Dana Kelolaan Reksa Dana Tumbuh 21,8%
A
A
A
JAKARTA - Total dana kelolaan (asset under management/AUM) reksa dana per akhir Januari 2015 mencapai Rp234,52 triliun atau tumbuh 21,8% dibandingkan Januari 2014 sebesar Rp192,39 triliun.
Jumlah unit penyertaan per akhir Januari 2015 sebesar 145.381 atau tumbuh 17,2% dari Januari tahun sebelumnya sebanyak 124.011. Analis Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, pertumbuhanreksadanaawaltahuninitidak lepas dari pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG).
“IHSG sendiri tahun lalu returnnya 22%. Nah, itu juga mendorong kinerja saham yang cukup bagus. Dana kelolaan reksa dana masih dikontribusi oleh reksa dana saham,” katanya saat dihubungi KORAN SINDOkemarin. Dia melanjutkan, reksa dana saham diprediksikan akan fokus pada tiga sektor. “Tiga sektor tersebut adalah properti, infrastruktur, dan keuangan. Jadi kemungkinan besar sektor tersebut akan menjadi driverterhadap return-nya,” pungkasnya.
Menurut data yang terhimpun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 30 Januari 2015 dana kelolaan reksa dana saham masih memberikan kontribusi terbesar senilai Rp100,01 triliun dibandingkan dengan reksa dana lain. Di sisi lain, reksa dana terproteksi memberikan kontribusi senilai Rp42,6 triliun. Reksa dana fixed income (pendapatan tetap) mencapai Rp35,2 triliun.
Di peringkat keempat terdapat reksa dana mixed(campuran) yang berkontribusi sebesar Rp19,5 triliun, kemudian reksa dana pasar uang sebesar Rp23,2 triliun, dan terakhir reksa dana indeks memberikan kontribusi sebesar Rp516,8 miliar. Reksa dana nonkonvensional (syariah), reksa dana syariah berbasis saham masih mendominasi yakni Rp6,26 triliun.
Kemudian reksa dana campuran sebesar Rp1,7 triliun, syariah berbasis terproteksi sebesar Rp1,4 triliun, reksa dana syariah fixed income sebesar Rp370,3 miliar, sedangkan reksa dana syariah berbasis pasar uang sebesar Rp760,03 miliar, dan terakhir reksa dana syariah berbasis indeks sebesar Rp130,3 miliar.
Desmon menambahkan, awal tahun ini AUM reksa dana berbasis syariah mengalami pertumbuhan. Jika dibandingkan dengan reksa dana syariah pendapatan tetap maupun campuran. Untuk syariah, lanjutnya, tahun ini diprediksikan masih tumbuh seiring dengan pertumbuhan IHSG yang diproyeksikan tahun ini akan tumbuh sekitar 18-20%.” Jadi kalau kita lihat untuk saat ini bursa sudah membuat pengelompokan di syariah cukup besar,” katanya.
Menurutnya, reksa dana non konvensional ini masih memiliki potensi yang cukup besar. “Itu sebenarnya yang sedang dilakukan oleh manajer investasi. Mereka mendiversifikasi kelolaan mereka ke syariah,” pungkasnya. Dia mengungkapkan, pertumbuhan reksa dana syariah masih terbilang kecil, faktor lambatnya pertumbuhan reksa dana syariah karena hampir semua MI memiliki produk reksa dana saham.
Selain itu, minat investor terhadap reksa dana syariah juga belum cukup banyak. “Permintaan terhadap syariah itu sebenarnya saat ini belum terlalu besar animonya dibandingkan dengan saham atau campuran. Jadi saat ini yang banyak diminati di reksa dana saham dan di reksa dana campuran,” paparnya.
Kendati demikian, kurangnya minat investor tersebut ditanggapi serius oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Diamelanjutkan, saat iniOJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang terus melakukan terobosan memperkenalkan tentang varian reksa dana. “Jadi saya lihat dalam lima tahun ke depan kemungkinan AUM-nya tumbuh itu cukup besar,” tambahnya.
Di sisi lain, analis PT pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) Guntur Tri Haryanto mengatakan, prospek reksa dana tahun ini masih positif, terutama untuk reksa dana saham. “Reksa dana saham tahun ini masih prospektif seiring dengan prospek pasar modal yang masih bagus,” katanya.
Guntur melanjutkan, faktor pendukung lain yakni dari pemerintah yang terus menggenjot pembangunan ekonomi. “Terlebih saat ini insentif dari pemerintah untuk mempercepat pembangunan lebih diintensifkan, paling tidak itu gambaran yang bisa kita lihat di RAPBN-P 2015,” pungkasnya.
