Potensi Belanja Online Sangat Besar

Kamis, 12 Februari 2015 - 10:08 WIB
Potensi Belanja Online...
Potensi Belanja Online Sangat Besar
A A A
Melihat peluang bisnis itu, Zalora Indonesia menjadikan Jakarta sebagai salah satu lokasi terbaik untuk The ZALORA Shop di wilayah Asia. Situs belanja online ini ingin menjadi semacam Google atau “mesin pencari” khusus untuk produk fashion dan aksesoris. Seperti apa strategis bisnis yang dilakukan Zalora? Berikut petikan wawancara KORAN SINDO dengan CFO/Finance Director Zalora Indonesia Fransiscus Budi Pranata belum lama ini.

Bagaimana Anda melihat peluang perdagangan elektronik atau e-commerce di Indonesia?

Indonesia pasar yang sangat bagus dan menarik untuk e-commerce . Populasi penduduknya mencapai 250 juta jiwa, tapi persentase belanja online di Indonesia baru 0,1%. Padahal, di China sudah 8% dan Australia bahkan 40%. Kita harapkan dalam lima tahun ke depan terjadi pertumbuhan belanja online di Indonesia hingga delapan puluh kali lipat. Untuk 2015, pelaku industri e-commerce memproyeksikan akan tumbuh dua kali lipat. Sementara angka penjualan melalui e-commerce di Indonesia diperkirakan mencapai USD5 triliun di 2016.

Apa yang mendorong optimisme tersebut?

Jumlah pengakses internet di Indonesia mencapai 80 juta dan akan tumbuh 50% setahun ke depan. Jadi, potensinya besar sekali. Kita lihat dahulu orang belanja online itu umumnya lewat desktop atau PC. Sekarang kebiasaan ini bergeser, yaitu 40%-nya sudah lewat mobile phone, selebihnya masih lewat desktop. Tapi, dalam 1-2 tahun ke depan bisa saja kondisinya berbalik menjadi mobile phone yang dominan dipilih untuk melakukan ecommerce. Transaksi perbankan pun sudah banyak yang dilakukan dengan mobile phone.

Bagaimana halnya dengan pertumbuhan Zalora dan kontribusinya terhadap usaha induk?


Zalora ada di delapan negara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, Hong Kong, dan Australia. Di kawasan Asia-Pasifik ini Indonesia terbesar kontribusinya walaupun persentase belanja online-nya masih kecil. Setiap tahun kami tumbuh berkisar 300%- 400%. Jadi, sangat dahsyat. Apalagi dengan pertumbuhan golongan kelas menengah yang pesat. Kami berharap di tahun kelima (tahun 2016) sudah mencetak profit.

E -commerce apa yang paling prospektif saat ini?

E-commerce yang paling menarik atau paling banyak dicari orang itu urutannya adalah makanan, fashion, gadget , travel, tiket. Kami di Zalora sejak awal fokus ke produk fashion dan aksesoris. Tanpa harus ke mal, orang bisa pesan pakaian lewat mobile phone , dan merek-merek pakaian yang ada di mal juga umumnya tersedia di Zalora. Jadi, kami ingin menjadi semacam Google atau “mesin pencari” untuk fashion . Kami ingin menjadi fashion destination , di mana kalau orang mencari fashion ya di Zalora.

Merek apa saja yang sudah bekerja sama dengan Zalora?

Ada banyak merek, contohnya merek internasional seperti River Island, Lola Skye, Material Girl, Mango. Zalora juga punya private label dengan nama ZALORA yang diluncurkan September 2014. Beberapa desain eksklusif Zalora diproduksi di dalam negeri Indonesia. Bisa dikatakan 60%- 70% itu produk fashion lokal.

Termasuk juga produk fashion batik dan baju muslim. Kami berambisi menjadi capital moslem wear di Indonesia dan Asia. Maka itu, kami juga bekerja sama dengan banyak fashion designer . Juli 2014 kami membikin ajang penghargaan kepada enam desainer fashion muslim terbaik. Jadi, kami benar-benar ingin mengembangkan industri lokal, fashion , dan batik.

Apakah Zalora juga menggandeng usaha kecil dan menengah (UKM) lokal?


Ada sekitar 500 UKM yang sudah bekerja sama. Kami menargetkan jumlahnya bisa meningkat menjadi 5.000 UKM dalam setahun ke depan. Kami kan juga punya market place sehingga orang-orang yang punya desain sendiri bisa menempatkannya di Zalora.

Apakah produk buatan Indonesia itu bisa dipasarkan di jaringan Zalora di negara lain?

Kemungkinan baru akhir 2015. Jadi nantinya pembeli di tujuh negara lainnya bisa order ke Indonesia atau sebaliknya. Sebetulnya permintaan pesanan dari luar banyak, hanya saja kerap terkendala regulasi. Kami mengharapkan pemerintah memberikan kemudahan misalnya dalam ketentuan barang keluar-masuk Indonesia.

Ada rencana ekspansi?

Zalora saat ini punya kapasitas gudang 4.500 dan pada Juli akan pindah ke gudang seluas 14.500 atau merupakan yang terbesar. Kami juga berencana membuka pop-up store di lima kota dalam setahun ke depan, di antaranya Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, dan Makassar.

Konsepnya adalah menggabungkan aktivitas online dan offline dengan penawaran transaksi digital yang cepat, aman, dan nyaman. Konsumen bisa menyentuh, merasakan, dan mencoba produk pilihannya tanpa perlu repot membawa tas belanja ketika keluar dari toko karena semua pembelian akan dikirimkan langsung ke rumah mereka.

Dengan banyaknya pemain, bagaimana strategi yang dilakukan agar bisa bersaing?

Belanja online itu kan umumnya 10%- 15% lebih murah. Apalagi kalau ada promo. Kami di Zalora melakukan pembelanjaan dalam jumlah banyak. Untuk merek Mango saja di lebih dari tujuh negara. Untuk memperkuat sinergi, prinsipal kami tengah menjajaki merger dengan sejumlah perusahaan di antaranya di Amerika Latin, Brasil, Rusia, dan Afrika. Nanti semua akan merger dengan nama Global Fashion Group. Saat merger itu waktu belanjanya kan seluruh dunia, mulai konsumen di Timur Tengah, Rusia, Amerika Latin, Afrika, Asia Pasifik.

Bisnis jasa layanan itu kan harus pandai menjaga kepercayaan dan kesetiaan pelanggan. Bagaimana caranya?

Tentunya harus menjaga awareness dan kepercayaan mereka. Untuk menjaga kepercayaan pelanggan, kami punya customer service lebih dari 100 orang dengan lebih dari 100 line telepon yang siap menerima telepon dari konsumen.

Inda susanti
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0682 seconds (0.1#10.140)