Penurunan Harga Minyak Pengaruhi Tiga Komponen Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Presiden Direktur PT Panin Asset Management, Winston Sual mengatakan, penurunan harga minyak dunia dapat mempengaruhi tiga komponen utama ekonomi, yakni APBN, inflasi, dan Current Account Defisit (CAD).
Menurutnya, penurunan harga minyak berdampak pada perbaikan defisit transaksi berjalan. Dia mencontohkan, apabila harga minyak turun dari USD100 per barrel menjadi USD70 per barrel maka diperkirakan CAD bisa turun dari 3% ke angka 2,2%.
Bahkan, kalau harga minyak turun ke USD50 per barrel maka defisit transaksi berjalan Indonesia bisa menyentuh angka 1,6%. "Dan, kalau defisit transaksi berjalan (CAD) di angka 1,6% maka itu bisa dikatakan CAD paling ideal," ujar Winston, dalam diskusi bertajuk Market Outlok 2015 di Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Dia mengungkapkan, harga minyak turun juga bisa membuat laju inflasi sampai akhir tahun ini bisa rendah. Menurutnya, dengan inflasi rendah maka real interest rate Indonesia bisa dikatakan sangat atraktif.
"Sifat inflasi itu kalau sudah naik, ya naiknya gampang. Tapi, kalau sudah turun, ya susah turunnya. Hasil simulasi kita, apabila betul minyak di level USD50 atau 55 per barel, dan apabila BBM tidak bisa mengikuti harga minyak dunia, maka bukan tidak mungkin inflasi melewati 4%," jelasnya.
Menurutnya, penurunan harga minyak berdampak pada perbaikan defisit transaksi berjalan. Dia mencontohkan, apabila harga minyak turun dari USD100 per barrel menjadi USD70 per barrel maka diperkirakan CAD bisa turun dari 3% ke angka 2,2%.
Bahkan, kalau harga minyak turun ke USD50 per barrel maka defisit transaksi berjalan Indonesia bisa menyentuh angka 1,6%. "Dan, kalau defisit transaksi berjalan (CAD) di angka 1,6% maka itu bisa dikatakan CAD paling ideal," ujar Winston, dalam diskusi bertajuk Market Outlok 2015 di Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Dia mengungkapkan, harga minyak turun juga bisa membuat laju inflasi sampai akhir tahun ini bisa rendah. Menurutnya, dengan inflasi rendah maka real interest rate Indonesia bisa dikatakan sangat atraktif.
"Sifat inflasi itu kalau sudah naik, ya naiknya gampang. Tapi, kalau sudah turun, ya susah turunnya. Hasil simulasi kita, apabila betul minyak di level USD50 atau 55 per barel, dan apabila BBM tidak bisa mengikuti harga minyak dunia, maka bukan tidak mungkin inflasi melewati 4%," jelasnya.
(dmd)