sebesar 23,07%, atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya dari 28,87%.
"Saldo bersih likuiditas ini terus mengalami penurunan sejak kuartal II 2014," terang Tirta.
Demikian halnya dengan kondisi rentabilitas perusahaan yang relatif baik sebagaimana terindikasi dari SB sebesar 21,14%, atau turun dari 27,09% pada kuartal sebelumnya.
Berdasarkan hasil survei, bahwa akses kredit selama tiga bulan terakhir relatif lebih mudah dibandingkan kuartal sebelumnya.
Menurutnya, kondisi ini tercermin dari saldo bersih sebesar 3,10%, lebih tinggi dibandingkan 1,55% pada kuartal III tahun 2014.
Sementara itu, pada kuartal IV 2014, penyerapan tenaga kerja tercatat lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.
Kondisi ini tercermin dari nilai SBT sebesar 0,10%, lebih rendah dibandingkan 2,62% pada kuartal sebelumnya.
"Hasil survei mengkonfirmasi penurunan penggunaan tenaga kerja antara lain sejalan dengan produksi yang menurun dan efisiensi kerja," kata Tirta.
Penurunan penggunaan tenaga kerja tertinggi, menurut dia terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian (SBT - 1,79%) sejalan dengan kontraksi kegiatan usaha pada sektor tersebut.
Di sisi lain, hasil survei juga mencatat peningkatan penggunaan kerja pada enam sektor dengan peningkatan tertinggi pada sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan (SBT 1,45%) diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi (SBT 0,36%).
Penggunaan tenaga kerja diperkirakan akan meningkat pada kuartal I 2015 sebagaimana terkonfirmasi dari peningkatan SBT menjadi 6,05%.
"Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja tertinggi diperkirakan berasal dari sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dengan SBT sebesar 2,18%," tandasnya.
(dmd)