BI Optimistis Target Pertumbuhan Tercapai
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah sebesar 5,7% dapat tercapai. Namun, untuk mencapai target tersebut harus ada upaya besar seperti melakukan reformasi struktural.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, untuk mendukung reformasi struktural sejauh ini pemerintah tengah melakukan langkah-langkahnya seperti pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM), penyesuaian harga listrik, dan perizinan satu atap. Menurut dia, langkah-langkah tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai target BI di kisaran 5,4-5,8%.
“Ini semua bentuk-bentuk yang saya rasa harus ditindak lanjuti dengan baik. Tapi, salah satu yang utama adalah peran daripada pengeluaran pemerintah,” kata Agus di Jakarta kemarin. Sebab itu, lanjut Agus, kebijakan ini harus dikawal agar bisa terwujud. Ini akan menjadi sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dia mengakui memang ada dinamika yang cukup tinggi dari kondisi perekonomian seperti harga komoditas yang turun.
“Itu mengakibatkan penerimaan negara ada tekanan,” ungkapnya. Dengan begitu, koordinasi yang baik mutlak harus ditingkatkan. Selain itu, harus terus memperkuat perekonomian Indonesia karena ancaman dari perbaikan ekonomi AS semakin jelas terlihat. “Kita melihat angka pengangguran di AS sudah semakin mengecil, inflasinya sudah semakin tinggi itu tanda-tanda bahwa AS akan menaikkan tingkat bunganya dan itu bisa mengakibatkan negara yang fundamental ekonominya tidak kuat itu terkena capital outflow,” papar Agus.
BI juga akan terus memantau kondisi ekonomi global terkait pernyataan resmi dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2015. IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,5% pada 2015 setelah sebelumnya ditargetkan pada April 2014 yang sebesar 4% dan dipangkas kembali pada Oktober sebesar 3,8%.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan, target pertumbuhan ekonomi yang diasumsikan dalam RAPBN Perubahan 2015 sebesar 5,7% bisa terpenuhi asalkan ada usaha yang lebih dari pemerintah. Dia mengungkap angka pertumbuhan sekitar 5,4-5,8% didukung oleh konsumsi rumah tangga serta konsumsi dan investasi pemerintah.
“Bahkan sektor ekspor diprediksi memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi meskipun tidak terlalu besar,” kata Perry. Sebelumnya Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,8%. Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang didapatkan dari pengaruh quantitive easing (QE) Eropa diperkirakan bisa 0,2%.
Kunthi fahmar sandy
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, untuk mendukung reformasi struktural sejauh ini pemerintah tengah melakukan langkah-langkahnya seperti pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM), penyesuaian harga listrik, dan perizinan satu atap. Menurut dia, langkah-langkah tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai target BI di kisaran 5,4-5,8%.
“Ini semua bentuk-bentuk yang saya rasa harus ditindak lanjuti dengan baik. Tapi, salah satu yang utama adalah peran daripada pengeluaran pemerintah,” kata Agus di Jakarta kemarin. Sebab itu, lanjut Agus, kebijakan ini harus dikawal agar bisa terwujud. Ini akan menjadi sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dia mengakui memang ada dinamika yang cukup tinggi dari kondisi perekonomian seperti harga komoditas yang turun.
“Itu mengakibatkan penerimaan negara ada tekanan,” ungkapnya. Dengan begitu, koordinasi yang baik mutlak harus ditingkatkan. Selain itu, harus terus memperkuat perekonomian Indonesia karena ancaman dari perbaikan ekonomi AS semakin jelas terlihat. “Kita melihat angka pengangguran di AS sudah semakin mengecil, inflasinya sudah semakin tinggi itu tanda-tanda bahwa AS akan menaikkan tingkat bunganya dan itu bisa mengakibatkan negara yang fundamental ekonominya tidak kuat itu terkena capital outflow,” papar Agus.
BI juga akan terus memantau kondisi ekonomi global terkait pernyataan resmi dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2015. IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,5% pada 2015 setelah sebelumnya ditargetkan pada April 2014 yang sebesar 4% dan dipangkas kembali pada Oktober sebesar 3,8%.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan, target pertumbuhan ekonomi yang diasumsikan dalam RAPBN Perubahan 2015 sebesar 5,7% bisa terpenuhi asalkan ada usaha yang lebih dari pemerintah. Dia mengungkap angka pertumbuhan sekitar 5,4-5,8% didukung oleh konsumsi rumah tangga serta konsumsi dan investasi pemerintah.
“Bahkan sektor ekspor diprediksi memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi meskipun tidak terlalu besar,” kata Perry. Sebelumnya Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,8%. Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang didapatkan dari pengaruh quantitive easing (QE) Eropa diperkirakan bisa 0,2%.
Kunthi fahmar sandy
(bbg)