10 Juta Penduduk Indonesia Belum Nikmati Listrik
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menyatakan, tingkat rasio elektrifikasi nasional saat ini baru mencapai 84,12% atau sekitar 10 juta penduduk belum menikmati listrik.
"Sampai saat ini, rasio elektrifikasi 84,12% dari persentase tersebut masyarakat yang belum meninkmati listrik 10 juta jiwa," kata Direktur Ketenagalistrikan Jarman saat rapat dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/1/2015).
Menurut Jarman, angka tersebut telah menurun secara drastis di banding 2011 silam, di mana jumlah penduduk yang belum menikmati listrik mencapai 19 juta jiwa.
"Daerah yang paling kecil elektrifikasinya adalah Papua, hanya 43,17%," ungkap dia.
Jarman menjelaskan, tingkat eletrifikasinya di Papua masih minim karena daerahnya sangat luas, dengan tempat tinggal penduduknya terpencar. Sementara daerah lainnya, di antaranya Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan rasio elektrifikasi 59,52%, dan NTB 65,57%.
"Jika melihat Indonesia bagian barat, rata rata rasio elektrifikasi mencapai di atas 80%, Jawa Timur 83,30%, Bali 85,30%, Jakarta 99%, Bangka Belitung mencapai 95,58%," rinci dia.
Pemerintah pada 2020 mendatang menargetkan rasio elektrifikasi nasional mencapai 99%. Setiap tahun rasio elektrifikasi ditambah 3%. Program kelistrikan yang akan ditingkatkan adalah program listrik pedesaan.
"Anggaran dana mencapai Rp2,3 triliun per tahun, pemerintah membantu pemasangan listrik masyarakat miskin yang tinggal di desa," tuturnya.
Dia menyebut, model perhitungan rasio elektrifikasi tiap wilayah berdasarkan jumlah kepala rumah tangga. Data kepala rumah tangga ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang kemudian dihitung ulang berdasarkan jumlah listrik tersambung.
"Jadi, jumlah penduduk dibagi data BPS mengenai kepala rumah tangga untuk kemudian dihitung berdasarkan jumlah listrik yang tersambung. Dari situ keluar angka rasio elektrifkasi," ucapnya.
"Sampai saat ini, rasio elektrifikasi 84,12% dari persentase tersebut masyarakat yang belum meninkmati listrik 10 juta jiwa," kata Direktur Ketenagalistrikan Jarman saat rapat dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/1/2015).
Menurut Jarman, angka tersebut telah menurun secara drastis di banding 2011 silam, di mana jumlah penduduk yang belum menikmati listrik mencapai 19 juta jiwa.
"Daerah yang paling kecil elektrifikasinya adalah Papua, hanya 43,17%," ungkap dia.
Jarman menjelaskan, tingkat eletrifikasinya di Papua masih minim karena daerahnya sangat luas, dengan tempat tinggal penduduknya terpencar. Sementara daerah lainnya, di antaranya Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan rasio elektrifikasi 59,52%, dan NTB 65,57%.
"Jika melihat Indonesia bagian barat, rata rata rasio elektrifikasi mencapai di atas 80%, Jawa Timur 83,30%, Bali 85,30%, Jakarta 99%, Bangka Belitung mencapai 95,58%," rinci dia.
Pemerintah pada 2020 mendatang menargetkan rasio elektrifikasi nasional mencapai 99%. Setiap tahun rasio elektrifikasi ditambah 3%. Program kelistrikan yang akan ditingkatkan adalah program listrik pedesaan.
"Anggaran dana mencapai Rp2,3 triliun per tahun, pemerintah membantu pemasangan listrik masyarakat miskin yang tinggal di desa," tuturnya.
Dia menyebut, model perhitungan rasio elektrifikasi tiap wilayah berdasarkan jumlah kepala rumah tangga. Data kepala rumah tangga ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang kemudian dihitung ulang berdasarkan jumlah listrik tersambung.
"Jadi, jumlah penduduk dibagi data BPS mengenai kepala rumah tangga untuk kemudian dihitung berdasarkan jumlah listrik yang tersambung. Dari situ keluar angka rasio elektrifkasi," ucapnya.
(rna)