Microsoft Luncurkan Obligasi Terbesar
A
A
A
NEW YORK - Microsoft mengeluarkan obligasi senilai USD10,75 miliar, terbesar sepanjang tahun ini, sebagai bagian upaya mengembalikan uang pada para pemegang sahamnya.
Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya USD7 miliar setelah perusahaan teknologi itu mendapat permintaan hingga USD37 miliar. Penawaran obligasi Microsoft ini hanya sepekan setelah Apple menawarkan USD6,5 miliar, ketiga dalam beberapa tahun untuk membayar pembelian kembali saham.
Langkah ini mendapat dukungan dari besarnya permintaan investor di penjuru dunia untuk obligasi perusahaan berkualitas tinggi tersebut, saat yields obligasi pemerintah turun karena kebijakan quantitative easing (QE). Utang menjadi sangat murah sehingga perusahaan seperti Microsoft lebih memilih mengeluarkan obligasi daripada menggunakan dana tunai.
Apple satu-satunya perusahaan teknologi di dunia dengan rating AAA. “Meski Microsoft memiliki cadangan dana untuk pembayaran kembali secara internal, kami yakin kondisi pasar obligasi tetap menarik untuk emiten berkualitas tinggi,” tutur Michael Dimler, analis teknologi di Morningstar. “Microsoft memiliki sekitar USD8 miliar dana tunai dan instrumen lain yang sangat likuid di dalam negeri, dengan sisa total cadangan dana tunai USD90 miliar di luar negeri,” menurut data Moodys.
Meski demikian, dengan yields obligasi Pemerintah AS yang berada di level terendah, Microsoft mampu menawarkan obligasi berjangka 20 tahun dan lebih lama lagi. Agar berada di level terendah, Microsoft mengeluarkan mayoritas obligasinya dalam jangka 20 tahun dan lebih lama lagi.
Dari total USD10,75 miliar, sebesar USD1,5 miliar dikeluarkan untuk jangka lima tahun, USD1,5 miliar jangka tujuh tahun, USD2,25 miliar jangka 10 tahun, USD1,5 miliar jangka 20 tahun, USD1,75 miliar jangka 30 tahun, dan USD2,25 miliar jangka 40 tahun. Adapun Apple juga meluncurkan obligasinya tepat waktu, bertepatan saat obligasi Pemerintah AS jangka 30 tahun ditutup pada rekor terendah, 2,25%.
Apple mengeluarkan obligasi 3,45% sebesar USD2 miliar untuk jangka 30 tahun. Sejak saat itu yield 30 tahun meningkat sekitar 25bp sehingga dapat membuat obligasi Microsoft lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan Apple dalam jangka 30 tahun.
Microsoft juga telah memaksimalkan kemampuan untuk memanfaatkan suku bunga rendah, termasuk dengan mengeluarkan obligasi dengan jangka waktu lama. Peluncuran obligasi itu dapat membuat rating Microsoft turun jika perusahaan itu tidak dapat mengelola dengan baik. Moody’s juga telah memberikan bendera merah pada Microsoft, memperingatkan rating AAA mereka dapat turun jika menggunakan sebagian hasil dana obligasi itu untuk pembelian kembali saham.
Pembelian kembali saham salah satu hal yang oleh Microsoft disebutkan akan didanai dari peluncuran obligasi itu.
Syarifudin
Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya USD7 miliar setelah perusahaan teknologi itu mendapat permintaan hingga USD37 miliar. Penawaran obligasi Microsoft ini hanya sepekan setelah Apple menawarkan USD6,5 miliar, ketiga dalam beberapa tahun untuk membayar pembelian kembali saham.
Langkah ini mendapat dukungan dari besarnya permintaan investor di penjuru dunia untuk obligasi perusahaan berkualitas tinggi tersebut, saat yields obligasi pemerintah turun karena kebijakan quantitative easing (QE). Utang menjadi sangat murah sehingga perusahaan seperti Microsoft lebih memilih mengeluarkan obligasi daripada menggunakan dana tunai.
Apple satu-satunya perusahaan teknologi di dunia dengan rating AAA. “Meski Microsoft memiliki cadangan dana untuk pembayaran kembali secara internal, kami yakin kondisi pasar obligasi tetap menarik untuk emiten berkualitas tinggi,” tutur Michael Dimler, analis teknologi di Morningstar. “Microsoft memiliki sekitar USD8 miliar dana tunai dan instrumen lain yang sangat likuid di dalam negeri, dengan sisa total cadangan dana tunai USD90 miliar di luar negeri,” menurut data Moodys.
Meski demikian, dengan yields obligasi Pemerintah AS yang berada di level terendah, Microsoft mampu menawarkan obligasi berjangka 20 tahun dan lebih lama lagi. Agar berada di level terendah, Microsoft mengeluarkan mayoritas obligasinya dalam jangka 20 tahun dan lebih lama lagi.
Dari total USD10,75 miliar, sebesar USD1,5 miliar dikeluarkan untuk jangka lima tahun, USD1,5 miliar jangka tujuh tahun, USD2,25 miliar jangka 10 tahun, USD1,5 miliar jangka 20 tahun, USD1,75 miliar jangka 30 tahun, dan USD2,25 miliar jangka 40 tahun. Adapun Apple juga meluncurkan obligasinya tepat waktu, bertepatan saat obligasi Pemerintah AS jangka 30 tahun ditutup pada rekor terendah, 2,25%.
Apple mengeluarkan obligasi 3,45% sebesar USD2 miliar untuk jangka 30 tahun. Sejak saat itu yield 30 tahun meningkat sekitar 25bp sehingga dapat membuat obligasi Microsoft lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan Apple dalam jangka 30 tahun.
Microsoft juga telah memaksimalkan kemampuan untuk memanfaatkan suku bunga rendah, termasuk dengan mengeluarkan obligasi dengan jangka waktu lama. Peluncuran obligasi itu dapat membuat rating Microsoft turun jika perusahaan itu tidak dapat mengelola dengan baik. Moody’s juga telah memberikan bendera merah pada Microsoft, memperingatkan rating AAA mereka dapat turun jika menggunakan sebagian hasil dana obligasi itu untuk pembelian kembali saham.
Pembelian kembali saham salah satu hal yang oleh Microsoft disebutkan akan didanai dari peluncuran obligasi itu.
Syarifudin
(ftr)