Hutama Karya Disuntik Modal Rp3,6 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) akan mendapatkan bantuan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesarRp3,6triliun.
Suntikan modal tersebut akan digunakan untuk membangun dua ruas tol Sumatera dari empat ruas tol yang direncanakan. Direktur Utama PT Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan, pada tahap pertama pihaknya akan membangun ruas Medan-Binjai dengan biaya proyek sekitar Rp1,6 triliun serta Bakauheni-Terbanggi Besar sebesar Rp15 triliun. “Proyek tersebut akan kita barengi dengan pinjaman,” ujar dia di Jakarta pekan lalu.
PMN akan disandingkan denganpinjamandengankomposisi 30% pinjaman untuk membangun ruas Medan-Binjai. Sementarasisanya, akanmemanfaatkan dana internal perusahaan. “Dana internal sendiri artinya kemampuan negara memberikan modal, termasuk kemampuan perusahaan mencari utang,” ucapnya.
Dia juga menjelaskan bahwa saat ini progres tol Medan-Binjai rampung pada tahapan atau seksi pertama detail engineering design (DED) dari seksi yang direncanakan antara lain seksi I Medan-Sei Semayang, seksi II Sei Semayang-Helvetia, serta seksi III Helvetia-Tanjung Mulia.
“Detil desain sudah selesai satu seksi, di mana kita rencanakan ada tiga seksi untuk Medan- Binjai ini. Akhir Juni paling cepat kita bisa konstruksi untuk tahap I,” ucap dia. Dia menambahkan, jika berjalan lancar, terutama dari sisi pembebasan lahan pembangunan kontruksi, diperkirakan hanya berjalan 1,5 tahun atau selesai pada 2016 untuk ruas Medan-Binjai.
“Karena ini tanahnya 70% milik PTPN, saya rasa kalau lancar pembangunan kontruksi bisa rampung dalam jangka waktu 1,5 tahun,” ujarnya. Sebagai informasi, pembangunan empat ruas tol Sumatera, sebagaimana diamanatkan dalam peraturan presiden, membutuhkan anggaran sekitar Rp30 triliun.
Sementara, kemampuan PMN diperkirakan hanya mencapai Rp13 triliun secara bertahap. PT Hutama Karya sendiri rencananya mencari pinjaman untuk memenuhi penyelesaian target empat ruas tol tersebut. Seperti diketahui, sejumlah BUMN mendapatkan bantuan PMN dari pemerintah untuk memberikan keuntungan yang lebih besar kepada negara terhadap proyek-proyek yang telah berjalan.
Hutama Karya merupakan salah satu BUMN dengan jumlah PMN paling besar. Sebelumnya Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan bahwa secara keseluruhan proyek ruas tol Sumatera masih sesuai dengan rencana.
Menurutnya, saat ini yang sedang dalam proses adalah empat ruas tol berdasarkan penunjukan langsung melalui peraturan presiden yakni Medan- Binjai, Palembang-Simpang Indralaya, Pekanbaru-Dumai, serta Bakauheni-Terbanggi Besar “Kita harapkan, ruas tol yang lain dari yang direncanakan terutama yang ada dalam masterplan juga bisa berjalan,” ujar Kepala BPJT Kementerian PUPR Achmad Ghany Gazaly di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ichsan amin
Suntikan modal tersebut akan digunakan untuk membangun dua ruas tol Sumatera dari empat ruas tol yang direncanakan. Direktur Utama PT Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan, pada tahap pertama pihaknya akan membangun ruas Medan-Binjai dengan biaya proyek sekitar Rp1,6 triliun serta Bakauheni-Terbanggi Besar sebesar Rp15 triliun. “Proyek tersebut akan kita barengi dengan pinjaman,” ujar dia di Jakarta pekan lalu.
PMN akan disandingkan denganpinjamandengankomposisi 30% pinjaman untuk membangun ruas Medan-Binjai. Sementarasisanya, akanmemanfaatkan dana internal perusahaan. “Dana internal sendiri artinya kemampuan negara memberikan modal, termasuk kemampuan perusahaan mencari utang,” ucapnya.
Dia juga menjelaskan bahwa saat ini progres tol Medan-Binjai rampung pada tahapan atau seksi pertama detail engineering design (DED) dari seksi yang direncanakan antara lain seksi I Medan-Sei Semayang, seksi II Sei Semayang-Helvetia, serta seksi III Helvetia-Tanjung Mulia.
“Detil desain sudah selesai satu seksi, di mana kita rencanakan ada tiga seksi untuk Medan- Binjai ini. Akhir Juni paling cepat kita bisa konstruksi untuk tahap I,” ucap dia. Dia menambahkan, jika berjalan lancar, terutama dari sisi pembebasan lahan pembangunan kontruksi, diperkirakan hanya berjalan 1,5 tahun atau selesai pada 2016 untuk ruas Medan-Binjai.
“Karena ini tanahnya 70% milik PTPN, saya rasa kalau lancar pembangunan kontruksi bisa rampung dalam jangka waktu 1,5 tahun,” ujarnya. Sebagai informasi, pembangunan empat ruas tol Sumatera, sebagaimana diamanatkan dalam peraturan presiden, membutuhkan anggaran sekitar Rp30 triliun.
Sementara, kemampuan PMN diperkirakan hanya mencapai Rp13 triliun secara bertahap. PT Hutama Karya sendiri rencananya mencari pinjaman untuk memenuhi penyelesaian target empat ruas tol tersebut. Seperti diketahui, sejumlah BUMN mendapatkan bantuan PMN dari pemerintah untuk memberikan keuntungan yang lebih besar kepada negara terhadap proyek-proyek yang telah berjalan.
Hutama Karya merupakan salah satu BUMN dengan jumlah PMN paling besar. Sebelumnya Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan bahwa secara keseluruhan proyek ruas tol Sumatera masih sesuai dengan rencana.
Menurutnya, saat ini yang sedang dalam proses adalah empat ruas tol berdasarkan penunjukan langsung melalui peraturan presiden yakni Medan- Binjai, Palembang-Simpang Indralaya, Pekanbaru-Dumai, serta Bakauheni-Terbanggi Besar “Kita harapkan, ruas tol yang lain dari yang direncanakan terutama yang ada dalam masterplan juga bisa berjalan,” ujar Kepala BPJT Kementerian PUPR Achmad Ghany Gazaly di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ichsan amin
(ars)