Arsy ani s
Jumlah unit penyertaan per akhir Januari 2015 sebesar 145.381 atau tumbuh 17,2% dari Januari tahun sebelumnya sebanyak 124.011. Analis Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, pertumbuhanreksadanaawaltahuninitidak lepas dari pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG).
“IHSG sendiri tahun lalu returnnya 22%. Nah, itu juga mendorong kinerja saham yang cukup bagus. Dana kelolaan reksa dana masih dikontribusi oleh reksa dana saham,” katanya saat dihubungi KORAN SINDOkemarin. Dia melanjutkan, reksa dana saham diprediksikan akan fokus pada tiga sektor. “Tiga sektor tersebut adalah properti, infrastruktur, dan keuangan. Jadi kemungkinan besar sektor tersebut akan menjadi driverterhadap return-nya,” pungkasnya.
Menurut data yang terhimpun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 30 Januari 2015 dana kelolaan reksa dana saham masih memberikan kontribusi terbesar senilai Rp100,01 triliun dibandingkan dengan reksa dana lain. Di sisi lain, reksa dana terproteksi memberikan kontribusi senilai Rp42,6 triliun. Reksa dana fixed income (pendapatan tetap) mencapai Rp35,2 triliun.
Di peringkat keempat terdapat reksa dana mixed(campuran) yang berkontribusi sebesar Rp19,5 triliun, kemudian reksa dana pasar uang sebesar Rp23,2 triliun, dan terakhir reksa dana indeks memberikan kontribusi sebesar Rp516,8 miliar. Reksa dana nonkonvensional (syariah), reksa dana syariah berbasis saham masih mendominasi yakni Rp6,26 triliun.
Kemudian reksa dana campuran sebesar Rp1,7 triliun, syariah berbasis terproteksi sebesar Rp1,4 triliun, reksa dana syariah fixed income sebesar Rp370,3 miliar, sedangkan reksa dana syariah berbasis pasar uang sebesar Rp760,03 miliar, dan terakhir reksa dana syariah berbasis indeks sebesar Rp130,3 miliar.
Desmon menambahkan, awal tahun ini AUM reksa dana berbasis syariah mengalami pertumbuhan. Jika dibandingkan dengan reksa dana syariah pendapatan tetap maupun campuran. Untuk syariah, lanjutnya, tahun ini diprediksikan masih tumbuh seiring dengan pertumbuhan IHSG yang diproyeksikan tahun ini akan tumbuh sekitar 18-20%.” Jadi kalau kita lihat untuk saat ini bursa sudah membuat pengelompokan di syariah cukup besar,” katanya.
Menurutnya, reksa dana non konvensional ini masih memiliki potensi yang cukup besar. “Itu sebenarnya yang sedang dilakukan oleh manajer investasi. Mereka mendiversifikasi kelolaan mereka ke syariah,” pungkasnya. Dia mengungkapkan, pertumbuhan reksa dana syariah masih terbilang kecil, faktor lambatnya pertumbuhan reksa dana syariah karena hampir semua MI memiliki produk reksa dana saham.
Selain itu, minat investor terhadap reksa dana syariah juga belum cukup banyak. “Permintaan terhadap syariah itu sebenarnya saat ini belum terlalu besar animonya dibandingkan dengan saham atau campuran. Jadi saat ini yang banyak diminati di reksa dana saham dan di reksa dana campuran,” paparnya.
Kendati demikian, kurangnya minat investor tersebut ditanggapi serius oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Diamelanjutkan, saat iniOJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang terus melakukan terobosan memperkenalkan tentang varian reksa dana. “Jadi saya lihat dalam lima tahun ke depan kemungkinan AUM-nya tumbuh itu cukup besar,” tambahnya.
Di sisi lain, analis PT pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) Guntur Tri Haryanto mengatakan, prospek reksa dana tahun ini masih positif, terutama untuk reksa dana saham. “Reksa dana saham tahun ini masih prospektif seiring dengan prospek pasar modal yang masih bagus,” katanya.
Guntur melanjutkan, faktor pendukung lain yakni dari pemerintah yang terus menggenjot pembangunan ekonomi. “Terlebih saat ini insentif dari pemerintah untuk mempercepat pembangunan lebih diintensifkan, paling tidak itu gambaran yang bisa kita lihat di RAPBN-P 2015,” pungkasnya.
Arsy ani s
(bbg)